Thursday, 28 April 2011

Keluarga Korban Penembakan Tuntut Ganti Rugi Rp 1 Miliar per Kepala

Polsek Moenamani Kammu Moenamani ludes dibakar di Kabupaten Dogiyai, Papua. TEMPO/ Cunding Levi

TEMPO Interaktif, Jakarta -Jayapura - Keluarga korban penembakan kasus Moenamani, Kabupaten Dogiyai, Papua, minta Polda Papua membayar ganti rugi Rp 1 miliar per kepala. Kasus penembakan yang diduga dilakukan oleh aparat kepolisian pada 13 April lalu itu menewaskan 2 warga, yaitu Dominikus Auwe dan Aloysius Waine. “Dua keponakan saya ditembak tanpa ada peringatan," ujar Markus Waine, paman kedua pelaku yang diduga penjudi itu, Rabu (27/4).


Dominokus Auwe mengalami luka tembak di bagian dada dan kepala. Sedangkan Aloysius Waine menderita luka tembak di dada tembus punggung. Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua-Indonesia menuntut Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Bekto Suprapto mencopot anak buahnya yang bertindak brutal menembaki warga.Selain menuntut uang ganti rugi, pihak keluarga juga minta kepolisian menghukum penembak. “Walaupun dalam adat kami berlaku utang kepala harus dibayar kepala, tapi ini belum menyelesaikan masalah. Kami ingin pelaku ditindak seberat-beratnya. Menghilangkan nyawa orang termasuk pelanggaran HAM,” katanya.

"Ada pembiaran penjualan judi togel di daerah itu. Apalagi terdapat dugaan kuat bahwa praktek judi dibekingi polisi," ujar Markus di Jayapura. Asosiasi mahasiswa juga minta Pemerintah Daerah Papua dan DPRD membuat peraturan daerah larangan perjudian dan peredaran minuman keras. “Paling lambat bulan Mei draf peraturan harus sudah disusun dan dibahas di Dewan," ujar Markus lagi.

CUNDING LEVI

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa_lainnya/2011/04/27/brk,20110427-330324,id.html

Bawa Sajam Pencuri di Rumah Polisi ditembak

http://halosemarang.com/blog/2011/04/27/bawa-sajam-pencuri-di-rumah-polisi-ditembak/

Tiga Pelajar Curi Motor buat Beli Kopi

Adi Sucipto | yuli | Kamis, 28 April 2011 | 07:41 WIB

GRESIK, KOMPAS.com — Polisi Gresik, Jawa Timur, membongkar dua sindikat pencurian sepeda motor jaringan Surabaya dan jaringan pantura sisi Gresik. Ada 11 tersangka, termasuk dua pelajar SMK dan satu pelajar SMP, yang sedang menjalani ujian nasional.


"Sementara jaringan Surabaya menjual hasil curian dalam bentuk utuh. Adanya pelajar yang terlibat ini karena diajak oleh preman atau pelaku yang sudah sering beroperasi," kata Jakub.Dua di antara 11 tersangka itu ditembak kakinya. Pretelan onderdil sepeda motor dan satu sepeda motor Yamaha Vixion dijadikan barang bukti. Saat gelar perkara, Rabu (27/4/2011), Kepala Polres Gresik Ajun Komisaris Besar Jakub Prajogo menjelaskan, jaringan pantura Gresik menjual barang curian dalam bentuk pretelan atau potongan-potongan suku cadang dengan harga Rp 3.700 hingga Rp 4.200 per kilogram.

Tersangka jaringan pantura Gresik yang ditangkap adalah Fatah Miftathul Abdan (26), warga Cangaan, Ujungpangkah; Suhril Khamim (26), warga Ngembo, Ujungpangkah; dan Dedik Khoirul Amin (21), warga Panceng, Kecamatan Panceng.

Adapun dua pelajar SMK dalam sindikat ini adalah KI (18) dari Cangaan, Ujungpangkah, dan FI (19) dari Delegan, Kecamatan Panceng. Seorang lagi masih duduk di bangku SMP, yakni RO (15). Saat ini RO masih diberi kesempatan menuntaskan ujian nasional dulu.

Polisi juga menangkap Latif (37), warga Melirang, Kecamatan Bungah, dan Wahyudi Hartono (33) asal Masangan Timur Bungah yang jadi penadah. Salah seorang tersangka yang berstatus pelajar SMK, KI, mengaku baru pertama kali ini mencuri karena diajak tersangka lain. Uang hasil penjualan potongan-potongan onderdil sepeda motor itu digunakan untuk membeli kopi.

Adapun jaringan Surabaya yang ditangkap adalah Achmad Sugiyanto (48), warga Mulyosari, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, dan Herry Efendi (34), warga Dupak Krembangan, Kota Surabaya.

Dua pelaku itu ditangkap saat mengunakan sepeda motor Yahama Vixion melintas di Jalan Jawa, Gresik, Kota Baru, dan berhenti di depan Rumah Sakit Bersalin Rachmi Dewi. Salah seorang pelaku turun saat mendapatkan sasaran, satunya lagi mengawasi dari atas motor.

Polisi yang mengintainya sempat memberikan tembakan peringatan dan mengejar pelaku. Seorang pelaku yang residivis ditembak kakinya. Menurut tersangka, hasil curian untuk senang-senang dan membeli jaket.

Achmad Sugiyanto mengaku pernah mengambil Honda Megapro L 3479 PD di depan Bank Mitra Syariah Gresik bersama Juki yang masih buron. Heri Efendi pernah mencuri sepeda motor di Surabaya.

http://regional.kompas.com/read/2011/04/28/07411494/Tiga.Pelajar.Curi.Motor.buat.Beli.Kopi.

Tuesday, 26 April 2011

Kondisi Istri Polisi Korban Penembakan Mulai Membaik

Metro Pagi / Hukum & Kriminal / Rabu, 27 April 2011 05:42 WIB

Metrovnews.com, Tasikmalaya: Kondisi istri polisi yang menjadi korban penembakan suaminya yang menjalani perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya, Selasa (26/4) kemarin, sudah mulai membik.

Menurut ibu korban yang berada di lokasi kejadian, anaknya ditembak oleh suaminya sendiri, karena sang polisi cemburu. Bukan saat membersihkan senjata, sebagaiamana disampaikan pihak Kepolisian Resor Tasikmalaya.

Meski sudah membaik, Aida, masih tergeletak lemah di Ruang ICU RSUD Tasikmalaya. Aida sempat kritis saat dibawa ke rumah sakit, Ahad lalu. Aida tertembak pistol suaminya sendiri yang merupakan anggota Polres Tasikmalaya, yang berpangkat Aiptu.

Aida adalah istri kedua pelaku yang dinikahi secara siri tiga bulan lalu. Aida tinggal di rumah kontrakan bersama kedua orang tuanya di Kampung Cilembu, Desa Cikunten, Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya.

Menurut ibu korban, Mumu, sebelum kejadian korban dan pelaku sempat bertengkar selama lima menit. Tidak lama kemudian terdengar suara letusan senjata api.

Sebelumnya Kapolres Tasikmalaya Ajun Komisaris Besar Polisi Prahoro melalui telepon, membantah terjadi penembakan yang dilakukan anggotanya. Menurutnya, korban Aida terkena tembakan secara tidak sengaja. Saat itu menurut Kapolres, pistol yang sedang dibersihkan Aiptu IB tiba-tiba meletus dan mengenai istrinya.

Kapolres menegaskan anggotanya itu kini sedang menjalani pemeriksaan terkait insiden tersebut.(RIZ)

Sempat Dikeroyok Warga, Pencuri Motor Didor Polisi

Selasa, 26 April 2011 - 18:28 WIB

TANGERANG (Pos Kota)- Tersangka pencuri motor Udin Syamsudin,42.yang kepergok mencuri motor di halaman mesjid, usai dikroyok warga, ditembak betisnya oleh buser Polsekta Cipondoh, saat pengembangan,Selasa (26/4).

