Sunday, 28 April 2013

Kabur, Perampok Spesialis Penumpang Taksi di Tangerang Ditembak Polisi

Sabtu, 27/04/2013 00:12 WIB
Jakarta - Dua perampok spesialis penumpang taksi ditembak petugas dari Polresta Tangerang. Mereka dilumpuhkan dengan timah panas ketika mencoba kabur saat penyergapan.

"Tindakan tegas kami lakukan karena kedua tersangka berusaha kabur ketika disergap di tempat persembunyiannya," ungkap Kanit Ranmor Polresta Tangerang, Iptu David Kanitero dalam siaran pers nya, Jumat (26/4/2013). 

Tersangka bernama Zulheri Alias Kamba, (43) diringkus petugas di Jalan Raya Serang, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang. Sedangkan Edi Hendra alias Pincang (32) dibekuk di rumah kontrakannya di Kelurahan Bencongan, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. 

David menjelaskan, penangkapan kedua perampok sadis tersebut berdasarkan keterangan korban bernama Maya dan Ayu. Kedua karyawati swasta itu dirampok di dalam taksi oleh lima orang pelaku di daerah Perumahan BSD, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada 12 April lalu.

"Pada saat dibawa berputar-putar, para pelaku meminta PIN ATM kedua korban. Karena takut dilukai, korban pun memberikan nomor PIN ATM nya," jelas David.

Saat kejadian pelaku berhasil menguras harta korban berupa 4 buah HP, perhiasan dan uang tunai Rp 7 juta. Seusai menguras harta korban, komplotan Kamba Cs tersebut menurunkan korban di Pintu Tol TB Simatupang, Jakarta Selatan. 

Dari laporan korban, tim Resmob Unit Ranmor mendapat informasi lokasi persembunyian dan berhasil membekuk kedua perampok spesialis penumpang taksi. 

Zulheri Alias Kamba, satu dari dua perampok spesialis penumpang taksi yang diringkus ternyata merupakan residivis kambuhan. Di hadapan petugas yang memeriksanya, Kamba yang juga masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polda Metro Jaya mengaku sudah memulai aksi kejahatannya sejak 1990-an. 

"Bahkan dia juga mengaku pernah ditahan di LP Salemba dalam kasus serupa. Namun, hukuman itu tidak membuatnya kapok. Selama menjalani masa penahanan, Kamba justru membuat kelompok baru, termasuk Edi Hendra alias Pincang yang ditangkap bersamanya," kata David. 

Sepanjang 2012 saja, Kamba mengaku sudah beraksi sebanyak 8 kali di lokasi berbeda, di antaranya di kawasan Serpong, BSD, Pondok Indah, dan Kuningan. Untuk sekali aksi, Kamba dan komplotannya yang terkenal sadis ini bisa meraup antara Rp 10 juta sampai Rp 50 juta. Hasil rampokan itu selalu dibagi rata.

(fjr/fjr)


http://news.detik.com/read/2013/04/27/001235/2231837/10/kabur-perampok-spesialis-penumpang-taksi-di-tangerang-ditembak-polisi?9911012

Polisi ringkus perampok spesialis taksi, satu ditembak

Sabtu,  27 April 2013  −  05:08 WIB
Sindonews.com - Dua gembong sindikat perampok spesialis penumpang taksi, dibekuk tim Resmob Polresta Tangerang. Keduanya adalah Zulheri alias Kamba, yang ditembak dibagian kaki kirinya, karena mencoba melawan petugas saat ditangkap, sedangkan satu rekannya bernama  Edi alias Pincang.
 
Mereka dibekuk usai merampok dua wanita belia di kawasan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Kamis (25/4) kemarin. Modusnya, Kamba berpura-pura sebagai sopir taksi untuk mencari calon korban, yang umumnya wanita muda. Setelah korban masuk taksi, kemudian EH masuk dan memeras harta benda milik korbannya.
 
“Pelaku sudah beraksi lebih dari satu kali dan umumnya para korban adalah wanita. Bahkan, pelaku juga menggasak mobil korbannya, yang diparkir di pusat perbelanjaan, setelah mendapatkan kunci mobil dan struk parkir milik korban,” ujar Kasat Reskrim Polresta Tangerang Kompol Shinto Silitonga, Jumat (26/4/2013).
 
Menurut Shinto, tersangka ZK merupakan residivis yang menjadi DPO Polda Metro Jaya. Setelah bebas dia kembali beraksi bersama rekannya Edi.
 
“Kita lakukan penyelidikan setelah mendapat laporan dari para korban. Mereka ditangkap usai beraksi di Serpong. Tersangka ZK sempat melawan hingga terpaksa kita tembak,” katanya.
 
