Tuesday, 26 June 2012

Seorang Perampok di Jakut Tewas Ditembak Polisi


RIMANEWS - Satuan Direktorat Reserse dan Kriminal Polda Metro Jaya berhasil meringkus enam orang perampok bersenjata api dengan target utama nasabah bank. Salah satu pelaku, Rizky (25), tewas ditembak karena melawan saat hendak ditangkap petugas.
Informasi Humas Polda Metro Jaya, Rizky tewas tertembak di Apartemen Gading Asri, Jakarta Utara, pada Kamis (21/6). "Penyidik masih mengejar satu pelaku lain, yaitu Muslim alias Guru," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Toni Harmanto.
Lima pelaku lain yang berhasil ditangkap antara lain, Anton (22), Edy (37), AT (45), Hari (36), dan Doni (27). Mereka ditangkap di lima tempat berbeda di Jakarta, Bali, Bandung, Palembang, dan Pekanbaru.
Menurutnya, Rizky merupakan aktor utama di setiap aksi perampokan. Dia tidak segan-segan menembak korban bila melakukan perlawanan. Sementara Doni, Edy, dan Anton berperan mengendarai sepeda motor dan merampas barang milik korban.
"Hari merupakan kapten mereka," katanya.
Keenam pelaku, kata dia, telah 15 kali beraksi di sejumlah tempat, antara lain di Jakarta sebanyak 12 kali, Depok dua kali, dan Bogor satu kali. Total uang yang berhasil dirampok oleh para pelaku Rp 800 juta.
Dalam menjalankan aksinya, para pelaku menggunakan dua modus, yakni memecahkan ban atau kaca kendaraan korban dan mengikuti korban. "Sebelum melumpuhkan korban pelaku terlebih dahulu mengintai korbannya di bank," kata Kepala Sub-Direktorat Kejahatan dan Kekerasan, AKBP Helmy Santika.
Polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti dari para pelaku, antara lain, tiga pucuk senjata, puluhan butir peluru, tiga senjata tajam, telepon genggam, uang tunai Rp 50 juta, lima unit sepeda motor, dan dua unit mobil.
Menurut Helmy, tiga senjata api yang dipakai tersangka dua di antaranya merupakan senjata pabrikan dan satu air softgun. Pihaknya hingga kini masih melakukan penyidikan dari mana para pelaku mendapatkan senjata api itu.
Pelaku dijerat dengan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dan Undang-Undang Darurat No. 12 tahun 1951 tentang kepemilikan senjata api, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun.(yus/mrdk)

http://m.rimanews.com/read/20120625/67161/seorang-perampok-di-jakut-tewas-ditembak-polisi?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter

Teman 'bernyanyi', residivis ditembak polisi


Aksi kejahatan residivis pembunuhan tahun 1998, Novel Fajar Pramana (29), warga Tanah Merah, Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, kembali berakhir di ujung pistol polisi, Senin (25/6). Dia tertembak di bagian kaki kiri, setelah berusaha kabur dari sergapan anggota Unit Jatanum Polrestabes Surabaya.

Pria yang bekerja sebagai kernet mini bus ini diringkus setelah dua komplotannya lebih dulu ditangkap dan 'bernyanyi' di depan polisi.

Dua komplotan Novel yang berkhianat itu adalah Fadli Ibadtullah dan Rizal Rangga Wijaya. Dua pelaku pencurian motor (curanmor) ini enggan tinggal berdua di hotel prodeo. Karena itu, mereka pun menunjukkan keberadaan Novel kepada petugas.

"Memang ini adalah hasil pengembangan dari kasus sebelumnya. Dalam sindikat curanmor ini, Novel bertindak sebagai eksekutor," terang Kasat Reskrim AKBP Farman didampingi Kanit Jatanum AKP M Yunus Saputra.

Dari keterangan Novel, petugas juga sedang memburu penadah hasil kejahatan Novel cs, Said. "Kami sudah mencoba mengembangkan ke Bangkalan, tapi belum membuahkan hasil," sahut Yunus.