Menurut Kanit Reskrim Polsek Cipondoh, AKP Ade R Hasibuan, tersangka Kamis (21/4) malam mencuri motor Suzuki Satria milik Ahmad Saifulmilah di parkiran Masjid Al-hidayah Kelurahan Kenanga,Kecamatan Cipondoh. Pencurian itu dilakukan bersama temannya Saiful Bachri,43. Kedua tersangka ditangkap warga dan dikeroyok hingga babak belur.

Atas kejadian itu Kanit Reskrim bersama anggota mengamankan kedua tersangka dan barang bukti 2 motor serta 2 kunci leter T. “Usai saya obati, kedua tersangka dibawa ke rumah kontrakan pelaku untuk pengembangan.Tapi tersangka Udin hendak kabur sehingga terpaksa ditembak paha kanannya,” jelasnya.

Dalam pengembangan , petugas menangkap tersangka Gun dan Yan tersangka penadah motor curian di rumah Gang Kabel Cipondoh. Petugas menyita motor Yamaha Vixion dan Vario yang diduga hasil kejahatan.

Dari hasil pemeriksaan petugas, tersangka Saiful dan Udin sudah 8 kali mencuri motor dan motornya dijual di Malimping Banten dengan harga Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta.(maryoto/B)

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/04/26/sempat-dikeroyok-warga-pencuri-motor-didor-polisi

Rebutan Biduan, Sahab Tewas Didor Oknum Polisi


TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGMENANTI -
Penembakan terhadap Sahab (45) diawali dari perebutan seorang biduan yang bernama Indri (23).

Sahab, warga Gunungbatin Baru, Kecamatan Terusan Nyunyai, Lampung Tengah, tewas ditembak Kanit Provos Polsek Tulangbawang Udik Aipda Avit Kurniawan.

Ia diterjang peluru di tengah pesta pernikahan anak kedua Rosadi (41), di Dusun Sriagung, Kampung Gunungmenanti, Tumijajar, Tulangbawang Barat, Selasa (19/4/2011) lalu sekitar pukul 16.30 WIB.

Hal tersebut terungkap saat Tim Reskrim Polda Lampung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), di depan rumah Abadi (43), Selasa (26/4/2011) petang. Dalam olah TKP terungkap, peristiwa tewasnya Sahab bermula saat korban memanggil Indri, salah satu biduan yang sedang pentas di atas panggung.

Saat itu, Sahab meminta Srimargono (38), rekannya, untuk memanggil Indri melalui M Solihin (34), yang menjadi MC di pesta tersebut.

"Saat dipanggil Sahab, Indri enggan turun karena takut dimarahi oleh Avit yang saat itu berada di rumah Abadi," ujar Solihin kepada Tim Reskrim Polda Lampung.

Sahab, Toni Sapujagat, Srimargono, Abdullah, dan Paryadi, sebelumnya tiba di arena pesta sekitar pukul 16.00 WIB, dengan menumpang Daihatsu Xenia milik Toni Sapujagat. Mereka datang untuk menghadiri pesta tersebut, dan berangkat dari rumah Sahab.(*)

http://www.tribunnews.com/2011/04/27/rebutan-biduan-sahab-tewas-didor-oknum-polisi

Terlibat Pesta Narkoba, Sejumlah Aparat Keamanan Ditangkap

Minggu, 24 April 2011 23:36 WIB

BANJARMASIN--MICOM:
Satuan Narkoba Kepolisian Resor Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menangkap tiga anggota polisi dan TNI, karena diduga terlibat pesta narkoba jenis sabu, Minggu (24/4) dini hari.

"Petugas melakukan penyergapan di dua lokasi berbeda di kawasan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, dan berhasil menangkap tiga orang. Seorang lagi berhasil melarikan diri," tutur Komisaris Besar Hilman Thoyib, Kepala Polresta Banjarmasin, saat dikonfirmasi, Minggu (24/4).

Seorang tersangka, oknum anggota polisi dari kesatuan Propam Polda Kalsel berpangkat briptu, terpaksa ditembak karena melawan saat ditangkap. Briptu YS merupakan oknum polisi yang selama ini dinilai kerap melanggar disiplin.

Briptu YS, tertembak di kaki bagian kanannya dan kini masih mendapatkan perawatan di RS Bhayangkara Polresta Banjarmasin. Selain YS, polisi juga menangkap seorang yang diduga oknum anggota polisi dan seorang lagi diduga oknum anggota TNI Angkatan Udara.

Menurutnya, saat ini pihaknya masih terus melakukan pengembangan kasus tersebut. Dalam penyergapan ini, polisi mendapatkan berbagai barang bukti seperti bong, pipet dan sisa narkoba jenis sabu.

Sebelumnya, Kepala Polda Kalsel Brigjen Syafruddin mengakui peredaran narkoba di Kalsel sudah sangat memprihatinkan. Bahkan, wilayah kaya sumber daya alam ini menjadi target peredaran oleh jaringan narkoba. Tidak hanya di perkotaan, peredaran narkoba juga sampai ke daerah pedalaman. (DY/OL-11)

http://www.mediaindonesia.com/read/2011/04/24/220477/127/101/Terlibat-Pesta-Narkoba-Sejumlah-Aparat-Keamanan-Ditangkap

Sadeli Batal Kuliah karena Ditembak Mati Polisi

Tribunnews.com - Rabu, 27 April 2011 03:31 WIB
Laporan wartawan Sriwijaya Post, Ahmad Farozi

TRIBUNNEWS.COM, MUSIRAWAS -
Sadeli (31) bandit Jalinsum urung melanjutkan kuliah setelah ditembak mati saat penggerebekan di Kelurahan Majapahit Kecamatan Lubuklinggau Timur, Selasa (26/4/2011).

Tersangka dengan 19 kasus kejahatan di Jalinsum yang tinggal di Desa Batugajahlama Kecamatan Rupit Kabupaten Musirawas itu tewas dengan tiga butir peluru bersarang di tubuhnya. Satu peluru di bagian kepala kiri, lalu dada kiri dan pinggang kanan.

"Terakhir saya kontak dengannya Minggu lalu. Katanya dia akan berangkat ke Lampung, dan sudah daftar kuliah, ambil ekstensien atau kuliah malam. Tahu-tahu saya dapat informasi dia meninggal ditembak petugas. Untuk memastikannya, saya datang kesini," ujar Abdul Hamid, salah seorang kerabat tersangka, saat dibincangi Sripo di kamar mayat RS Sobirin Lubuklinggau.

Menurutnya, ia sudah mengetahui jika Sadeli buronan polisi dan sudah termasuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Sebagai kerabat, ia pernah memeringatkan agar yang bersangkutan menghentikan tindakannya.
Apalagi menurut Hamid, ayah tersangka sudah meninggal dunia dan ibunya tuna daksa. "Pembinaan terus kami lakukan, setiap ketemu selalu saya peringatkan. Saya sudah senang ia mau berubah dan ingin kuliah,
tapi kehendak berkata lain," sesalnya, seraya mengatakan, sepengetahuannya, terakhir Sadeli berprofesi sebagai penjual telor ayam yang memasok ke toko-toko.

Kapolres Musirawas AKBP Rizal Syahman Radi melalui Kasatreskrim AKP Suryadi mengatakan, tersangka merupakan DPO sejak tahun 2009. Menurutnya, tersangka diburu karena terlibat enam kali kasus pencurian dengan kekerasan di Jalinsum Kecamatan Karangjaya dan
Muararupit.

"Yang sudah pasti dari keterangan saksi-saksi itu enam kasus. Sedangkan, 13 kasus lainnya, patut diduga ia juga terlibat, karena dari keterangan yang kita kumpulkan mengarah ke dia, jadi sudah 19 kali kasus kejahatan diduga dilakukannya," katanya.

Dijelaskan, kasus terakhir yang dilakukan tersangka pada akhir tahun 2010 lalu. Bahkan, dalam satu kasus sebelumnya, tersangka diduga pernah melakukan penodongan terhadap salah seorang anggota polisi yang tengah melintas di Jalinsum menuju Kecamatan Rupit, dimana korbannya dibacok ditengah jalan.

Saat beraksi ia bersama dengan tiga orang temannya, menggunakan sepeda motor, dengan sasaran pengendara sepeda motor yang tengah melintas di Jalinsum.
Modusnya, pepet, ancam, terjang.

