Wednesday, 2 May 2012

Dua Berandalan Bermotor Ditembak Polisi

Selasa, 1 Mei 2012
GARUT (Suara Karya): Dua berandalan bermotor dari kelompok GBZ ditembak kakinya oleh polisi karena melawan saat hendak ditangkap di markasnya di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin siang.

"Saat ditangkap mereka melawan anggota, makanya kita lumpuhkan," kata Kapolres Garut AKBP Enjang Hasan Kurnia, di Garut, Senin sore.

Dua berandalan bermotor yang ditembak itu adalah Eki (22), warga Cicariang, Desa Bunikasih, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur dan Yogi Gustiana (20) warga Kampung Reungit, Kecamatan Kersamanah, Garut. 

Di tempat yang sama, polisi juga menangkap tiga orang berandalan bermotor yang diduga terlibat pencurian dan kekerasan, yakni Aep dan Deni; warga Kampung Singkup, Desa Girijaya, serta Rival, warga Kampung Cioray, Kecamatan Kersamanah.

Lima anggota kelompok berandalan bermotor itu ditangkap setelah polisi mendapat laporan dari korban kejahatan berandalan bermotor.

"Mereka ini merupakan kelompok baru berandalan bermotor di Garut. Mereka sebelum melakukan aksinya mabuk dulu dengan minum minuman keras dan obat dextro," kata Kapolres.

Berdasarkan hasil penyelidikan dan pengintaian, polisi melakukan penggerebegan dan menangkap lima pelaku di markasnya di kawasan Kersamanah.

Polisi menemukan barang bukti sepeda motor hasil curian dan sebilah pisau belati serta dua sepeda motor yang digunakan para pelaku.

Ulah geng motor memang telah meresahkan warga di berbagai kota. Berbagai kecaman muncul dan desakan mengalir ke polisi untuk menindak tegas geng motor.

Wakil Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Muslim Muis mengatakan, pihak kepolisian agar lebih serius menangani geng motor yang telah meresahkan masyarakat.

"Kalau penanganan tidak serius, tidak mengherankan jika geng motor terus beraksi," katanya di Medan, Minggu.

Menurut Muslim, keberadaan geng motor yang masih terus "bergentayangan" menjadi bukti kuat jika pihak kepolisian kurang serius.

Pihaknya menduga adanya "kekuatan lebih" di jajaran Geng Motor sehingga pihak kepolisian kurang serius atau kurang berani bertindak.

"Mungkin ada anak pejabat atau orang berpengaruh di belakang Geng Motor," katanya.

Selain kurang seriusnya pihak kepolisian, Genk Motor masih merajalela karena lemahnya penegakan hukum yang dilakukan atas tindakan pelanggaran hukum.

Jika penegakan hukum telah maksimal, pihaknya berkeyakinan akan menimbulkan efek jera bagi seluruh pihak yang terlibat dalam genk motor. (Ant/Dwi Putro AA)

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=302354

No comments:

Post a Comment