Dari hasil pemeriksaan, sebelum beraksi, ketiga tersangka ini bertemu di Warung Giras Jalan Tanah Merah. Selanjutnya dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Mio milik Rizal yang juga selalu membawa kunci T, mereka bertiga keliling berboncengan.

Jika melihat ada sasaran motor dan situasi sekitarnya sepi, pelaku berhenti dan beraksi. Novel dengan kunci T langsung merusak kunci stir dan membawa motornya. Sedang dua komplotan lainnya, bertugas mengawasi lokasi kejadian. Setelah berhasil, motor langsung dilarikan ke Bangkalan, Madura untuk dijual ke penadah.

Dari catatan kepolisian, setidaknya sudah tiga motor berhasil mereka gondol, di antaranya Yamaha Jupiter MX, Warna Hitam, Tahun 2007, AE-3184-JK; Yamaha Vega Warna Putih, Tahun 2010, N-3635-OI dan Yamaha Jupiter Z, Warna Biru, Tahun 2009, DK-3076-IA.

"Tapi tidak menutup kemungkinan, ada aksi kejahatan yang belum mereka akui. Kami akan kembangkan," tegas Farman.

Sementara itu, Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya, Kompol Suparti menerangkan, kalau pria dengan tato di kedua lengannya ini, merupakan residivis pembunuhan di Mojokerto pada tahun 1998 silam.

"Dia divonis 10 tahun penjara. Selanjutnya, keluar dari tahanan di kembali ditangkap anggota Polwiltabes (sekarang Polrestabes Surabaya) karena aksi pencurian dan dihukum empat tahun penjara," terang Suparti.

Dua kali masuk tahanan, lanjut mantan Kapolsek Asemrowo ini, Novel kembali beraksi dengan dua temannya yang kini menjalani hukuman di Rutan Medaeng.

"Dari hasil pengembangan kasus dua tersangka itulah, kami berhasil menangkap tersangka Novel. Saat ditangkap, tersangka berusaha kabur sehingga terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas," pungkas Suparti.
[ren]


http://www.merdeka.com/peristiwa/teman-bernyanyi-residivis-ditembak-polisi.html

Dua Polisi Ditembak di Jalur Freeport Timika

nasional - Senin, 25 Juni 2012 | 19:44 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Dua anggota polisi yang tengah berpatroli di jalur PT Freeport Indonesia, Timika, Papua, terkena sasaran tembak oleh orang yang tidak dikenal.

Menurut Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Pol Saud Usman Nasution, penembakan terjadi di Mil 45. Korban adalah Briptu Mujahidin dan Briptu Suprapto yang biasa berjaga di pos Mil 41,5.
"Briptu Mujahidin ini akan buang air kecil, tapi tiba-tiba didatangi tiga orang tak dikenal dan langsung merampas senjatanya," kata Saud di Mabes Polri, Senin (24/6/2012).

Tiga orang langsung menembak Mujahidin di bagian kakinya. Beruntung ia masih bisa menyelamatkan diri dengan cara meloncat. Ia selamat meski harus mengalami cedera patah kaki. Briptu Suprapto segera melepaskan tembakan balasan.
Saud menerangkan, pelaku langsung menghilang ke hutan. Briptu Mujahidin kini mendapat perawatan intensif di RS Kencana, Timika, untuk menyembuhkan luka-lukanya. [mvi]
http://nasional.inilah.com/read/detail/1875998/dua-polisi-ditembak-di-jalur-freeport-timika

Polri: Penembak Warga Jerman Gunakan Senjata Polisi


Polhukam / Selasa, 26 Juni 2012 17:52 WIB
Metrotvnews.com, Jakarta: Senjata api yang digunakan Mako Tabuni untuk menembak sejumlah orang di Papua, ternyata milik anggota Polri yang dicuri. Berdasarkan data Kepolisian Daerah Papua, senjata api revolver jenis Taurus itu hilang pada 2010.