Dikatakan, Sadeli yang menggunakan nama samaran di KTP-nya yaitu Tedi Saputra, terpaksa diberikan tindakan tegas karena berupaya melakukan perlawanan saat akan ditangkap. Saat digerebek, tersangka sempat lari ke kamar mandi, dan melepaskan tiga kali
tembakan kepada petugas.

Karena tidak ingin mengambil resiko, maka petugas terpaksa melepaskan tembakan ke arahnya, setelah sebelumnya tembakan peringatan tak diindahkan. Sadeli akhirnya tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.

"Tersangka sempat akan ditangkap oleh anggota sekitar dua pekan lalu di Kecamatan STL Ulu Terawas, tapi berhasil lolos. Petugas kemudian terus berupaya membuntutinya, dan menemukan ia tinggal di Lubuklinggau, dan disergap pagi ini (kemarin pagi)," ujarnya.

http://www.tribunnews.com/2011/04/27/sadeli-batal-kuliah-karena-ditembak-mati-polisi?utm_term=TRIBUNnews.com&utm_content=Local+Breaking+News&utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

Thursday, 21 April 2011

Tersangka Narkoba Rebut Senjata dan Menembak Polisi

Tribunnews.com - Kamis, 21 April 2011 21:20 WIB

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Hendri Dunan

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI
- Penangkapan gembong pengedar Narkoba di Muaro Jambi berlangsung dramatis. Seorang petugas kesatuan Narkoba Polres Muaro Jambi, Polda Jambi tertembak senjata rekannya sendiri.

Insiden penembakan karena pistol berhasil diraih oleh tersangka yang berhasil dibekuk.

Tersangka yang bernama Marjuki, merebut senjata petugas saat akan dibawa. "Saat dilakukan penangkapan tersangka melakukan perlawanan,"ungkap Kapolres, AKBP Badarudin, Kamis (21/4/2011).

Perlawanan dilakukan saat Marjuki akan dibawa menggunakan motor. Marjuki ketika hendak dinaikkan merebut senjata salah seorang petugas. Namun, petugas yang memiliki senjata masih sempat memegang bagian senjatanya.

Maka aksi saling tarik antara petugas dan tersangka terjadi. Pada saat itulah kemudian senjata meletus dan mengenai salah seorang petugas.

Meskipun berhasil melukai salah seorang petugas yang menangkapnya, Marjuki tetap berhasil diamankan. Marjuki langsung dibawa ke polres Muaro Jambi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Sementara anggota Sat Narkoba yang tertembak diketahui bernama Marbun itu langsung dilarikan ke rumah sakit bayangkara. "Saat ini anggota kami sudah dirawat di Rumah Sakit Bayangkara,"ungkap Kapolres.

Penangkapan Marjuki dilakukan di rumahnya di Tanjung Pasir, Rabu (20/4/2011) pukul 19.30 WIB. Marjuki sendiri dijadikan target oleh sat narkoba Polres Muaro Jambi berdasarkan pengembangan kasus sebelumnya.

Dimana pada waktu yang sama sekira pukul 17.00 WIB, Satnarkoba berhasil mengamankan tersangka lain bernama Muslimin alias Unyil.

"Berdasarkan keterangan Unyil bahwa dirinya mengambil sabu-sabu dari Marjuki alias Pak Ning," terang kapolres.
Ditangan Unyil saat itu berhasil disita narkoba jenis sabu senilai Rp 500 ribu. Selain itu, aparat juga berhasil mengamankan bong yang digunakan sebagai alat hisap. Unyil sendiri berhasil diciduk petugas di SPBU Sengeti. Dari nyanyian Unyil itulah maka dilakukan penangkapan langsung terhadap Marjuki.

http://www.tribunnews.com/2011/04/21/tersangka-narkoba-rebut-senjata-dan-menembak-polisi

Berebut Biduan, Polisi Bentrok Dengan Warga, 2 Tewas Tertembak

Rabu, 20 April 2011 - 19:15 WIB

LAMPUNG (Pos Kota) – Akibat cemburu rebutan seorang biduan orgen tunggal, Sahab, 34, tewas ditembak polisi di arena pesta pernikahan di Kampung Gunungmenanti, Tumijajar, Tulangbawang Barat, Lampung Utara, Selasa (19/4) malam.

Mendengar ada yang tewas ditembak seorang polisi, warga setempat marah. Ratusan orang kemudian menyerang kantor polsek. Sehingga terjadi bentrokan dan baku tembak antara polisi dengan warga. Akibatnya, seorang warga lagi, Anton, 27, seorang PNS di Metro, tewas tertembak.

Sahab, warga Gunungbatin Udik, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah meninggal dalam perjalanan menuju ke Rumah Sakit Islam (RSI) Bandarjaya, Terbanggibesar, Lampung Tengah.

Anton, warga Gunungbatin Udik, Terusan Nunyai, Lampung Tengah, tewas tertembak saat baku tembak dengan polisi.

Menurut , Pusat, 30, adik sepupu Sahab, Aiptu David menembak Sahab karena cemburu. Di tengah pesta, Sahab menuju panggung dan bersalaman dengan seorang biduan. Tita-tiba Aiptu David menegur dan memarahi korban.
“Ketika itulah sempat cekcok mulut di atas panggung. Sahab kemudian turun dari panggung disusul Aiptu David yang mengarahkan pistol ke dada korban. Saat itu juga terdengar suara tembakan. Tembakan itu mengenai dada dan perut. Akibat banyak kehilangan darah, korban meninggal saat dibawa ke rumah rumah sakit,” kata Pusat, Rabu (20/4).

MENYULUT KEMARAHAN

Kematian Sahab menyulut kemarahan warga Gunungbatin Udik, Lampung Tengah. Malam hari itu, sekitar pukul 22:30, massa di antaranya menggunakan 4 truk, sebuah minibus, puluhan sepeda motor berusaha mendatangi Polsek Tulangbawang Udik yang berada di Pasar Dayamurni.

Ratusan petugas kepolisian sudah berjaga-jagar 20 meter dari kantor polsek, karena sebelumnya telah mendengar kabar warga bakal mendatangi polsek.

Massa yang datang langsung dihadang polisi. Mobil Suzuki Escudo BE 1085 T warna hitam yang berada paling depan mendekati polisi. Dari dalam mobil terdengar teriakan: Serang…! Dan, terdengar suara tembakan dari dalam mobil, sehingga terjadi baku tembak dengan polisi.

Mobil berusaha kabur tetapi gagal, karena ban pecah akibat ditembak polisi. Penumpangnya turun dan kabur. Massa yang di atas truk dan sepeda motor pun kabur menjauhi petugas.Saat itulah, petugas menemukan Anton tewas dekat mobil Escudo miliknya. Dalam mobil, petugas juga menemukan sebuah senjata api rakitan.
Polisi juga menangkap dua warga berikut sebuah sepeda motor dan mobil Escuda. Di polsek, juga tampak sebuah mobil milik wartawan yang kacanya dipecahkan massa.

POS LANTAS DIBAKAR
Tidak lama setelah massa mundur, polisi juga mendapat kabar bahwa Pos Lantas Kalimiring di Kampung Murnijaya, Kecamatan Tumijajar, sekitar 10 km dari Polsek Tulangbawang Udik, dibakar massa.
Kapolres Tulangbawang, AKBP Dwi Iriyanto dan Pejabat Bupati Tulangbawang Barat, Bachtiar Basri masih berada di Polsek Tulangbawang Udik. Tetapi, keduanya enggan berkomentar. “Saya belum bisa berkomentar,” ujar kapolres,

Sementara Bachtiar Basri masih berusaha meredam massa dengan menghubungi sejumlah tokoh masyarakat.
Untuk mengantisipasi massa yang bakal berdatangan, petugas dari Polres Lampung Utara sejak dinihari dikerahkan membantu aparat yang telah berjaga-jaga di sekitar Polsek Tulangbawang Udik.
Sodikin, 42, salah satu kerabat Anton yang ditemui saat dilakukan otopsi mengatakan, ada 3 peluru bersarang di kepala Anton hasil otopsi RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung, Rabu (20/4) petang.
Penembakan tersebut, kata Sodikin, menurut keluarga besar harus diproses, pihaknya sudah menyiapkan pengacara.