Selain mengamankan ke dua pelaku, polisi juga berhasil menyita sebuah taksi nopol B-1607-MX yang digunakan sebagai alat kejahatan serta dua telepon genggam.
 
“Tersangka diancam Pasal 365 KUHP dengan pidana 15 tahun penjara,” ujar Shinto.


http://metro.sindonews.com/read/2013/04/27/31/742546/polisi-ringkus-perampok-spesialis-taksi-satu-ditembak?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

F-PKB Desak Polri Serius Usut Peluru Nyasar


 
Diterbitkan pada Jum'at, 26 April 2013 20:58
Ditulis oleh Eka Mutia Yuniarsih

KEDAIBERITA.COM – JAKARTA – Ketua F-PKB Marwan Jafar meminta, pihak Kepolisian menangani secara serius kasus peluru nyasar yang masuk ke rumah anggota DPR Ir H Nur Yasin MBA di Jl S Parman 111, Jember, Jawa Timur pukul 07.10 WIB, Rabu (24/04/13).
“Kami sebagai pimpinan Fraksi PKB meminta agar aparat kepolisian serius menangani kasus ini dan mengusut tuntas asal-usul peluru tersebut,“ tegas Marwan dalam rilisnya, Jakarta, Jumat (26/04/13).
Dengan menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah, Marwan berharap, pengusutan agar dilakukan bersama aparat TNI. Sebab, di sebelah rumah Pak Nur Yasin adalah asrama tentara.

Politisi PKB ini mendesak agar kepolisian serius dan teliti menangani kasus peluru nyasar itu. Ia juga meminta, agar jangan sampai ada upaya pengaburan kasus sebelum benar-benar tuntas penyelidikannya.

“Khususnya aparat Polres Jember, karena wilayah kejadiannya di Jember. Saya berharap Polres Jember tidak main-main dalam menangani kasus ini,” harapnya.

Namun, Jika memang kasus ini tidak bisa diselesaikan oleh polisi, maka FPKB mengancam akan menempuh jalur politik dengan membawa kasus ini ke Komisi I dan Komisi III DPR RI untuk meminta pertanggung jawaban Panglima TNI dan Kapolri.*
http://www.kedaiberita.com/index.php/polhukam/politik-hukum-dan-keamanan/keamanan/2206-f-pkb-desak-polri-serius-usut-peluru-nyasar

Perampok Ditembak Saat Mencuri Motor


Penulis : Kontributor Bone, Abdul Haq Minggu, 28 April 2013 | 09:32 WIB
WAJO, KOMPAS.com - Salah satu perampok yang masuk daftar pencarian orang (DPO) Kepolisian Resor Wajo akhirnya diringkus aparat kepolisian setempat, Minggu (28/04/2013). Pelaku bernama Abib alias Anjangnge (30) terpaksa ditembak karena berusaha kabur dari kejaran aparat.
Warga Kabupaten Bone ini diringkus saat tengah mencuci sepeda motornya di rumah kerabatnya di Desa Salobulo, Kecamatan Sajoanging, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Pelaku yang mengetahui kedatangan polisi, sempat melarikan diri. Lantaran tidak mengindahkan tembakan peringatan aparat, pelaku terpaksa "dihadiahi" timah panas di kaki kirinya.
Anjangnge pun langsung tersungkur. Pelaku langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lamaddukelleng Sengkang untuk diberikan perawatan medis dengan pengawalan ketat aparat kepolisian.
"Kami terpaksa melakukan penembakan karena pelaku ini berusaha kabur saat ditangkap. Dan memang pelaku ini telah lama kami cari karena sudah banyak kasus perampokan yang dia lakukan," tegas Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Wajo AKP Praja Ganda Wiratama.
Informasi yang dihimpun Kompas.com, pelaku merupakan residivis sejumlah kasus perampokan rumah dan pencurian ternak. Dalam menjalankan aksinya, pelaku kerap melukai korbannya dengan menggunakan senjata api rakitan.
Pada Senin, 2 Maret 2013 dini hari lalu, jajaran Kepolisian Resor Wajo juga menangkap SR alias AN (25), tersangka perampokan bersenjata api (senpi) yang beraksi di Dusun Bocco-Boccoe, Desa Wicudai, Kecamatan Pammana. SR merupakan kawan Anjangnge yang saat itu bisa kabur bersama dua teman lainnya, Sl dan JM.
Sebelum ditangkap, polisi sempat kejar-kejaran dengan keempat pelaku yang menggunakan mobil Avanza warna silver. Hingga saat ini aparat kepolisian setempat terus memburu dua pelaku lagi yang masih buron.
Editor :
Farid Assifa


http://regional.kompas.com/read/2013/04/28/09322114/Perampok.Ditembak.Saat.Mencuri.Motor