"File di Polda Papua, tercatat pencurian terjadi di Waena. Kemudian dicocokkan antara nomor senjata dengan file yang ada, hasilnya cocok," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (26/6).

Mako Tabuni adalah pengurus Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Ia tewas dalam penyergapan polisi di dekat rumahnya di Waena, Papua, beberapa waktu lalu. Polisi menyatakan Mako sebagai eksekutor penembakan warga Jerman, Pieter Dietmar Herlmut, di Pantai Base G, Jayapura. 

Mako dikejar berdasarkan hasil pemeriksaan tiga tersangka sebelumnya. Seorang di antaranya adalah sopir mobil Toyota Avanza yang digunakan saat penembakan warga Jerman. Selain itu, Mako juga diduga pelaku penembakan seorang sekuriti yang merangkap sopir ojek, Tri Surono.  

Dugaan itu berdasarkan hasil uji balistik proyektil yang bersarang Tri. Hasilnya cocok dengan senjata api yang digunakan Mako. Senjata api tersebut telah disita polisi saat penggerebekan.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Resor Kota Jayapura Ajun Komisaris Besar Alfred Papare mengatakan, anggota yang senjatanya dicuri sudah menjalani sidang disiplin. Ia dianggap lalai dan kasusnya ditangani Propam Polda Papua.(IKA)



http://www.metrotvnews.com/metromain/news/2012/06/26/96211/Polri-Penembak-Warga-Jerman-Gunakan-Senjata-Polisi

Monday, 25 June 2012

Polisi Gulung Kawanan Perampok Nasabah Bank

Tayang: 25-Jun-2012 13:01 WIB


indosiar.com, Jakarta - (Senin, 25.06.2012) Petugas Polda Metro Jaya meringkus kawanan perampok spesialis nasabah bank yang beraksi disejumlah daerah. Salah seorang pelaku terpaksa ditembak mati polisi, karena berusaha melawan saat hendak ditangkap. 

Inilah para tersangka perampok spesialis nasabah bank yang berhasil dibekuk dari sejumlah daerah. Seperti di Bali, Palangkaraya, Palembang, Bandung dan Jakarta. Diluar kelima tersangka ini, ada satu lagi rekan mereka bernama Riski yang terpaksa ditembak petugas dan tewas seketika karena berusaha melawan petugas saat akan ditangkap.

Riski ditangkap di apartemennya dikawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Polisi mencatat sedikitnya sudah 15 kali komplotan ini melakukan aksi perampokan nasabah bank dan berhasil membawa kabur ratusan juta rupiah uang milik korban. Tiga aksi terakhir yang dilakukan kawanan ini yakni pada tanggal 12, 13 dan 15 Juni di Jakarta Utara, Jakarta Pusat dan Jakarta Timur dengan cara menembak para korbannya. 

Dalam beraksi, mereka menggunakan senjata api dan tidak sungkan melukai korbannya. Dari tangan para tersangka disita sejumlah barang bukti diantaranya dua pucuk senjata api pabrikan berikut amunisinya serta satu pucuk senjata air gun. Polisi juga menyita uang tunai puluhan juta rupiah sisa hasil aksi kejahatan kawanan ini. Selain itu, juga disita tiga unit mobil dan lima sepeda motor milik mereka. (Dedi Irawan/Sup)


Tayang: 25-Jun-2012 13:01 WIB



http://www.indosiar.com/patroli/polisi-gulung-kawanan-perampok-nasabah-bank_96842.html

Pentolan KNPB Ditembak Mati Polisi


Jum'at, 15 Juni 2012 , 07:58:00


Massa Mengamuk, Ruko, Mobil, Motor Dibakar






Masyarakat berusaha memadamkan api setelah massa KNPB yang mengamuk dan membakar ruko dan kendaraan bermotor di Perumnas 3 kemarin. Foto: Marthen Boseren/Cenderawasih Pos
JAYAPURA - Aparat kepolisian menembak mati Wakil Ketua I Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Musa Mako Tabuni (32th) di Perumnas III- Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Kamis (14/6) pagi. Akibat penembakan ini membuat marah anggota dan para pendukung KNPB, mereka kemudian melampiaskan kemarahannya dengan menganiaya warga, merusak dan membakar beberapa ruko, warung, mobil dan duapuluhan motor di sekitar TKP. 