Satu anggota Samapta Polres Tulangbawang juga dikabarkan luka pada bagian paha kiri, karena terserempet peluru. Bahkan mobil Yusuf, wartawan Radar Lampung dirusak massa.

BANDAR NARKOBA

Sementara Kabidhumas Polda Lampung, AKBP Sulistiyaningsih mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan, ternyata korban Sahab merupakan bandar narkoba di wilayah Tulangbawang dan masuk DPO.
Sementara Aiptu David yang menembak, saat ini sedang menjalani pemeriksaan terkait keberadaannya di organ tunggal tersebut.

“Masalah penyerangan yang dilakukan 250 warga yang kemudian terjadi baku tembak, apa yang dilakukan polisi sudah melalui prosedur karena massa merangsek mau menyerang polsek,” katanya, kemarin.

Sementara keluarga Anton, meminta polisi menegakkan hukum seadil-adilnya. “Kami mohon jangan ada rekayasa. Soal senjata yang ada di dalam mobil, itu sama sekali tidak benar. Saat penyerbuan warga hanya membawa botol dan kayu. Kami sama sekali tidak membawa senjata api. Saya harap hukum dapat ditegakkan,” kata Lukman, perwakilan keluarga korban.

Lukman juga mempertanyakan keberadaan uang Rp7,4 juta yang dibawa Anton. Dia mengaku, saat berada di Rumah Sakit Ryacudu Kotabumi, perawat mengatakan jika uang yang dibawa Anton telah diserahkan ke polisi.
“Kami ingin tahu uang ke mana sekarang? Selain uang, ada juga dua buah handphone. Itu juga tidak jelas ada di mana sekarang. Kami menuntut keterbukaan, keadilan, dan kejujuran polisi,” lanjut Lukman. (koesma/B)

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/04/20/berebut-biduan-polisi-bentrok-dengan-warga-2-tewas-tertembak

Satu Tersangka Bom-Buku Ditembak

VIVAnews - Dua kontrakan di Pondok Kopi digerebek Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri. Lima orang yang diduga pelaku bom-buku ditangkap. Salah satunya dalam kondisi tertembak.

"Saat penggerebekan, Densus sudah mengamankan beberapa tersangka dalam mobil, satu dalam kondisi tertembak bagian betis," kata saksi mata, Zain Aminuddin, Kamis, 21 April 2011.

Zain juga mengaku mendengar percakapan antar anggota Densus saat menggerebek rumah kontrakan di Jalan Rawadas RT01 RW03 Pondok Kopi, Duren Sawit.

"Saat itu, anggota Densus yang menyamar bawa sepeda orang yang tinggal di kontakan Darto," kata dia. "Dia bilang ke temannya, satu orang sudah kita tembak di Perumnas." Perumnas yang dimaksud adalah Perumnas Klender, Pondok Kopi. Diduga, pria yang ditembak itu adalah Wari.

Diceritakan Zain, sepeda yang dibawa anggota Densus itu diletakkan di dalam kontrakan, bersama dua sepeda lainnya. Sebelum meninggalkan lokasi, anggota Densus berpesan, "Pak, jangan dibuka ya, nanti kami datang lagi ke sini."

Sebelumnya, Zain mengatakan, ada dua polisi yang menyamar sebagai penagih hutang atau
debt collector. Mereka menyewa kontrakan di lokasi penggerebekan kedua di Desa Rawadas RT01 RW03, Kelurahan Pondok Kopi.

"Saya
sih percaya saja. Soalnya badannya tinggi tegap," kata Zain Aminuddin, salah satu tetangga kontrakan. Kedua polisi itu kerap berpergian di siang hari. Tetapi saat malam hari, keduanya pasti kembali ke kamar. Dua anggota yang menyamar ini baru menyewa kamar sejak dua minggu lalu.

Bagaimana Zain tahu bahwa dua orang yang menyewa kamar itu polisi? Saat penggerebekan sekitar pukul 05.00 WIB tadi, Zain melihat dua penyewa kamar itu juga ikut menggerebek.

Untuk diketahui, buku-buku berisi bom dikirimkan orang tak dikenal ke sejumlah alamat, yakni: pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdhalla, ke Kantor Badan Narkotika Nasional, ke rumah Ketua Pemuda Pancasila Japto S. Soerjosoemarno, dan ke rumah artis Ahmad Dhani. Bom di Utan Kayu memakan korban. Kasat Reskrim Polresta Jakarta Timur Kompol Dodi Rahmawan putus tangan kirinya disambar ledakan. (kd)

• VIVAnews

http://us.nasional.vivanews.com/news/read/216040-satu-terduga-pelaku-bom-buku-ditembak

Dua Pelaku Curanmor Ditembak Polisi

Indosiar.com, Pontianak - Gepeng dan Ronga, dua orang pelaku pencurian kendaraan bermotor ini dilarikan ke rumah sakit Bhayangkara Polda Kalimantan Barat karna terkena tembakan pada bagian kaki.

Keduanya terpaksa dilumpuhkan polisi dengan timah panas, karena berusaha kabur saat akan ditangkap. Kedua pelaku ditangkap petugas karena adanya keluhan masyrakat seringnya terjadi kehilangan sepeda motor di tempat keramian, di wilayah kota Pontianak.

Dari pengaduan masyarakat, ciri ciri pelaku mengarah kepada dua tersangka. Kedua tersangka lelah lama melakukan aksi pencurian kendaraan bermotor di kota Pontianak dengan menggunakan koci T. Untuk keperluan penyidikan ke dua tersangka di bawa ke mapolresta Pontianak.(Andi Wardayanto/Her)

http://www.indosiar.com/patroli/90358/dua-pelaku-curanmor-ditembak-polisi

Tuesday, 19 April 2011

Kapolres: Sahab Ditembak Mati karena Todongkan Senjata

Tribunnews.com - Rabu, 20 April 2011 02:17 WIB

TRIBUNNEWS.COM, TULANG BAWANG
- Kapolres Tulangbawang AKBP Dwi Irianto menjelaskan, bentrok antar warga Terusan Nyunyai dengan aparat Polsek Tulangbawang Udik di picu upaya penangkapan Sahab (50), warga Terusan Nyunyai yang menjadi DPO Polisi lantaran terlibat kasus Narkoba.

Polisi terpaksa menembak mati Sahab, lantaran melakukan perlawanan dengan mencoba menembak petugas menggunakan Senpi Rakitan yang dibawa olehnya.

"Bentrok di picu upaya penangkapan satu warga atas nama Sahab yang terlibat kasus narkoba. Petugas terpaksa melumpuhkan tersangka karena berusaha melawan petugas dengan menodong senpi rakitan miliknya," jelas Kapolres, kepada sejumlah wartawan Rabu (20/4/2011) dini hari.

Sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa bentrok warga dengan aparat polisi lantaran di picu upaya pengakapan Sahab, yang menjadi DPO polisi karena terlibat kasus Curas.

http://www.tribunnews.com/2011/04/20/kapolres-sahab-ditembak-mati-karena-todongkan-senjata

Ditembak, Pencuri Motor di Warnet

Selasa, 19 April 2011 - 19:37 WIB

TANGERANG (Pos Kota) – Dua tersangka pencuri motor spesialis di parkiran Warnet, terjungkal ditembak Buser Polsekta Ciledug saat kepergok mencuri motor, Selasa (19/4).

Penangkapan dua tersangka Ifan Setiawan,26 dan Safrudin,25 bagai adegan film,karena petugas sempat mengejar pelaku yang mengendarai motor Honda Revo sejauh 2 Km.

Meskipun sudah tertembak kakinya, dua tersangka masih melarikan diri dari Jalan Haji Mencong hingga ke Jalan Jalan Raden Fatah dekat Pasar Lembang sekitar pk.02.00.

Beberapa butir timah panas mengengai kedua kaki tersangka,bahkan bagian pinggang sehingga kedua tersangka ambruk di jalan. “Pada saat akan diringkus keduanya masih berusaha lari,tapi akhirnya berhasil kami ringkus,” jelas Kanit Reskrim Polsekta Ciledug, AKP Paryanto.