Thursday, 25 April 2013

2 Orang Terluka Tembakan, 1 Anggota TNI AU Disandera


Penulis : Irene Sarwindaningrum | Rabu, 24 April 2013 | 15:31 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com - Konflik lahan antara TNI AU Satgas Yon Paskhas 462 Palembang dan warga,  mengakibatkan dua warga terluka mirip luka akibat bekas tembakan senapan angin. Dua anggota TNI AU juga terluka. Satu anggota TNI AU yang terluka bacok, dikabarkan masih disandera warga.

Dua warga yang terluka dirawat di RS Bhayangkara Palembang adalah Agung (25) dan Mirud (18). Agung menderita luka mirip bekas senapan angin di bagian dada kiri. Mirud terluka di bagian lengan kiri dengan luka yang mirip. Selain luka di lengan kiri, Mirud terlihat tak terluka. Ia masih berjalan sendiri di ruang periksa RS Bhayangkara Palembang.
Mirud dan Agung adalah warga RT 32 Sukadadi, Kecamatan Sukaramai. Warga di lahan ini bersengketa dengan TNI AU Palembang beberapa bulan terakhir.

Adapun Pratu Rohmadi yang terluka bacok di dahi, sempat disandera warga selama sekitar dua jam. Ia dapat dibebaskan setelah TNI AU mengirimkan tim negosiasi. Pratu Astriyo terluka tembak di pinggang dengan luka mirip bekas luka akibat tembakan senapan angin yang diduga milik warga.

Kerabat Mirud, Yanti (46), mengatakan gerombolan orang berpotongan tentara namun berpakaian preman menyerbu mereka mereka sekitar pukul 12. Beberapa waktu kemudian, terdengar suara tembakan.

Komandan Lanud Palembang, Letkol Penerbang Adam Suharto, mengatakan, warga telah mengintimidasi sejak semalam, saat anggota sedang persiapan acara serah terima jabatan 24 April.

Permukiman yang terdiri dari 88 keluarga itu merupakan yang terakhir bertahan di kawasan sengketa itu. Sebelumnya terdapat sekitar 400 keluarga di lahan tersebut. Selama beberpa bulan terakhir, warga sedikit demi-sedikit dapat direlokasi. Saat ini, lahan seluas sekitar 150 hektar itu tengah dibersihkan dengan buldozer. Warga merasa kian terancam dengan kegiatan itu.
Editor :
Agus Mulyadi


http://regional.kompas.com/read/2013/04/24/15312642/2.Orang.Terluka.Tembakan..1.Anggota.TNI.AU.Disandera

Protes Polisi Penyerobot Antrian BBM, Seorang Warga Asmat Ditembak

Dipublikasikan oleh Ad Batlax pada hari Rabu, 24 April 2013 | pukul 19.36 WIT




AMBISU (ASMAT) - Pelayanan pemerintah tak selamanya mulus, bahkan nyawa-pun bisa terancam. Kali ini, Elias Jopsorom, warga Kampung Ambisu Distrik Atsj Kabupaten Asmat, Provinsi Papua tertembak arogansi oknum polisi saat mengantri bahan bakar minyak (BBM) subsidi, Minggu, (21/04/13) lalu.

"Peristiwa gara-gara BBM subsidi ini terjadi di depan Kantor Polsek Atsj,"ungkap Norberthus Kamona, warga Agats usai menerima laporan warga Atsj, Selasa (23/04/13).

Lanjutnya, ketika warga sedang antrian BBM subsidi, seorang warga migrant, Elias Jopsorom,  langsung protes. Ia meminta pembelian dan pengisian BBM  disesuaikan dengan urutan antrian. Karena ia melihat, distributor mendahulukan oknum polisi dari Polsek Atsj bernama Hairul.

"Tapi polisi ini balik protes, kemudian keduanya saling berprotes. Gara-gara pemuda ini juga tambah protes, akhirnya si polisi ini keluarkan senjata dan menembakinya,"jelasnya.

Berdasarkan laporan warga yang diterima tokoh masyarakat di Agats, peluru tersebut bersarang dalam tubuh Elias. "Dia kena tembakan di lambung sebelah kiri dan peluruh masih bersarang di dalamnya,"ucapnya menirukan laporan warga.

Selanjutnya, peristiwa ini beredar cepat di Distrik Atsj dan Distrik Agats ibukota Kabupaten Asmat. Tim Kesehatan Asmat tak mengalami keterbatasan dalam mengeluarkan peluru yang bersarang tersebut. 