Menurut informasi yang dihimpun Cenderawasih Pos (Grup JPNN) dari saksi mata warga sekitar mengatakan, sekitar pukul 07.30 Ketua I KNPB Mako Tabuni hendak makan pinang di depan pangkalan ojek Perumnas III  Waena.

Tak lama kemudian, aparat kepolisian dengan menggunakan mobil Daihatsu Taff warna hitam dan Avanza berwarna silver tiba- tiba berhenti dan beberapa aparat kepolisian menemui Mako Tabuni untuk menangkapnya. Lalu kemudian dilakukan upaya penangkapan, tetapi ada perlawanan, dan apart kemudian melepaskan 6 kali tembakan kearah Mako Tabuni hingga tidak berdaya. Aparat kemudian mengankat korban ke dalam kendaraan untuk dilarikan ke rumah sakit.

Menurut versi polisi, seperti disampaikan Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Bl. Tobing ketika dikonfirmasi, membenarkan adanya penangkapan terhadap Mako Tabuni yang berujung dengan penembakan terhadapnya hingga meninggal dunia.

"Ya kami terpaksa melumpuhkannya yang mencoba melawan petugas yang hendak menangkapnya," ungkap Kapolda dalam jumpa Persnya di Aula Mapolda, Kamis (14/6) usai penggerebekan Asrama Rusunawa milik Universitas Uncen yang berlokasi di Waena.

Kapolda mengatakan penangkapan ini bermula pukul, 09.30 Wit anggota tim khusus Reskrim Polda Papua mendapat informasi tersangka (Mako Tabuni) dengan jumlah 7 kasus, diantaranya kasus pengerusakan, penghasutan dan beberapa  kasus lainnya berada di Jalan Kamp Wolker Perumnas III Waena bersama dengan 3 temannya.

"Saat itu anggota yang mendapat dia di TKP langsung menemuinya. Saat ditemui lalu terjadilah dialog antara MT dengan anggota. Dan saat itu salah satu anggota mengatakan bahwa MT akan ditangkap dan MT meminta surat penangkapannya," jelas Kapolda yang selama jumpa pers mengisialkan nama Mako Tabuni dengan MT.

Usai memberikan surat penangkapannya, menurut Kapolda, Mako Tabuni mencoba melawan dan kemudian melarikan diri dan salah satu anggota mengejar dan terjadi perlawanan. Dikatakan, saat itu Mako Tabuni berhasil merampas senjata anggota. "Karena anggota melihat MT sedang mengarahkan senjatanya kepada anggota, sehingga anggota yang lain memberikan peringatan ke atas, namun MT tetap tidak menghiraukannya, sehingga anggota menembaknya," papar Kapolda.

Setelah mendapat tembakan di bagian paha dan punggung, korban sehingga tersungkur. Anggota langsung membawa mako Tabuni ke dalam mobil dan di larikan ke rumah sakit Bhayangkara. Hanya saja ketika dalam perjalanan tepatnya pukul 10.10 Wit, Mako Tabuni sudah meninggal dunia.

Mako yang sudah dibawa ke rumah sakit, tim Dokter memeriksanya dan ditemukan 1 puncuk senjata api laras pendek jenis Taurus No Seri 915682, No Body XK 255565 dan di dalamnya tersebut berisi peluru 6 butir kaliber 38, senpi yang di duga milik Anggota Polri Briptu Hendra anggota Polres Kerom yang hilang pada tahun 2010 di rumahnya. Serta di dalam tasnya ditemukan 16 butir peluru kaliber 38 masih utuh. Sedangkan di dalam noken ditemukan 1 selongsong peluru.