Kedua tersangka dibawa petugas ke RS Polri Kramatjati untuk diobati.
Menurut Paryanto, penangkapan kedua tersangka asal Lebak, Banten ini berawal saat keduanya mencuri motor Yamaha Mio milik warga yang sedang main di Warnet Jalan Haji Mencong.

Pada saat bersamaan anggota Patroli sedang melintas di TKP. Karena kedua tersangka tak menggubris tembakan peringatan, akhirnya moncong senjata api petugas diarahkan ke kaki dua tersangka.

Kedua tersangka diduga sudah sering mencuri motor di Warnet, karena banyak warga yang melaporkan kehilangan motor saat bermain Warnet.

“Saya belum bisa periksa tersangka karena masih diobati di RS Polri Kramatjati,” jelas Paryanto sambil mengatakan dari tangan tersangka petugas menyita motor Honda Revo yang dipakai untuk beraksi dan kunci leter T. (maryoto/dms).

http://www.poskota.co.id/kriminal/2011/04/19/ditembak-pencuri-motor-di-warnet

Polri Akan Tindak Bripka Guntur

19/04/2011 17:42
Liputan6.com, Jakarta: Anggota Satuan Narkoba Kepolisian Resor Palu Bripka Guntur Bripka Guntur maupun anaknya akan dikenakan sanksi karena penyalahgunaan senjata api. Ini disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi I Ketut Untung Yoga Ana di Jakarta, Selasa (19/4).

Markas Besar Polri meminta tiap anggotanya selalu berhati-hati menyimpan senjata api. "Senjata itu ibarat istri. Dia harus digengam terus. Dan selalu dikontrol, dia tidak boleh salah penggunaannya," ujar Yoga. Lebih jauh Yoga mengatakan, saat ini Guntur ditangani oleh Propam lantaran dianggap teledor. Sementara Gian, anak Guntur diperiksa di Polres Palu.

Sebelumnya, pada Senin kemarin, Guntur pergi ke kantornya tanpa membawa senjata api. Di rumah, anaknya, Gian tengah bermain bersama Wandi. Melihat senjata ayahnya, Gian mengambil dan memainkannya. Gian lalu mengarahkan senjata ke Wandi karena menduga sudah tak ada peluru. Namun saat ditarik, senjata meletus.(JUM)

18/04/2011 19:46
Liputan6.com, Palu: Ini peringatan buat aparat keamanan; berhati-hatilah menyimpan senjata api. Soalnya, Gian, anak anggota Satuan Narkoba Polres Palu Bripka Guntur, terpaksa berurusan dengan hukum karena menembak temannya sendiri, Wandi, Senin (18/4).

Informasi yang diperoleh SCTV menyebutkan, kasus penembakan berawal ketika Guntur pergi ke kantor tanpa membawa senjata api. Di rumah, Gian tengah bermain bersama Wandi.

Melihat senjata ayahnya ada di rumah, Gian mengambil dan memainkannya. Dia juga sempat mengarahkan senjata tersebut ke arah Wandi karena menduga sudah tak ada peluru. Tak diduga, saat pelatuk ditarik, senjata tersebut ternyata mengeluarkan peluru dan langsung mengenai dahi korban.

Wandi yang mengalami luka serius, langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Palu. Dia dalam kondisi kritis. Menurut dokter, kepala korban tertembus timah panas mulai dari dahi kanan hingga tembus ke dahi kiri.

Gian yang masih berusia 15 tahun diperiksa di Mapolres Palu. Sedangkan Bripka Guntur, pemilik pistol, diperiksa Propam Polda Sulawesi Tengah karena dianggap teledor menyimpan senjata api.(ADI/ULF)
http://berita.liputan6.com/hukrim/201104/330438/polri_akan_tindak_bripka_guntur

Monday, 18 April 2011

Dua Perampas Motor Ditembak Polisi

Selasa, 19 April 2011 - 11:20 WIB

KEMAYORAN ( Pos Kota ) – Dua perampok terpaksa ditembak oleh petugas polisi saat melakukan aksinya di Jalan HBR Motik, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (18/4) malam sekitar pukul 19.20 WIB.

Kejadian berawal ketika kedua tersangka akan merampas sepeda motor Yamaha Mio berwarna merah yang dikendarai oleh Maria Anastasya Opusungguh yang sedang melintas di Jalan HBR Motik.Kebetulan saat kejadian ada petugas kepolisian yang sedang berpatroli dan melihatnya lalu mengejarnya.

Pelaku yang menggunakan motor Kawasaki Ninja B 6368 PPT kabur begitu tahu ada polisi yang mengejarnya lalu menabrak motor yang dikendarai oleh Briptu Riki dan Brigadir Siregar.Setelah terjatuh, Britu Riki mengambil pistol dan melepaskan tembakan ke kedua tersangka.Tersangka Bagas,25 mengalami luka tembak dibagian dadanya, sedangkan tersangka lainnya Rizal,30, mengalami luka tembak dibagian lehernya.Namun anehnya mereka tidak tewas, diduga kedua pelaku memiliki ilmu.

Setelah membuat tersungkur kedua pelaku, Briptu Riki melaporkan kejadian tersebut ke Kanit Polsek Kemayoran AKP Mustakim dan Kapolsek Kemayoran Kompol Robert Sitinjak.Kedua pelaku dilarikan ke Rumas Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk mendapatkan perawatan.(silaen)

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/04/19/dua-perampas-motor-ditembak-polisi

Sunday, 17 April 2011

Keluarga Minta Polisi Penembak Ferry Dihukum Setimpal

Metro Malam / Nusantara / Senin, 18 April 2011 00:16 WIB

Metrotvnews.com, Palu Selatan: Pascatertembaknya Ferry oleh oknum polisi, keluarga menuntut Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) mengusut tuntas kasus tersebut, Ahad (17/4). Orang tua korban tidak bisa menerima kepergian anaknya itu.

Suasana haru masih terlihat di kediaman korban di Palu, Sulawesi Selatan. Keluarga menuntut Polda Sulteng mengusut kasus itu dan menghukum pelaku dengan hukuman setimpal. Jenazah korban dimakankan di pemakaman keluarga, di Jalan Cendrawasih, Palu Selatan. Dalam acara pemakaman itu hadir Wakapolda Sulteng Komisaris Besar Polisi Dono Sukmato dan Kapolres Palu Ajun Komisaris Besar Polisi Dede Gernada.

Sebelumnya, korban Ferry tewas setelah terkena timah panas di bagian punggung. Ferry tewas ditembak Brigadir Satu Idris, anggota Polda Sulteng. Dalam peristiwa itu, korban bersama rekannya mendatangi pelaku di salah satu rumah kost dengan membawa senjata tajam. Meski sudah diperingatkan, korban tetap melawan, Brigadir Satu Idris kemudian menembak Ferry.(****)

http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2011/04/18/126489/Keluarga-Minta-Polisi-Penembak-Ferry-Dihukum-Setimpal

Satu dari Dua Perampok Ditembak Mati

Metrotvnews.com, Makassar: Satu dari dua perampok komplotan "Spiderman" yang biasa beroperasi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, ditembak mati, Senin (21/3) subuh. Satu lainnya menyerah. Polisi juga menyita laptop, handphone, playstation, dan senjata tajam.

Restu dan Uci adalah dua perampok itu. Uci terpaksa ditembak mati karena melawan saat polisi menggerebek sarang kedua perampok itu di Jalan Landak, Mallengkeri.

Restu dan Uci dikenal sadis saat beraksi. Keduanya tak pernah ragu melukai korban yang melawan. Mereka, bukan sekali dua kali, juga pernah menyekap korban. Kepolisian setempat kini tengah memburu anggota Spiderman lainnya.(ICH/Rusli Rauf)

http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/03/21/46029/Satu-dari-Dua-Perampok-Ditembak-Mati/

Saturday, 16 April 2011

Pacaran di Flyover, Motor Dirampas

JAKARTA - Pemandangan pasangan muda-mudi yang sedang pacaran di sejumlah jalan layang di Jakarta mungkin kerap dijumpai. Mereka rata-rata, memarkir motornya di pinggir-pinggir flyover (jembatan layang) dan menikmati pemandangan di sekitarnya dari flyover tersebut.

