Selasa, 05/06/2012 16:15 WIB
Jakarta Komplotan spesialisasi rumah kosong dibeluk aparat Subdit Jatanras Polda Metro Jaya. Sang 'kapten' HY bahkan tewas ditembak saat melawan polisi.
Komplotan ini biasanya menyasar rumah-rumah penduduk dengan modus bertamu atau berpura-pura menjadi petugas CCTV.
"Kelompok ini spesialisasi mencuri sasaran rumah yang mungkin ditinggal kosong dengan cara merusak pintu dan gembok. Kalau ada pembantu, mereka mengaku suruhan majikan untuk melakukan perbaikan alat komunikasi maupun barang-barang di rumah," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Helmy Santika saat jumpa pres di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (5/6/2012).
Jumlah tersangka yang ditangkap ada 8 orang yakni HY alias HS (48), BS alias KM (39), HR alias JUl (41), BK alias KK (36), AM alias A (32), MH alias A (40), LH alias L (32) dan AA alias P (28). Para tersangka ditangkap di kawasan Jakarta Timur pada Minggu 3 Juni lalu.
"Tiga tersangka yakni HY, AM dan AA adalah residivis dan merupakan DPO kami," kata Helmy.
Polisi terpaksa menembak tersangka HY karena berupaya melawan petugas ketika melarikan diri saat dilakukan pengembangan terhadap pelaku lain dan penadah. HY tertangkap di POM bensin Taman Mini Indah, Jakarta Timur.
"Tersangka luka tembak di bagian kaki dan punggung," ujarnya.
Helmy menjelaskan, kelompok pelaku yang berasal dari Palembang ini berjumlah total 12 orang. Dalam aksinya, para pelaku sering berganti-ganti rekan kerja.
"Aksinya dilakukan 4 orang secara bergantian, dua orang bertugas di luar memantau situasi dan dua lainnya beraksi di rumah korban. Mereka ke lokasi menggunakan dua unit motor," imbuhnya.
Kelompok ini menyasar rumah penduduk yang mewah dan tidak dijaga oleh petugas sekuriti.
Selama tahun 2012 saja, para pelaku telah melakukan aksinya di 18 lokasi di kawasan Jakarta Timur di antaranya, Cibubur, Kampung Rambutan, Bambu Apus, Radar Auri Cibubur, Ciracas, Condet dan Cimanggis, Depok.
"Mereka sangat menguasai wilayah Jakarta Timur," katanya.
Helmy menegaskan, dari setiap aksinya itu tidak ada melibatkan orang dalam. Para pelaku sebelum beraksi lebih dulu mensurvei rumah yang akan menjadi sasarannya.
Modusnya, dengan berpura-pura bertamu ke rumah korban. Bila tidak ada yang menjawab di rumah korban, maka para pelaku masuk dengan cara merusak pintu rumah korban.
"Tidak ditentukan berhari-hari, tetapi kadang-kadang, begitu ada peluang, yang nggak ada sekuritinya, mereka hantam," imbuhnya.
Bila sudah mendapatkan sasaran, dua pelaku kemudian berjaga di depan rumah untuk memantau situasi. Sementara dua lainnya berpura-pura masuk ke dalam rumah dengan cara bertamu.
"Begitu masuk, pelaku menuju kamar korban dan mengambil barang-barang berharga seperti perhiasan, laptop, jam tangan dan uang tunai," ujarnya.
Dari para tersangka, polisi menyita barang bukti berupa 5 unit motor, dua buah obeng besar, 8 unit handphone, 3 buah jam tangan, uang tunai sebesar Rp 1,1 juta.
Kini, polisi tengah memburu 4 tersangka lain berinisial AM, U, UD dan IN yang merupakan penadah. Atas perbuatannya, para tersangka dijerat pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan.
(mei/aan)
Komplotan ini biasanya menyasar rumah-rumah penduduk dengan modus bertamu atau berpura-pura menjadi petugas CCTV.
"Kelompok ini spesialisasi mencuri sasaran rumah yang mungkin ditinggal kosong dengan cara merusak pintu dan gembok. Kalau ada pembantu, mereka mengaku suruhan majikan untuk melakukan perbaikan alat komunikasi maupun barang-barang di rumah," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Helmy Santika saat jumpa pres di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (5/6/2012).
Jumlah tersangka yang ditangkap ada 8 orang yakni HY alias HS (48), BS alias KM (39), HR alias JUl (41), BK alias KK (36), AM alias A (32), MH alias A (40), LH alias L (32) dan AA alias P (28). Para tersangka ditangkap di kawasan Jakarta Timur pada Minggu 3 Juni lalu.
"Tiga tersangka yakni HY, AM dan AA adalah residivis dan merupakan DPO kami," kata Helmy.
Polisi terpaksa menembak tersangka HY karena berupaya melawan petugas ketika melarikan diri saat dilakukan pengembangan terhadap pelaku lain dan penadah. HY tertangkap di POM bensin Taman Mini Indah, Jakarta Timur.
"Tersangka luka tembak di bagian kaki dan punggung," ujarnya.
Helmy menjelaskan, kelompok pelaku yang berasal dari Palembang ini berjumlah total 12 orang. Dalam aksinya, para pelaku sering berganti-ganti rekan kerja.
"Aksinya dilakukan 4 orang secara bergantian, dua orang bertugas di luar memantau situasi dan dua lainnya beraksi di rumah korban. Mereka ke lokasi menggunakan dua unit motor," imbuhnya.
Kelompok ini menyasar rumah penduduk yang mewah dan tidak dijaga oleh petugas sekuriti.
Selama tahun 2012 saja, para pelaku telah melakukan aksinya di 18 lokasi di kawasan Jakarta Timur di antaranya, Cibubur, Kampung Rambutan, Bambu Apus, Radar Auri Cibubur, Ciracas, Condet dan Cimanggis, Depok.
"Mereka sangat menguasai wilayah Jakarta Timur," katanya.
Helmy menegaskan, dari setiap aksinya itu tidak ada melibatkan orang dalam. Para pelaku sebelum beraksi lebih dulu mensurvei rumah yang akan menjadi sasarannya.
Modusnya, dengan berpura-pura bertamu ke rumah korban. Bila tidak ada yang menjawab di rumah korban, maka para pelaku masuk dengan cara merusak pintu rumah korban.
"Tidak ditentukan berhari-hari, tetapi kadang-kadang, begitu ada peluang, yang nggak ada sekuritinya, mereka hantam," imbuhnya.
Bila sudah mendapatkan sasaran, dua pelaku kemudian berjaga di depan rumah untuk memantau situasi. Sementara dua lainnya berpura-pura masuk ke dalam rumah dengan cara bertamu.
"Begitu masuk, pelaku menuju kamar korban dan mengambil barang-barang berharga seperti perhiasan, laptop, jam tangan dan uang tunai," ujarnya.
Dari para tersangka, polisi menyita barang bukti berupa 5 unit motor, dua buah obeng besar, 8 unit handphone, 3 buah jam tangan, uang tunai sebesar Rp 1,1 juta.
Kini, polisi tengah memburu 4 tersangka lain berinisial AM, U, UD dan IN yang merupakan penadah. Atas perbuatannya, para tersangka dijerat pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan.
(mei/aan)
Fokus "Amblas Bersama Hambalang" baca di majalah.detik.com
http://news.detik.com/read/2012/06/05/161555/1933425/10/gembong-pencuri-dengan-modus-bertamu-tewas-didor?9922022
No comments:
Post a Comment