Rabu, 20 April 2011 - 19:15 WIB
LAMPUNG (Pos Kota) – Akibat cemburu rebutan seorang biduan orgen tunggal, Sahab, 34, tewas ditembak polisi di arena pesta pernikahan di Kampung Gunungmenanti, Tumijajar, Tulangbawang Barat, Lampung Utara, Selasa (19/4) malam.
Mendengar ada yang tewas ditembak seorang polisi, warga setempat marah. Ratusan orang kemudian menyerang kantor polsek. Sehingga terjadi bentrokan dan baku tembak antara polisi dengan warga. Akibatnya, seorang warga lagi, Anton, 27, seorang PNS di Metro, tewas tertembak.
Sahab, warga Gunungbatin Udik, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah meninggal dalam perjalanan menuju ke Rumah Sakit Islam (RSI) Bandarjaya, Terbanggibesar, Lampung Tengah.
Anton, warga Gunungbatin Udik, Terusan Nunyai, Lampung Tengah, tewas tertembak saat baku tembak dengan polisi.
Menurut , Pusat, 30, adik sepupu Sahab, Aiptu David menembak Sahab karena cemburu. Di tengah pesta, Sahab menuju panggung dan bersalaman dengan seorang biduan. Tita-tiba Aiptu David menegur dan memarahi korban.
“Ketika itulah sempat cekcok mulut di atas panggung. Sahab kemudian turun dari panggung disusul Aiptu David yang mengarahkan pistol ke dada korban. Saat itu juga terdengar suara tembakan. Tembakan itu mengenai dada dan perut. Akibat banyak kehilangan darah, korban meninggal saat dibawa ke rumah rumah sakit,” kata Pusat, Rabu (20/4).
MENYULUT KEMARAHAN
Kematian Sahab menyulut kemarahan warga Gunungbatin Udik, Lampung Tengah. Malam hari itu, sekitar pukul 22:30, massa di antaranya menggunakan 4 truk, sebuah minibus, puluhan sepeda motor berusaha mendatangi Polsek Tulangbawang Udik yang berada di Pasar Dayamurni.
Ratusan petugas kepolisian sudah berjaga-jagar 20 meter dari kantor polsek, karena sebelumnya telah mendengar kabar warga bakal mendatangi polsek.
Massa yang datang langsung dihadang polisi. Mobil Suzuki Escudo BE 1085 T warna hitam yang berada paling depan mendekati polisi. Dari dalam mobil terdengar teriakan: Serang…! Dan, terdengar suara tembakan dari dalam mobil, sehingga terjadi baku tembak dengan polisi.
Mobil berusaha kabur tetapi gagal, karena ban pecah akibat ditembak polisi. Penumpangnya turun dan kabur. Massa yang di atas truk dan sepeda motor pun kabur menjauhi petugas.Saat itulah, petugas menemukan Anton tewas dekat mobil Escudo miliknya. Dalam mobil, petugas juga menemukan sebuah senjata api rakitan.
Polisi juga menangkap dua warga berikut sebuah sepeda motor dan mobil Escuda. Di polsek, juga tampak sebuah mobil milik wartawan yang kacanya dipecahkan massa.
POS LANTAS DIBAKAR
Tidak lama setelah massa mundur, polisi juga mendapat kabar bahwa Pos Lantas Kalimiring di Kampung Murnijaya, Kecamatan Tumijajar, sekitar 10 km dari Polsek Tulangbawang Udik, dibakar massa.
Kapolres Tulangbawang, AKBP Dwi Iriyanto dan Pejabat Bupati Tulangbawang Barat, Bachtiar Basri masih berada di Polsek Tulangbawang Udik. Tetapi, keduanya enggan berkomentar. “Saya belum bisa berkomentar,” ujar kapolres,
Sementara Bachtiar Basri masih berusaha meredam massa dengan menghubungi sejumlah tokoh masyarakat.
Untuk mengantisipasi massa yang bakal berdatangan, petugas dari Polres Lampung Utara sejak dinihari dikerahkan membantu aparat yang telah berjaga-jaga di sekitar Polsek Tulangbawang Udik.
Sodikin, 42, salah satu kerabat Anton yang ditemui saat dilakukan otopsi mengatakan, ada 3 peluru bersarang di kepala Anton hasil otopsi RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung, Rabu (20/4) petang.
Penembakan tersebut, kata Sodikin, menurut keluarga besar harus diproses, pihaknya sudah menyiapkan pengacara.
Satu anggota Samapta Polres Tulangbawang juga dikabarkan luka pada bagian paha kiri, karena terserempet peluru. Bahkan mobil Yusuf, wartawan Radar Lampung dirusak massa.
BANDAR NARKOBA
Sementara Kabidhumas Polda Lampung, AKBP Sulistiyaningsih mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan, ternyata korban Sahab merupakan bandar narkoba di wilayah Tulangbawang dan masuk DPO.
Sementara Aiptu David yang menembak, saat ini sedang menjalani pemeriksaan terkait keberadaannya di organ tunggal tersebut.
“Masalah penyerangan yang dilakukan 250 warga yang kemudian terjadi baku tembak, apa yang dilakukan polisi sudah melalui prosedur karena massa merangsek mau menyerang polsek,” katanya, kemarin.
Sementara keluarga Anton, meminta polisi menegakkan hukum seadil-adilnya. “Kami mohon jangan ada rekayasa. Soal senjata yang ada di dalam mobil, itu sama sekali tidak benar. Saat penyerbuan warga hanya membawa botol dan kayu. Kami sama sekali tidak membawa senjata api. Saya harap hukum dapat ditegakkan,” kata Lukman, perwakilan keluarga korban.
Lukman juga mempertanyakan keberadaan uang Rp7,4 juta yang dibawa Anton. Dia mengaku, saat berada di Rumah Sakit Ryacudu Kotabumi, perawat mengatakan jika uang yang dibawa Anton telah diserahkan ke polisi.
“Kami ingin tahu uang ke mana sekarang? Selain uang, ada juga dua buah handphone. Itu juga tidak jelas ada di mana sekarang. Kami menuntut keterbukaan, keadilan, dan kejujuran polisi,” lanjut Lukman. (koesma/B)
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/04/20/berebut-biduan-polisi-bentrok-dengan-warga-2-tewas-tertembak
No comments:
Post a Comment