"Saat ini senpi sudah dibawa ke tim labfor Mabes untuk selanjutnya disamakan dengan proyektil dari aksi penembakan yang terjadi selama ini di Jayapura. Semoga saja benar, Sebab bila ini benar maka dipastikan kita akan mengungkap teman-temannya yang lain," kata Kapolda.

Namun, ungkap Kapolda, akibat dari penangkapan Mako Tabuni oleh Tim Sus, massa atau kelompok KNPB mengamuk dengan membakar sejumlah ruko dan mobil, motor, di sekitar Perumnas III dan Expo Waena. Selain itu juga melakukan penganiayaan terhadap 4 warga sipil yang sedang melintas.

"Penangkapan ini situasional, karena penangkapan dia itu tidak kami rencanakan di TKP. Sebab kemarin kami juga sudah berencana menangkapnya di tempat yang lain. Hanya saja kemarin hujan. Lalu anggota yang mendapat kabar bahwa Mako akan keluar dari markasnya, maka dari itu anggota mengejarnya. Hanya pada saat penangkapan MT terpaksa di lumpuhkan. Lalu ada kelompok massa yang datang melakukan pengerusakan membabi buta di Perumnas," katanya.

Dimana akibatnya ada puluhan motor, mobil dan beberapa kios terbakar. Selanjutnya ada empat warga sipil yang dianiaya, yang mana ke empatnya saat ini sudah dirawat di rumah sakit.

Sedangkan dari aksi penangkapan Mako Tabuni, pihak kepolisian juga merazia sejumlah lokasi di belakang kampus Uncen yaitu di Asrama Rusunawa, dan di dalamnya ditemukan banyak dokumen perjuangan tokoh Papua merdeka, dokumen KNPB, senjata api laras pendek, laras panjang, puluhan panah, beberapa parang, kampak, pisau, linggis dan bendera bintang gejora.

Pada kesempatan itu, Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Bl. Tobing menegaskan bahwa Mako Tabuni ini terlibat dalam aksi terror yang belakangan ini terjadi di Jayapura. " Ada 7 aksi yang di lakukan oleh MT, yaitu penembakan terhadap Warga Asing (Jerman) di Pantai Base G, diduga kasus penganiayaan dan pembunuhan serta pembakaran mobil yang terjadi di kuburan Waena,"ungkap Kapolda.

"Lalu diduga dalam kasus penembakan terhadap seorang pelajar di otonom Kotaraja. Diduga penembakan terhadap anggota TNI di Entrop dekat bengkel Surabaya. Diduga penembakan 2 orang pemuda di Jalan Sam Ratulangi. Diduga penembakan seorang PNS di belakang kantor Walikota dan di duga penembakan seorang Security di halaman Uncen," papar Kapolda.

Kapolda juga menambahkan masih ada 8-9 nama lain yang akan menjadi target penangkapan pihak kepolisian yang merupakan dalang aksi terror penembakan yang terjadi di Jayapura Kota ini.

"Kami optimis pasti akan menangkap dan mengungkap siapa dalang dari aksi terror yang terjadi di Jayapura Kota ini. Semoga dari senjata yang ditemukan dari MT itu bisa menjadi petunjuk untuk kami mengungkap semua aksi-aksi penembakan ini," ujarnya.

Sedangkan terhadap masyarakat, Kapolda meminta untuk tidak panik atau pun resah atas perbuatan kelompok-kelompok ini. Selain itu pihaknya juga akan mengamankan seputar lokasi penangkapan MT.

"Kami minta dukungan masyarakat untuk mengungkap kasus ini. Kami juga minta untuk masyarakat tidak melakukan gerakan-gerakan tambahan yang merugikan diri sendiri. Yang penting masyarakat jangan malah terpancing atau menambah situsi menjadi tidka baik," katanya.

