[SORONG]Pebembakan kembali terjadi di Papua Barat, tepatnya di Perairan Raja Ampat, yang mengakibatkan seorang nelayan tewas.
Menurut informasi yang diperoleh SP, pada Jumat (3/5) malam, korban bernama La Bila Bin Laenggo (19), yang merupakan nelayan asal Buton Sulawesi Tenggara, ditembak oleh petugas tepat di bagian pinggang.
Penembakan itu terjadi, ketika korban sedang bersantai di Pulau Batanta, Kabupaten Raja Ampat, bersama rekan-rekannya.
Korban bersama rekan-rekannya kemudian meninggalkan Pulau Batanta dengan menggunakan perahu Longboat milik Korban.
Pada pukul 14.40 WIT mereka di Selat Kafiau, dan kapal patroli menghampiri perahu korban dan kemudian terjadi perang mulut antara rekan-rekan korban dan petugas patroli kelautan.
Mereka diindikasikan melakukan illegal fishing. Aneh. Padahal banyak kapal asing yang bebas mencuri ikan di perairan Indonesia, tetapi tidak diapa-apakan.
Pada pukul 15.00 WIT, korban dan rekannya yang panik atas tuduhan yang tidak berdasar dan mengada-ada itu, langsung melarikan diri. Petugas pun mengejar.
Sempat terjadi 7 kali peringatan tembakan ke uara dan diduga tidak diindahakan oleh korban. Petugas kemudian menembaki kapal, dan saat itu mengenai korban dan langsung tersungkur.
Jenazah korban pun di bawah ke Pulau Raam, tempat tinggal korban. Sekitar pukul 20.00 WIT, jenazah dibawa ke RSUD Sorong untuk diautopsi.
Keluarga Marah
Sementara itu, puluhan keluarga korban dan Pengurus Ikatan Keluarga Buton memadati ruang jenazah. Mereka tidak terima insiden ini. Amarah terlihat dari wajah dan pembicaraan mereka.
“Sungguh terlalu, kenapa kami selalu ditembak seperti ini, banyak warga kami sudah jadi korban, lalu sampai kapan akan berhenti aksi seperti ini. Kalau memang salah, kenapa dengan mudah saja ditembaki seperti itu?” kata Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara Kota Sorong, Nurhairumah.
Mereka mengutuk tindakan bejat dan tak bertanggung jawab petugas tersebut. “Kalau ada masalah jangan langsung ditembak seperti ini. Sangat biadab tak manusiawi,” katanya sambil menangis.
Sementara itu, Wakil Ketua Ikatan Keluarga Sulawesi Tenggara, Sarpana, mengatakan, pihaknya akan demo dan menuntut semua pihak berwenang selesaikan masalah ini.
“Ini sudah keterlaluan, kalau pakai hukum rimba sampaikan agar kami juga pakai itu. Selama ini kami sangat hargai hukum kita. Warga kami seolah dijadikan bulan-bulanan ditembaki sembarangan. Kami meminta pertanggungjawaban karena ada saksi sudah melihat siapa yang menggunakan senjata untuk menembak,” tegasnya penuh amarah.
Peristiwa penembakan di perairan Raja Ampat, Papua Barat, sering terjadi. Dalam catatan SP, akhir bulan Desember 2012 lalu, terjadi penembakan terhadap tujuh orang nelayan, lima di antaranya tewas. [154]
http://www.suarapembaruan.com/nasional/penembakan-terhadap-warga-sipil-terjadi-lagi-di-raja-ampat/34971
No comments:
Post a Comment