Tapi, sebaiknya mulai sekarang berhati-hatilah bila Anda ingin berpacaran di flyover, salah-salah Anda malah bisa menjadi korban perampasan.

Seorang perampas sepeda motor ditembak kakinya oleh polisi karena mencoba merampas sepeda motor milik sepasang kekasih Jumat (15/4/2011) dini hari.

Pelaku yang diketahui bernama Surya (34) bersama rekannya menaiki sepeda motor RX King mendatangi korban D di flyover HBR Motik di wilayah Kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus).

Mereka pun merampas sepeda motor Honda Supra milik Yanto yang asyik berpacaran dengan Yeni. Namun kedua korban ini berteriak meminta tolong.

Warga yang mendengar teriakan korban langsung mengejar pelaku. Petugas polisi yang sedang berpatroli memberi tembakan peringatan, korban malah melawan dan terpaksa polisi melepaskan tembakan ke arah kaki pelaku hingga terjatuh, sedangkan dua kawanan lainya berhasil melarikan diri.

Kasusnya kini ditangani Polsek Kemayoran, pelaku di bawah ke Rumah Sakit Polri untuk diobati.
(ugo)

http://news.okezone.com/read/2011/04/15/338/446351/pacaran-di-flyover-motor-dirampas

Oknum Polisi Tembak Warga Hingga Tewas

PALU- Seorang pemuda Fery (21), honorer Pemkab Mamuju Utara, warga Jalan Tanjung Tada Kecamatan Palu Selatan, tewas di Jalan Teluk Tolo tadi malam (16/4). Korban tewas setelah ditembak seorang oknum anggota polisi.
Informasi yang dihimpun di tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Teluk Tolo tadi malam menyebutkan sekitar pukul 21.30, di kompleks kos-kosan nomor 10 terdengar keributan beberapa orang pria. Selang berapa menit warga mendengar suara seperti letusan senjata api sebanyak dua kali. Tidak lama kemudian beberapa warga melihat ada warga yang sudah terkapar berlumuran darah di Jalan Teluk Tolo bawah.
“Yang saya dengar tadi ada suara seperti suara petasan. Tidak lama kemudian ada orang dari bawah cerita kalau ada orang meninggal terkapar di jalan raya,” Heny, warga Jalan Teluk Tolo.
Pantauan di TKP, jasad korban yang mengenakan pakaian kaos putih, terlentang dengan baju berlumuran darah segar. Sementara tubuh korban oleh warga ditutupi dengan koran bekas. Beberapa anggota polisi baik berpakaian preman dan pakaian dinas terlihat sudah berada di TKP dan memasang police line. Beberapa orang pria tampak menangis di sekitar garis polisi sambil menyebut nama Fery. “Fery kenapa kau kasihan, siapa yang bunuh kau,” ujar seorang pria yang malam itu mengenakan kaos merah.
Beberapa orang terlihat mengangkat jasad korban menggunakan mobil patroli menuju ke rumah sakit Bhayangkara. “Tidak usah ada yang angkat, biar kami saja yang angkat ke mobil,” teriak beberapa pria yang disebut-sebut keluarga korban.
Sementara di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulteng, tadi malam tampak dipenuhi kerabat, keluarga korban. Beberapa orang tampak menangis dan ditenangkan oleh keluarga lainnya. Halaman Rumah Sakit Bhayangkara langsung dipadati warga baik keluarga, kerabat dan warga yang kebetulan lewat dan ingin mencari tahu apa yang terjadi malam itu.
Sementara Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Dewa Parsana, yang tadi malam masih berada di Kabupaten Banggai melalui pesan singkat ponselnya, menyatakan permohonan maaf kepada keluarga korban atas kejadian tersebut. “Selaku Kapolda saya mohon maaf kepada keluarga atas kejadian ini, saya selaku pimpinannya pasti akan tindak tegas,” tulis Kapolda. (ron)

http://www.radarsulteng.com/berita/detail/Rubrik/41/27

Wednesday, 13 April 2011

Serang Polisi, Pengedar Sabu Ditembak

Bandarnya Juga Diciduk
Kamis, 14 April 2011


TENGGARONG. Penyamaran petugas Satuan Narkoba Polres Kutai Kartanegara (Kukar), rupanya tidak diketahui Samsi Bahrun alias Ampi (31), pengedar narkoba jenis sabu-sabu di Loa Janan dan sekitarnya. Sehingga sekitar pukul 16.30 Wita, Selasa (13/4) lalu, Ampi mau diciduk.
Tapi lelaki bertubuh tinggi besar itu malah melawan. Terpaksa polisi melumpuhkannya timah panas dan mengenai paha kanannya. Ampi yang tinggal di Jl Soekarno-Hatta, Kelurahan Loa Janan Ilir, Samarinda Seberang itu, terkapar.
"Tersangka (Ampi, Red) memukul dan sempat mencekik anggota kami. Bahkan dia melawan dan berusaha melarikan diri, setelah petugas melepaskan 4 kali tembakan peringatan ke udara. Jadi terpaksa dilumpuhkan," ujar Kapolres Kukar AKBP Fadjar Abdillah, melalui Kasat Narkoba AKP Achadianto, Rabu (13/4).
Tertangkapnya Ampi berawal dari pengembangan penyelidikan. Terungkap, sering terjadi transaksi sabu di Loa Janan. Begitu mendapatkan nomor handphone (HP) Ampi, siasat kemudian diatur. Polisi yang menyamar menjadi pembeli sabu, sepakat bertemu Ampi di Km 5 Desa Purwajaya, Loa Janan.
"Rupanya tersangka (ampi, Red) tidak menyadari jika 'pembeli' kali ini adalah polisi yang menyamar. Dia menyerahkan 2 poket sabu. Ketika selesai bertransaksi, petugas kami langsung menangkapnya. Karena menolak, tersangka melawan," tambah Fadjar.
Mau tidak mau, polisi mengarahkan moncong bedilnya ke kaki Ampi. Karena pria yang bekerja serabutan ini, sama sekali tidak mengurangi perlawanannya, meskipun polisi sudah melepaskan 4 tembakan peringatan. Baru setelah paha kanannya ditembus timah panas, Ampi tak berkutik.
"Setelah tersangka dilumpuhkan, secepatnya dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis," katanya lagi.
Saat perjalanan ke RSUD AM Parikesit, Tenggarong, Ampi sempat buka mulut. Ia mengatakan, sabu itu dibeli dari seorang bandar narkoba bernama Ahmad Rusfendi alias Ahmad (39), warga Jl Soekarno-Hatta, Kelurahan Loa Janan Ilir, Samarinda Seberang.
Sekitar pukul 17.30 Wita, polisi meluncur ke kediaman Ahmad dan menangkap lelaki itu dengan barang bukti 6 poket sabu. "Tersangka (Ahmad, Red) kami bawa ke kantor untuk menjalan proses hukum lebih lanjut. Sedangkan Ampi masih dirawat intensif di rumah sakit. Keduanya dijerat Undang-Undan Psikotropika dengan ancaman pidana paling lama 20 tahun penjara atau denda Rp10 miliar," ujar Fadjar.
Kepada wartawan, Ampi yang terbaring kasur perawatan mengakui semua kalau ia pengedar Sabu. Bahkan dia juga menegaskan, berusaha melawan saat ditangkap polisi, sampai akhirnya ditembak. (idn)

http://www.sapos.co.id/index.php/berita/detail/Rubrik/9/16689

Sunday, 10 April 2011

Keluarga Lehman Tak Terima Polisi Menembak Mati

Tribunnews.com - Senin, 11 April 2011 00:26 WIB
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN
- Kematian Lehman (35) warga Pasar 4,5 Tanjung Beringin, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, yang diduga menjadi bandar sabu-sabu menuai kontroversi. Keluarganya tak yakin jika pria yang ditembak mati oleh polisi tersebut mencoba kabur dan melawan saat ditangkap, Sabtu (9/4/2011). Apa lagi dikabarkan Lehman sampai mengeluarkan senjata api untuk melukai polisi yang hendak menagkapnya.

