Sumut - Rabu, 04 Apr 2012 01:08 WIB
Stabat, (Analisa). Tersangka kasus cabul, Su (41) Kecamatan Hinai, ditemukan tewas dalam kamar mandi sel tahanan Mapolres Langkat, Selasa (3/4) dinihari.
Polisi menduga, dia tewas diduga akibat menderita sakit epilepsi. Saat ditemukan tahanan lain, posisi wajahnya masuk atau tenggelam ke dalam bak air di kamar mandi sel. Guna mencari tahu penyebabnya, jasadnya dibawa ke RSUD dr Pirngadi Medan untuk otopsi.
Kapolres Langkat AKBP Leonardus Eric Bhismo, SIK, SH, ketika dikonfirmasi Analisa, Selasa (3/4) mengakui, pihaknya sudah melakukan otopsi di RSUD dr Pringadi Medan. Langkah ini diambil setelah ada persetujuan dari pihak keluarga.
"Dugaan sementara sebelum ada hasil otopsi, dia menderita epilepsi, karena saat ditemukan pada pukul 03.00 WIB, dia sedang berada di dalam kamar mandi sel tahanan," jelas Eric.
Saat ini, sambung Eric, hasil otopsinya belum dapat diperoleh, mungkin pekan depan. Namun, dari informasi diperoleh dari tim otopsi, tidak ditemukan luka luar maupun dalam. Bahkan tidak ada lembam dari tubuh korban.
"Kita juga sudah memeriksa atau memintai keterangan dari tiga orang teman selnya dan dua petugas penjaga sel tahanan juga kita mintai keterangan," katanya.
Dari keterangan teman satu selnya, tersangka sudah meninggal ketika dia terbangun tidur dan hendak buang air kecil. Ketika itu tubuh Su sudah berada di dalam bak air kamar mandi. Kejadian itu membuat teman satu selnya geger, lalu menjerit memanggil petugas. Saat itulah, diketahui Su sudah meninggal dunia.
Kasat Reskrim AKP Aldi Subartono SH SIK secara terpisah mengatakan hal yang sama kepada Analisa.
"Hasil otopsinya belum dapat diperoleh sekarang, mungkin seminggu lagi. Namun dari informasi didapat dari tim otopsi, tidak ditemukan luka luar maupun dalam bahkan lembam dari tubuh korban," tegas Aldi.
Seperti diketahui, korban merupakan tahanan Polres Langkat terkait kasus pencabulan terhadap anak tirinya, terjadi awal Maret lalu. Berdasarkan pengaduan diterima polisi, korban ditahan di sel Mapolres sebelum kasusnya dilimpahkan ke kejaksaan.
Di RSUD dr Pirngadi Medan, keluarga korban, Yono (40) warga Jalan Brigif Pasar 12 T. Morawa mengatakan, otopsi dilakukan atas permintaan keluarga untuk memastikan kematian korban. "Ini dilakukan agar tidak ada kecurigaan keluarga dan tidak ada dendam," katanya.
Sebelum meninggal, katanya, korban yang bekerja sebagai agen kelapa di Stabat sempat menelpon keluarganya. "Saya tidak tahu pasti siapa yang ditelponnya, tapi dari keluarga lain menyatakan dia sempat menelpon semalam dan sehat, makanya kami minta visum," jelasnya.
Terkait kasusnya ini, salah satu keluarga mengatakan, baru dua minggu masuk penjara akibat dugaan mencabuli anak tirinya. "Dia diduga memperkosa anak tirinya. Ketahuannya ketika, si anak melakukan tes kesehatan untuk masuk keperawatan. Dari tes kesehatan itu, anak tirinya ini tidak perawan," ungkapnya.
Atas dasar itulah, pihak keluarga melaporkannya ke Polsek Stabat. "Terlepas dari kesalahannya ini, pihak keluarga ingin memastikan kematiannya," jelasnya. Usai diotopsi mayat langsung dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan. (hpg/nai/dgh)
Kapolres Langkat AKBP Leonardus Eric Bhismo, SIK, SH, ketika dikonfirmasi Analisa, Selasa (3/4) mengakui, pihaknya sudah melakukan otopsi di RSUD dr Pringadi Medan. Langkah ini diambil setelah ada persetujuan dari pihak keluarga.
"Dugaan sementara sebelum ada hasil otopsi, dia menderita epilepsi, karena saat ditemukan pada pukul 03.00 WIB, dia sedang berada di dalam kamar mandi sel tahanan," jelas Eric.
Saat ini, sambung Eric, hasil otopsinya belum dapat diperoleh, mungkin pekan depan. Namun, dari informasi diperoleh dari tim otopsi, tidak ditemukan luka luar maupun dalam. Bahkan tidak ada lembam dari tubuh korban.
"Kita juga sudah memeriksa atau memintai keterangan dari tiga orang teman selnya dan dua petugas penjaga sel tahanan juga kita mintai keterangan," katanya.
Dari keterangan teman satu selnya, tersangka sudah meninggal ketika dia terbangun tidur dan hendak buang air kecil. Ketika itu tubuh Su sudah berada di dalam bak air kamar mandi. Kejadian itu membuat teman satu selnya geger, lalu menjerit memanggil petugas. Saat itulah, diketahui Su sudah meninggal dunia.
Kasat Reskrim AKP Aldi Subartono SH SIK secara terpisah mengatakan hal yang sama kepada Analisa.
"Hasil otopsinya belum dapat diperoleh sekarang, mungkin seminggu lagi. Namun dari informasi didapat dari tim otopsi, tidak ditemukan luka luar maupun dalam bahkan lembam dari tubuh korban," tegas Aldi.
Seperti diketahui, korban merupakan tahanan Polres Langkat terkait kasus pencabulan terhadap anak tirinya, terjadi awal Maret lalu. Berdasarkan pengaduan diterima polisi, korban ditahan di sel Mapolres sebelum kasusnya dilimpahkan ke kejaksaan.
Di RSUD dr Pirngadi Medan, keluarga korban, Yono (40) warga Jalan Brigif Pasar 12 T. Morawa mengatakan, otopsi dilakukan atas permintaan keluarga untuk memastikan kematian korban. "Ini dilakukan agar tidak ada kecurigaan keluarga dan tidak ada dendam," katanya.
Sebelum meninggal, katanya, korban yang bekerja sebagai agen kelapa di Stabat sempat menelpon keluarganya. "Saya tidak tahu pasti siapa yang ditelponnya, tapi dari keluarga lain menyatakan dia sempat menelpon semalam dan sehat, makanya kami minta visum," jelasnya.
Terkait kasusnya ini, salah satu keluarga mengatakan, baru dua minggu masuk penjara akibat dugaan mencabuli anak tirinya. "Dia diduga memperkosa anak tirinya. Ketahuannya ketika, si anak melakukan tes kesehatan untuk masuk keperawatan. Dari tes kesehatan itu, anak tirinya ini tidak perawan," ungkapnya.
Atas dasar itulah, pihak keluarga melaporkannya ke Polsek Stabat. "Terlepas dari kesalahannya ini, pihak keluarga ingin memastikan kematiannya," jelasnya. Usai diotopsi mayat langsung dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan. (hpg/nai/dgh)
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/04/04/43998/tahanan_polisi_ditemukan_tewas_di_bak_kamar_mandi/#.T318nO2EOfQ
No comments:
Post a Comment