Di singgung terkait di temukan adanya seragam TNI Kodam XVII Cenderawasih, apakah keterlibatannya" Ini masih dalam penyelidikan, dari mana baju seragam TNI ini, apakah ada sangkut pautnya dengan kelompok ini pemiliknya. "Untuk seragam TNI masih dalam penyelidikan. Tapi untuk seragam yang lainnya adalah milik seragam tentara dari luar Indonesia. Dan seragam itu banyak dijual belikan," ujarnya.
 
Sementara itu dari pantauan Cenderawasih Pos langsung dari lapangan, sekitar pukul 09.40 WIT, usai penambakan yang nemewaskan Mako Tabuni, di sepanjang Jl Campwolker, Perumnas  II, Kelurahan Yabansai, Distrik Heram telah terjadi aksi pemalangan jalan dan pembakaran toko-toko, Mobil dan Mobil yang dilakukan oleh massa anggota dan pendukung KNPB yang tidak terima terhadap penangkapan dan penembakan terhadap Mako Tabuni oleh pihak keamanan. Ada  warga yang dianiaya, beberapa rumah dan ruko, warung, mobil dirusak dan dibakar. Juga duapuluhan motor dibakar disekitar  TKP.

Salah satu warga Perumnas III Waena Jayapura yang tak mau mentebutkan namanya asli ketika ditemui Cnderawasih Pos mengatakan kerugian yang dialami yakni mobil innova, motor 2 buah, mesin foto copi, dan lamari kaca  serta kaca rumah dan semua jualan yang didagangkan habis diobrak-abik oleh masa KNPB. 

Tiga orang warga dilaporkan menjadi korban penganiayaan massa adalah, Andi Pariang, putus lengan kanan dan leher  terkena  bacokan  parang di Expo Waena,  Jafar Mahasiswa Uncen mengalami luka bacok di kepala dan Haris, mengalami luka bacok di tangan kanan.  Kedua korban, Jafar dan Haris langsung dievakuasi ke RS Bayangkara, sedangkan Andi Pariang langsung dibawa ke RSUD Dok II, akibat luka bacok yang dialaminya cukup serius.  

Warga di sekitar Perumnas I, II, III dan sekitar Expo ketakutan dan bersembunyi dalam rumah. Ada juga  warga yang lari ketakutan menuju arah Waena. Setelah kelompok yang mengamuk itu pergi, pukul 10.28 WIT, sebagian masyarakat di Perumnas III  berusaha memadamkam api dengan menggunakan alat seadanya sperti ember, selang air dan peralatan apa adanya.

Kemudian sekitar 1 jam kemudian, atau sekitar pukul  10.50 WIT, barulah sebanyak 1 pleton Anggota Polsekta Abepura yang dipimpin oleh Kapolsekta AB  tiba di TKP dengan menggunkan 1 truk Polisian untuk mengamankan situasi di TKP. Lalu di susul 1 pleton Dalmas Polresta dengan menggunakan Truk menuju ke arah kantor Rektor Uncen atas, untuk mengamankan dan menyelamatkan mahasiswa yang berada terjebak didalam kampus Uncen.

Sekitar pukul 11.00 WIT sekitar III pleton anggota dalmas Polresta yang dipimpin oleh Wakapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpau dan Kapolresta AKBP Alfred Papare tiba di Putaran Taxi Perumnas III dengan menggunkan 3 unit Truk Kepolisian. Pada pukul 11.09 WIT anggota Dalmas Polresta berhenti didepan fakultas Teknik Kampus Uncen dan melanjutkan perjalanan menuju belakang Rusunawa Perumnas III.

Lalu pukul 11.16 WIT Sekitar 1 Kompi Yonif 751/Raider dibawah pimpinan Letkol Inf Rano Tilar (Dandim 1701/Jypr) tiba di Putaran Taksi Perunas III dan lansung bergerak menuju ke arah Asrama Rusunawa. Pukul 11.23 WIT Kapolresta bersama anggotanya tiba di Asrama Rusunawa dan meminta kepada penghuni Rusunawa untuk keluar dari kamar, lalu sekitar 100 orang penghuni Asrama Rusunawa dikumpulkan didepan Asrama Rusunawa.