Keluarga menyayangkan tindakan polisi yang harus menembak mati Lehman. Keluarga Lehman berencana Senin (11/4/2011) akan mempropamkan Dit Narkoba Polda Sumut karena hal tersebut.

“Lehman itu sangat takut sama polisi. Jadi gak mungkin ia melawan, apalagi dikabarkan katanya ia mengeluarkan senjata api untuk melawan polisi,” kata Supiah, saat dihubungi melalui telpon selularnya, Minggu (10/4/2011) malam. Menurutnya, jika memang benar adiknya terbukti bersalah sebagai pengedar narkoba. Apakah tindakan polisi sudah benar menembak matinya?

"Masih banyak lagi pengedar narkoba yang lebih besar lagi di Medan ini. Tapi kenapa adiku yang harus ditembak, kenapa bukan yang lain. Lagian polisi juga sudah tahu identitas dan alamat Lehman. Kalaupun memang ia berhasil meloloskan, kan bisa suatu hari diintai dirumahnya," ujar Supiah dengan suara terisak-isak.

Supiah mengaku heran, ada empat polisi yang ia dengar akan menangkap Lehman, namun peristiwa penembakan bisa terjadi.

"Kenapa untuk menangkap seorang Lehman tidak sanggup. Kenapa polisi harus menembaknya, apakah polisi tidak bisa mengejar dan membekuk Lehman seorang diri. Seharusnya kan dikejar, bukan ditembak seperti itu," ujarnya.

Semasa hidup, dikatakan Supiah, Lehman adiknya tersebut giat bekerja. Selain memiliki dua kios, Lehman juga memiliki puluhan meja biliar. Selain itu, Lehman juga bekerja menjadi agen pupuk.

“Uang dia banyak, untuk apa dia jadi bandar narkoba. Selain bekerja sebagai agen pupuk, adik ku ini juga memiliki dua kios dan puluhan usaha biliar. Dari biliar saja dia bisa untung Rp 15 juta sampai Rp 20 juta," ujarnya yang terkesan tak habis fikir.

"Kalau ada uang, Lehman selalu membawanya dan tidak pernah tinggal dirumah. Baru-baru ini, ia juga minjam uang sebesar 200 juta dari bank. Katannya uang itu untuk membangun usaha grosirnya," katanya.

Supiah juga mengatakan, adiknya, saat keluar rumah membawa uang Rp 50 juta serta perhiasan kalungnya. Namun, setelah kejadian, mereka tidak menemukan uang lima puluh juta yang dibawa Lehman saat keluar dari rumah.

"Keluarga hanya bisa iklas dan berharap polisi bisa menjelaskan kenapa Lehman ditembak mati," ujarnya.

Sebelumnya, Dir Narkoba Polda Sumut, Kombes Jhon Turman Panjaitan saat dikonfirmasi melalui telepon selularnya membenarkan penembakan tersebut.

Menurutnya, saat itu anggotanya Brigadir Yudi Atmaja menyaruh sebagai pembeli barang haram tersebut (Sabu-Sabu).

"Mereka bertemu didepan rumah makan Sederhana Langkat. Lehman masuk ke dalam mobil sedan Brigadir Yudi untuk melakukan transaksi. Begitu transaksi usai, Yudi langsung mengaku polisi. Ternyata membuat Lehman mencoba melawan dengan memukul Yudi. Hingga akhirnya mata sebelah kiri Yudi dipukul dan langsung keluar dari mobil," ujarnya.

Melihat buruannya kabur, Yudi langsung menembak sebanyak satu kali hingga tersangka terkapar dan mengenai punggung sebelah kiri Lehman hingga bersimbah darah.

"Korban mencoba lari, begitu mengetahui bahwa polisi yang sedang melakukan transaksi dengannya," kata Jhon.

http://www.tribunnews.com/2011/04/11/keluarga-lehman-tak-terima-polisi-menembak-mati

Bandar Narkoba Tewas Ditembak Polisi


Langkat , 10 April 2011 13:50
Leman, tersangka bandar narkoba, tewas ditembak aparat Direktorat Narkoba Polda Sumatera Utara, dalam penyergapan di depan rumah makan Sederhana, Jalan Sudirman Stabat, Langkat.

"Benar, ada pelaku narkoba ditembak aparat Dit Narkoba Poldasu, karena pelaku melawan ketika hendak ditangkap," kata AKBP Mardiono, Kepala Satuan Polisi Resort Langkat, ketika dihubungi di Stabat, Minggu (10/4).

Selama ini, Leman, warga Pasar 4,5 Tanjung Beringin, Desa Sukadamai, Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara itu, dikenal sebagai bandar narkoba. Ia sudah lama menjadi incaran polisi. Dari tangan pelaku, polisi mengamankan 31 gram sabu-sabu.

Menurut sejumlah saksi mata, penangkapan dan penembaan itu terjadi pada Sabtu (9/4) sekitar pukul 19.15 WIB, persis di depan rumah makan Sederhana. Saat itu, salah seorang anggota polisi, Brigadir Yudi Atmaja, menyaru sebagai pembeli, yang menghubungi Leman untuk bernegosiasi pembelian narkoba.

Ketika sedang terjadi transaksi, Yudi menyebutkan identitasnya sebagai polisi. Leman pun langsung melakukan perlawanan, sehingga polisi menembak dan mengenai bahu kiri tersangka hingga tembus ke bahu kanan. Tersangka, yang tewas di tempat dibawa ke rumah sakit Insani Stabat, lalu ke RS Bayangkara Poldasu di Medan.

Masyarakat Hinai mengenal Leman dengan berbagai aksi kejahatannya, diantaranya perampokan dan pembobolan rumah. Selain itu, ia juga menjadi bandar narkoba jenis sabu-sabu. Leman menjadi target operasi polisi selama beberapa bulan terakhir ini. [TMA, Ant]

http://www.gatra.com/2011-04-10/artikel.php?id=147107

Thursday, 7 April 2011

Pencuri Tewas Ditembak Polisi

Tribunnews.com - Kamis, 7 April 2011 22:25 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota reserse Serpong menghadiahi timah panas di bagian dada pencuri yang menggunakan modus memecahkan kaca mobil di kawasan jalan raya Kalimantan, BSD Nusa Loka Sektor XIV. 4, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel).

Menurut anggota reserse Serpong yang enggan disebut identitasnya mengatakan, kejadian tersebut bermula saat pelaku tengah melakukan aksinya. Pelaku dengan seorang rekannya yang mengenakan sepeda motor mio warna hitam, bernopol B 6471 WDF memarkir kendaraan disamping mobil Avanza hitam B 1946 SFG.

"Pelaku kemudian memecahkan kaca dan berhasil mengambil sebuah laptop dan kabur," kata Anggota reserse yang enggan disebutkan namanya ini kepada tribunnews.com, Jakarta, Kamis (7/4/2011).

Namun nahas, aksi tersebut ternyata diketahui oleh anggota reserse. Tak mau si buruan lolos, anggota reserse ini langsung memberi tembakan peringatan dan menghadang pelaku. Ketika mendapat hadangan dari aparat, pelaku malah melawan, dan berupaya merebut senjata api dari reserse itu. Akhirnya, sebuah tembakan langsung bersarang di dadanya. Sementara si rekan pencuri, oleh polisi dihadiahi peluru di bagian kaki kiri.


Penulis: Iwan Taunuzi | Editor: Ade Mayasanto
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com
http://www.tribunnews.com/2011/04/07/pencuri-tewas-ditembak-polisi

Polisi Tembak Mati Komplotan Maling Motor di Bekasi

Jumat, 08/04/2011 02:07 WIB
Jakarta
- Aparat Polresta Bekasi menangkap komplotan pencuri motor di Bekasi yang kerap membuat resah. Satu dari tiga tersangka ditembak mati oleh petugas. Komplotan ini pernah mencuri motor milik anggota polisi.

"Mereka sudah beraksi 35 kali di wilayah Polsek Bekasi Utara dan Polsek Medan Satri," kata Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kompol Ade Ary Syam kepada detikcom melalui pesan BlackBerry, Kamis (7/4/2011).

