Sunday 1 April 2012

Tiga Mahasiswa Nommensen Ditembak

 
MEDAN-Situasi di Medan mulai mencekam. Beberapa titik demonstrasi berakhir ricuh. Suasana paling mencekam terjadi di seputaran Kampus Universitas HKPB Nommensen. Tiga mahasiswa dikabarkan tertembak dan tiga polisi berdarah kena lemparan batu.
Tadi malam, suara-suara tembakan gas air mata berulang-ulang kali terdengar untuk membubarkann
mahasiswa Nommensen yang sejak Jumat (30/3) siang, terus menggelar aksi penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Antara mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya massa sendiri, sudah sulit dibedakan. Gerombolan massa, terbelah di sejumlah titik.
Di masing-masing titik konsentrasi massa seperti di Jalan Sutomo arah ke Jalan Mahoni, massa melakukan perlawanan dengan melempari petugas polisi dengan batu dan benda-benda lainnya. Begitu halnya dengan massa yang terkonsentrasi di persimpangan Jalan Sutomo-HM Yamin, juga melakukan perlawanan.
Sekira pukul 22.22 WIB, polisi baik yang berpakaian preman maupun dinas, melakukan penyisiran di Jalan Sutomo Ujung yang menuju Jalan Krakatau. Aksi kejar-kejaran di tengah kegelapan malam pun berlangsung. Terlihat personel polisi berhasil menangkap seseorang, yang diduga provokator dan  dimasukkan ke mobil Barakuda.
Diketahui, mahasiswa yang ditangkap polisi sebanyak sepuluh orang. Selain itu, ada dua orang mahasiswa yang terkena tembakan peluru karet. Salah satu mahasiswa, Daniel (22), mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Nomensen terkena tembakan di dada sebelah kanan, namun tidak mendapat perawatan intensif dari tim medis. Korban langsung dievakuasi rekan-rekannya ke dalam kampus. Salah seorang mahasiswa lainnya, yang juga mahasiswa FH Nomensen, juga terkena tembakan peluru karet di dada sebelah kanannya. Sayangnya, sejauh ini identitas mahasiswa tersebut belum diketahui.
Sementara itu, konsentrasi massa juga terjadi di Jalan Perintis Kemerdekaan, tepatnya di depan Hotel Grand Angkasa-Taman Budaya Medan. Hanya saja, di titik ini tidak ada perlawanan. Diperkirakan, massa merupakan warga setempat yang keluar dan ingin melihat bentrokan yang terjadi malam itu.
Tamu dan pengunjung Hotel Grand Angkasa yang keluar dan menyaksikan bentrokan itu, dibentak polisi untuk masuk ke dalam hotel. Pukul 22.43 WIB, polisi mengusir warga yang berkerumun, persisnya di depan Hotel Grand Angkasa Medan.
Usai mengusir massa yang tersentral di Jalan HM Yamin, ternyata aksi perlawanan kembali terjadi dari titik massa di seputaran Jalan Sutomo-HM Yamin. Pukul 22.43 WIB, polisi menginstruksikan para pengunjung dan tamu Hotel Grand Angkasa yang berhanburan keluar untuk masuk. Suasana kembali memanas di titik massa yang terfokus di Jalan HM Yamin-Jalan Sutomo.
Tampak ada tambahan personel polisi, yang diangkut dengan dua unit mobil polisi dari arah Jalan HM Yamin ke perempatan Jalan Sutomo-Perintis Kemerdekaan. Puncak aksi sejatinya terjadi pada pukul 20.00 WIB. Mahasiswa melakukan perlawanan kepada polisi menggunakan bom molotov, batu, kayu, besi, botol kosong, dan benda-benda lainnya.
Dari pihak polisi, terdapat tiga personel polisi yang menjadi korban pelemparan massa. Sekira pukul, 20.30 WIB, mahasiswa sempat memukul mundur polisi ketika insiden terjadi di Simpang Kemuning/Simpang KA Jalan Perintis Kemerdekaan.
Beberapa mobil polisi yang terparkir di perempatan Jalan Sutomo-Perintis Kemerdekaan antara lain, dua unit Mobil Barakuda, dua unit Watercanon serta satu unit mobil pemadam kebakaran. Aksi semakin memanas, di titik massa yang tersentral di Jalan Sutomo arah ke Jalan HM Yamin. Massa kembali lagi melempari personel polisi dengan batu dan benda-benda lainnya.
Serangan kepada polisi, tidak hanya dari massa yang berkerumun saja, tapi juga dari arah area Kampus Nomensen. Di saat bersamaan juga, polisi memindahkan sembilan orang yang ditangkap, dari Mobil Barakuda ke mobil tahanan polisi BK 25306-II.
Sedangkan itu, Kepala Unit (Kanit) Reskrim Polresta Medan, Kompol Yoris Marzuki memimpin anak buahnya yang berpakaian preman, melakukan penyisiran ke arah Jalan Perintis Kemerdekaan. Yoris terlihat berkoordinasi dengan Kabag Ops Polresta Medan, Kompol SF Napitupulu.
Tak berapa lama, mobil tahanan polisi yang mengangkut sembilan orang yang telah diamankan, dengan dikawal personel Polisi Anti Huru Hara (PHH) yang menggunakan sepeda motor ke Mapoldasu.
Sekira pukul 23.23 WIB, kembali petugas mengamankan seorang demonstran yang mengenakan kaos hitam dan celana loreng, dan langsung dimasukkan ke Mobil Barakuda. Di saat bersamaan, Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu) Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, terlihat datang ke lokasi bentrokan.
Saat personel polisi PHH yang mundur, dan hendak beristirahat di perempatan Jalan Perintis Kemerdekaan-Sutomo, ternyata polisi mendapat serangan dari arah dalam kampus, tepatnya di lantai II dan III kampus tersebut.
Bom molotov berapi, tampak melayang ke arah personel polisi. “Awas-awas, ini botol,” teriak para polisi sembari menghindar.
Sesaat kemudian, melalui pengeras suara Wakil Rektor III Universitas HKBP Nomensen, Maringa Panjaitan meminta, agar mahasiswa untuk keluar dari kampus, dengan bertujuan agar tidak ada penyusup atau provokator di dalam kampus. Mahasiswa dijamin keselamatannya, untuk tidak diamankan oleh petugas polisi.
Saat berdialog dengan Kapoldasu, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, Maringan Panjaitan mengatakan, aksi tersebut tidak murni keseluruhannya adalah mahasiswa Nomensen. Namun telah berbaur dengan mahasiswa dari kampus lainnya.
Menanggapi itu, Kapolda meminta kepada pihak rektorat Universitas Nomensen, untuk menghentikan aktivitas perkuliahan selama satu hari yakni, pada hari ini (31/3).
Sekira pukul 00.30 WIB, Sabtu (31/3), situasi bisa dikondusifkan setelah pasukan ditarik mundur oleh Kapolda.