Pada pukul 11.26 WIT Kapolresta berhasil mengamankan Asrama lalu memberikan pengarahan kepada penghuni Asrama Rusunawa yang intinya meminta kepada penghuni Asrama Rusunawa untuk membantu pihak Kepolisian menangkap pelaku yang melakukan pengrusakan, serta meminta kepada penghuni untuk menyerahkan sajam berupa, panah, parang dan tombak ke pihak kepolisian.

Dan kemudian pukul 11.40 WIT pihak Kepolisian dan dibantu penghuni Asrama melakukan penggeledahan Satjam di kamar-kamar penghuni Asrama Rusunawa. Kemudian pihak kepolisian menyatakan pukul 12.00 WIT situasi sudah kondusif atau benar-benar di kuasai pihak kepolisian.

Akibat penembakan terhadap Mako Tabuni, penganiayaan warga, pengrusakan dna pembakaran ruko, rumah, warung, mobil dan motor di Waena dan sekitarnya membuat kepanikan warga Waena, Abepura, Kotaraja dan sekitarnya. Suasana kota jayapura, terutama di Waena, Abepura dan Kotaraja sempat lenggang dari pagi hingga sore.

Warga memilih tetap dalam rumah, anak-naka sekolah dipulangkan lebih awal, pusat-pusat perekonomian, swalayan, supermarket, toko dan kios ditutup pada siang kemarin. Hany beberapa saja yang tetap buka.

Hingga tadi malam, warga was-was dengan kondisi yang ada. Jalan-jalan utama di Kota Jayapura lenggan. Tidak banyak kendaraan lalu lalang.(ro/ren/mud/cr-176/cr-1 79)


http://www.jpnn.com/read/2012/06/15/130721/Tokoh-KNPB-Ditembak-Mati-Polisi-

Lawan petugas, perampok nasabah bank ditembak mati


Minggu, 24 Juni 2012 12:37 wib wib
Sindonews.com - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya berhasil menangkap komplotan perampok nasabah bank yang telah meresahkan warga Jakarta. Satu orang tersangka ditembak mati karena berusaha melawan petugas. 

"Para tersangka yang berhasil ditangkap masing-masing berinisial AT, YD, DN, HR, dan AT. Sedangkan tersangka RIK yang berperan sebagai eksekutor, terpaksa ditembak mati petugas karena berusaha melawan saat ditangkap," ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Toni Harmanto di Polda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (24/06/2012).

Ditambahkan dia, komplotan ini biasa beraksi di 15 titik kawasan Jakarta. Seperti Sunter, Jatinegara, Casablanca, Kelapa Gading, Rawamangun, Cempaka Putih, dan Kemayoran.

"Modus yang digunakan para tersangka dengan mengintai korban yang sudah ditargetkan sebelumnya. Dari tangan tersangka, petugas berhasil menyita uang hasil kejahatan ratusan juta rupiah, pisau, senjata api (2 pistol, dan 1 air softgun jenis revolver)," ungkapnya. (san)
(Sindonews / Roro Putri Hutami / hri)


http://jakarta.okezone.com/read/2012/06/24/437/652695/lawan-petugas-perampok-nasabah-bank-ditembak-mati

Sunday, 24 June 2012

Criticism over Death of West Papua Independence Leader


Photo: http://www.lensaindonesia.com




Last year Mako Tabuni was urging the international community to recognize West Papua’s struggle for independence through peaceful means.


Last week, he was shot dead by police.

News of his death saw people take to the streets in the provincial capital Jayapura – some of them torching shops and vehicles. 

But with varying accounts from police and witnesses, the exact details of his death are unclear. 

Human rights groups say the government must allow independent investigators into the restricted province.

Kate Lamb has the story. 

Depending on who you talk to, the details of Mako Tabuni’s death vary significantly.