Tiga tersangka itu yakni Ruskan alias Usman, Daud dan Suryadi alias Kocek. Tersangka Usman tewas setelah ditembak polisi.

"Tersangka Usman terpaksa kami tembak karena mencoba melarikan diri saat hendak dilakukan pengembangan," katanya.

Sementara itu, tiga tersangka lain masih DPO yakni Bule, Pelor dan Yius serta Mansur.

Ade menjelaskan, pengungkapan bermula dari adanya informasi masyarakat bahwa di sekitar daerah Tambelang, sering lewat motor hasil curian yang akan disebrangkan ke Karawang. Pada Rabu (6/4), polisi kemudian membuntuti dua tersangka Usman dan Daud yang dicurigai hendak menjual motor hasil curian.

"Kami lalu melakukan pemeriksaan dan ditemukan bungkusan isinya kunci letter yang disimpan di kantung celana," katanya.

Saat itu, dua tersangka menumpang motor Honda Vario. Setelah diinterogasi, ternyata Vario yang dikendarai keduanya adalah hasil curian di Cilincing, Jakarta Utara pada Rabu pagi.

Polisi kemudian menangkap kedua tersangka. "Kemudian kami lakukan pengembangan di Karawang dan tertangkap tersangka Suryadi alias Kucek," jelasnya.

Hasil interogasi ternyata ketiga tersangka beroperasi di wilayah Polsek Bekasi Utara dan Polsek Medan Satria. Para tersangka diduga telah beraksi sebanyak 35 kali.

Pada Kamis (7/4) dinihari, polisi kemudian membawa tersangka Usman untuk pengembangan ke rumah penadah, Mansur di Batujaya, Kerawang. Tersangka juga akan menunjukkan rumah pencuri motor atas nama Bule yang tinggal di daerah Rangkas Dengkok.

Namun, saat Usman turun dari mobil petugas, dia melarikan diri. Petugas kemudian melepaskan tembakan peringatan sebanyak 3 kali ke udara, namun dihiraukan tersangka.

"Tersangka masih berusaha kabur, sehingga akhirnya kita melepaskan tembakan mengenai punggung dua peluru dan paha kanan satu kali," kata Ade.

Dalam perjalanan ke rumah sakit, tersangka meninggal dunia dan selanjutnya dibawa ke RSCM.

Dari para pelaku, polisi menemukan barang bukti berupa seperangkat kunci letter T dan martil, serta 1 unit motor Honda Vario warna merah tahun 2011 milik korban Aipda Samsudin Anggota Pol Airud Mabes Polri, satu unit Kawasaki Ninja Hijau, Motor Honda Beat warna biru dan motor Honda Supra X warna hitam.

(mei/rdf)
http://us.detiknews.com/read/2011/04/08/020709/1611416/10/polisi-tembak-mati-komplotan-maling-motor-di-bekasi?n991101605

Wednesday, 6 April 2011

Zainuddin
05/04/2011 22:14 | Perampokan
Liputan6.com, Makassar: Jafar alias Jack tewas. Dia ditembak dalam sebuah penyergapan yang dilakukan polisi di Jalan Jipang Raya Makassar, Sulawesi Selatan, baru-baru ini. Jack dituduh sebagai gembong perampok dan pencurian kendaraan bermotor di sejumlah wilayah, seperti Makassar, Maros, dan Gowa.

Kapolsekta Rappocini AKP Hariadi mengungkapkan, tersangka adalah buronan polisi. Dia sudah berbulan-bulan dicari. Dalam aksinya, Jack dikenal sadis. Dia tak segan melukai korbannya.

Begitu mengetahui lokasi persembunyian Jack, Satuan Reskrim Polsekta Rappocini langsung menyergapnya. Namun penangkapan tidak berlangsung mudah. Menurut Hariadi, tersangka sempat melawan. Itulah sebabnya polisi mengambil tindakan tegas dengan melepaskan timah panas hingga Jack tersungkur. Namun, bila dicermati, Jack terkapar dengan kaki dan tangan terikat.

Polisi sempat membawa korban ke Rumah Sakit Bhayangkara. Meski sudah mendapat perawatan medis, Jack akhirnya tewas karena kehabisan darah. Sebagai barang bukti, polisi menyita telepon genggam, kartu kredit, dan kartu ATM milik Jack.(ULF)

http://buser.liputan6.com/berita/201104/328028/gembong_rampok_tewas_ditembak

Perampokan di Manado Dilakukan Residivis dari Surabaya

Ilustrasi. TEMPO/Zulkarnain

06 April 2011

TEMPO Interaktif, MANADO - Tim Buru Sergap Kepolisian Resor Kota Mando bekerjasama dengan aparat Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, berhasil mengungkap kelompok pelaku perampokan di depan Gereja Katolik Katedral Hati Tersuci, di Jalan Samratulangi, Kota Manado, Sulawesi Utara.


Kepala Polresta Manado Komisaris Besar Polisi Aridan J Roeroe dalam jumpa pers Selasa malam (5/4) menjelaskan, para pelaku adalah residivis asal Surabaya.

Menurut Roeroe, kelompok yang beranggotakan lima orang itu ditangkap di kawasan Tretes Pasuruan Jawa Timur, Minggu (3/4). Bahkan salah seorang di antaranya sudah lebih dahulu ditangkap aparat Kepolisian Resor Pasuruan karena terlibat kasus narkoba.

Mereka diringkus sesaat meninggalkan sebuah villa dengan menggunakan mobil. Sempat terjadi aksi kejar-kejaran. Bahkan anggota Tim Buser Polresta Manado mengeluarkan tembakan untuk menghentikan kawanan rampok yang ternyata juga telah menjadi residivis dalam kasus penjambretan di wilayah Surabaya.

Dalam pengejaran tersebut, TM alias Tonny harus meregang nyawa karena kehabisan darah setelah ditembak di kaki karena melakukan perlawanan.

Dua orang lainnya masing-masing SD alias Blutus alias Udin dan AS alias Arif juga harus mengalami cacat karena mendapatkan tembakan di bagian kaki. Adapun seorang lagi, S alias Yanto berhasil kabur.

Namun belakangan diinformasikan bahwa Yanto berhasil ditangkap Tim Buser Polrestabes Surabaya.

SD alias Blutus alias Udin serta AS alias Arif, Senin (4/4) dibawa ke Manado untuk menjalani proses hukum. “Mereka sudah dipastikan sebagai pelakunya,” ujar Roeroe.

Dalam kasus ini, Polresta Manado telah mengamankan tiga buah motor yang digunakan para tersangka, yaitu motor Honda Revo hitam DB 5567 GH milik Rayani Irfan, warga Perumnas Paniki Dua, Blok Durian Nomor 19 Mapanget; Suzuki Smash hitam DB 9694 LO milik Ferry Oley, warga Paniki; dan Suzuki Sky Drive DB 9012 LT milik Yanti Amir yang juga warga Perumnas Paniki Mapanget

Selain itu juga disita dua bilah parang yang dijadikan senjata untuk menebas para korban.

Peristiwa di depan Gereja Katedral Hati Tersuci terjadi 20 Desember 2010 lalu. Maria Julitawati yang menjadi korban, tidak hanya kehilangan uang Rp 140 juta, tetapi juga harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit karena kedua tangannya dibacok parang para pelaku.

Peristiwa yang berlangsung pagi hari itu, ketika Maria baru saja pulang dari Bank Mandiri dan berjalan sembari menunggu kendaraan angkutan kota. Namun rupanya gerak-gerik dari korban sudah diincar para pelaku.

Sementara itu, Wakapolresta Manado Ajun Komisaris Besar Jackson Lapalonga mengatakan, selain beraksi di depan Gereja Katedral, para pelaku ini juga merupakan komplotan yang melakukan penjambretan di di lorong Samrat, Kota Manado, 28 Oktober 2010 lalu.

Saat itu karyawan Money Changer Haji La Tunrung diserempet dan dirampas uangnya senilai Rp 80 juta. “Setelah dicek ternyata ada residivis dari Balikpapan dan di Surabaya,” papar Lapalonga. ISA ANSHAR JUSUF.