Medan Siaga Satu

Kenyataan ini membuat Polda Sumut serta seluruh jajarannya langsung memberlakukan status siaga I. Informasi ini didapat Sumut Pos langsung dari Markas Besar Poldasu (Mapoldasu), Jumat (30/3). Adalah Telegram Rahasia (TR) TR Kapolri Nomor: STR /175/III/2012 Tanggal 26 Maret 2012 yang diterima Poldasu menjadi awal. Lalu, TR itu dilanjutkan Wakapoldasu Brigjen Pol Cornelis Hutagaol melalui surat Nomor STR/124/III/2012. Isinya, mengintruksikan ke seluruh jajaran Polda Sumut agar tidak libur dan izin tidak berdinas selama diberlakukan siaga satu.
Siaga satu itu merupakan kewajiban dari pemerintah untuk menjamin situasi aman bagi rakyat, bangsa, dan negara. Dan itu merupakan hal yang biasa diberlakukan ketika suatu negara dalam keadaan bahaya, contohnya terancam teror. Oleh karena itu, masyarakat diimbau agar tidak perlu khawatir kendati status siaga satu diberlakukan.
“Kalau memang Siaga I sudah menjadi keputusan di Kota Medan, kami dari Pemko Medan akan mengimbau mulai dari kepala lingkungan, lurah, kecamatan dan aparat pemerintah di Kota Medan, saya perintahkan untuk secara bersama-sama menjaga kondusifitas kota,” tegas Wali Kota Medan Rahudman Harahap di rumah dinas Jalan Sudirman Medan, kemarin.
Rahudman juga mengaku sudah banyak fasilitas umum di Kota Medan yang menjadi sasaran amuk massa. Namun demikian, Pemko Medan sudah berupaya untuk melakukan perbaikan secepatnya.

Pos Polisi Dibakar

Sebelumnya, Kota Medan diguyur hujan deras dan petir menyambar-nyambar serta mengeluarkan suara yang sangat keras. Usai hujan, mulai reda tiba-tiba perhatian polisi mengarah ke Jalan Patimura dan S Parman. Masa mahasiswa yang melakukan unjuk rasa seketika brutal. Hal ini, menurut informasi yang dihimpun Sumut Pos, dikarenakan petugas kepolisian dikatakan telah menangkap tiga mahasiswa pengunjukrasa.
Hingga mahasiswa meluapkan kemarahan dengan melakukan perusakan hingga  pembakaran Pos Polisi Polsek Medan Baru di Jalan Kapten Patimura, simpang Jalan Jend Sudirman, Medan.
Hal ini juga dibenarkan, Sutarto, Wakil Rektor III Universitas Dharma Agung saat bertemu  Kasat Brimobda Sumut dan Direktur Shabara Polda Sumut.
Kericuhan juga terjadi kemarin sore. Aliansi Mahasiswa Sumatera Utara (AMSU), yang didominasi mahasiswa Universitas Darma Agung berkonsentrasi di Jalan Salendra Medan.  Bahkan ratusan massa mahasiswa yang persenjatai, kayu, dan batu ini, juga melakukan aksi sweeping di jalan raya untuk mencari personel polisi. Namun dalam aksi sweeping itu, mahasiswa tak berhasil menemukan anggota polisi.
Aksi kemarin juga tak terhenti di beberapa titik saja. Sebut saja yang dipelopori IMM dari empat sekretariat universitas seperti USU, UMSU, IAIN dan Unimed.  Selain itu, aksi juga digalang oleh Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Mahasiswa (Gema) Partai Hanura, LSM Generasi Muda Peduli Tanah Air (Gempita) Sumut, dan LSM Penjara “UJ” yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum (Ketum) LSM tersebut, Usman Jabrik. (gus/jon/ari/ram/rud/mag-5/mag-10)

Tiga Mahasiswa Ditembak

Saat aksi mahasiswa UDA, satu mahasiswa tertembak peluru karet. Yakni,  Steven Jery, mahasiswa Fakultas Hukum. Ia tertembak di kaki sebelah kanan, tepatnya di betis.
  1. Mahasiswa Nomensen bernama Daniel dari Fakultas Hukum angkatan 2010, tertembak di bagian rusuk sebelah kanan (malam ini).
  2. Mahasiswa Nomensen (identitas tak diketahui).
http://www.hariansumutpos.com/2012/03/30126/tiga-mahasiswa-nommensen-ditembak.htm

No comments:

Post a Comment