The police say the young and popular independence leader resisted arrest and grabbed a gun from a police officer – prompting other officers to shoot him four times.

But witnesses say that Tabuni was killed in a drive-by shooting, others that he was shot dead by plainclothes police. 

Whichever account you believe, the government has been quick to defend allegations the police may have over-reacted. 

Traveling to West Papua this week, Indonesia’s Coordinating Minster for Justice and Human Rights Djoko Suyanto, denied such claims from Indonesian human rights group Kontras.

“What if it was unintentional? Kontras was not in the field, the officers were in the field. I trust what they do. The president says the officers cannot go overboard. They did not. In fact, three of his friends that were arrested, they did not have anything done to them. As long as they are cooperative if they fight back, if they also take weapons with them, there are procedural steps where police can act like that.” 

Papua Police later said that a police-issued ‘Taurus’ pistol and ammunition were also found in Tabuni’s possession. 

But West Papuan priest, Socratez Yoman has a different story.

His nephew was with Tabuni when the police showed up.

“They’re eating together and they laugh, they enjoy it and suddenly the police coming. After they arrest him, Mako Tabuni tried to escape, the police shot four him times and he died suddenly. Police, police make lies, big, big lies. That Mako Tabuni brings revolver or gun. My nephew says no, Mako Tabuni is coming without gun.”

There has been a string of shootings in Papua over recent weeks. 

This month alone, at least 10 people have died in isolated attacks and tribal clashes.   

Police say they suspect Tabuni, the deputy chairman of the West Papua National Committee, was behind some of the attacks. 

But Reverend Socratez says that killing Tabuni, rather than proving his involvement, is the easy way out.

The questionable actions of security forces has led many Papuans to lose trust and accuse the police and military of corruption, says Socratez. 

“Who makes conflict in West Papua? I think, I think it is military itself, police itself. They are part of the conflict, part of the destabilized situation in West Papua because they want to get more money.”

The law has come down especially hard on political separatists.

Raising the Morning Star Flag, a symbol of West Papuan independence landed one political leader, Filep Karma, in jail for 15 years.    

In the case of Mako Tabuni, doubts over the police response are warranted, says Andreas Harsono from Human Rights Watch. 

“I think there are legitimate questions about what the police said. It is not only me, us saying that, but even the Indonesian parliament that doubt it and even the police in Papua they admit it, there is quote, social distrust unquote toward the police in Papua. Even the police admit it that they cannot find the perpetrators themselves and the police have a hard time to arrest, investigate police officers involved or intelligence or soldiers involved in many other killings in Papua.”

At a United Nation’s meeting in Geneva last month, 22 countries questioned rampant human rights abuses in the province. 

And while access to West Papua is restricted – particularly for foreign journalists – allegations of extrajudicial killings and impunity among security forces is nothing new.

Andreas Harsono again.

“Over and over again over the last 50 years, Indonesian police have basically failed to provide security, find perpetrators and over and over again Papuan leaders, activists are being killed, from Arnold Ap in 1984, Theys Eluay and now Mako Tabuni and many and we still don’t know what happened to them and who killed them. So my point is that Indonesia needs to lift its restriction for independent investigators to go to Papua.”

West Papua, home to one of the world’s largest goldmines, is extremely rich in natural resources. But levels of income, health and education are among the lowest in Indonesia.

The poor speed of development, curbs on freedom of expression, and distrust in security forces has led to resentment among native Papuans. 

The political and economic complexities mean that solving problems in West Papua is far from straightforward.

Still, Socratez Yoman says it’s time for a new approach – so incidents like the death of Mako Tabuni don’t happen again.

“The Indonesian government totally failed to develop Papua. West Papua cases are serious problems yet, not solved by the gun, not solved by the military, or military approach. Now we are looking, seeking another way. Dialogue is the way. The West Papuans representative and the Indonesian government come together around the table for genuine and peaceful dialogue without pre-condition.” 




http://www.asiacalling.org/en/news/indonesia/2735-criticism-over-death-of-west-papua-independence-leader