Pada kesempatan pertama pula, pasien dilarikan ke Rumah Sakit di Timika. Hingga berita ini ditulis, media ini belum berhasil konfirmasi kondisi korban. 

Sumber media ini melaporkan, polisi dan tentara selama ini mengeluarkan peluru di depan muka masyarakat dan sering melakukan tembakan. "Penembakan pertama disebakan karena warga mabuk. Kedua, karena kayu gaharu akhrinya warga ditembak di Befak (tempat mencari dan mengumpulkan makanan menurut pola masyarakat). Dan, penembakan secara terang-terangan ketiga adalah kali ini yaitu gara-gara BBM subsidi,"kata sumber itu.

Kantor Kepolisian Resort (Polres) Kabupaten Asmat yang dihubungi melalui Kasat Intel Polres Asmat, Fanghoi membantah penembakan tersebut.

"Itu bukan penembakan tapi ledakan senjata. Masyarakat itu mau mencoba merampas senjata, tapi akhirnya senjata yang ledak. Jadi bukan penembakan, tapi senjata yang meledak akhirnya yang kena ledakan adalah masyarakat,"jelasnya.

Lanjut Kasat intel, korban warga tersebut sedang diobati. Sementara tanggungan biaya pengobatan dan perawatan korban juga ditanggung Kantor Polres Asmat. [MajalahSelangkah| Tribunnews]

http://www.papua.us/2013/04/protes-polisi-penyerobot-antrian-bbm.html?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

Penjual Tiket Kapal Ditembak


Ag menjalani perawatan medis di RS Bhayangkara Polda Kalbar

Melakukan Perlawanan kepada Anggota Kepolisian



Pontianak – Penjual tiket kapal di Pelabuhan Seng Hie, Ag, 25, ditembak polisi. Pemuda tersebut tertangkap basah mencuri sepeda motor di parkiran belakang Kampus Fisipol Universitas Tanjungpura (Untan), Selasa (23/4) malam.
Jajaran Polresta Pontianak juga mengamankan Man, rekannya yang juga terlibat dalam pencurian sepeda motor. Peran Ag sebagai pemetik dan Man melihat situasi.
Penangkapan dilakukan setelah Polresta menerima laporan Nining Susanti, nomor LP/1664/IV/2013. Polisi melakukan penyelidikan terkait laporan tersebut.
Tak sampai 24 jam, polisi menemukan sepeda motor dikendarai Ag dan Man. Jajaran Reskrim langsung menyergap mereka. Setelah dimintai keterangan di lokasi penangkapan, Ag melakukan perlawanan dan membahayakan anggota kepolisian. Terpaksa anggota Polresta Pontianak melumpuhkannya dengan timah panas agar tidak melarikan diri.
“Sepeda motor milik korban ditemukan ketika dikendarai kedua tersangka ini. Kemudian dihentikan anggota kita, namun saat hendak dilakukan pengamanan oleh anggota, Ag malah melakukan perlawanan sehingga anggota terpaksa melumpuhkannya dengan tembakan,” ungkap Kompol Puji Prayitno SIk, Kasat Reskrim Polresta Pontianak.
Ag terkapar di jalan raya. Melihat rekannya terkapar ditembak, lutut Man pun bergegar ketakutan. Wajahnya pucat pasi dan minta ampun kepada polisi. Ag dibawa petugas ke RS Bhayangkara dan Man langsung digelandang ke Mapolresta.
“Keduanya akan kita periksa, namun untuk Ag akan dilakukan perawatan terlebih dahulu karena luka tembakan. Nantinya juga akan kita lakukan pengembangan terkait berapa lokasi kejadian yang dilakukan keduanya dalam aksi pencurian sepeda motor,” jelas Puji. Kedua pelaku dijerat pasal 362 KUHP dengan ancaman penjara di atas lima tahun. (sul)

http://www.equator-news.com/patroli/20130425/penjual-tiket-kapal-ditembak

Pembobol ATM BRI Depok Ditembak Mati


Senin, 22 April 2013 14:40 wib
JAKARTA - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menangkap tersangka pembobol mesin ATM BRI yang dipasang di sebuah supermarket di Limo, Depok, Jawa Barat pada Sabtu (6/4/2013) pekan lalu.

"Para tersangka membobol dengan mengangkat ATM lalu dimasukkan ke dalam mobil kemudian dibawa ke salah satu tempat untuk mengeluarkan uang sebesar Rp259 juta," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Toni Harmanto di Mapolda Metro Jaya, Senin (22/4/2013).

Kata Toni, uang hasil kejahatan tersebut dibagikan kepada tersangka, masing-masing sebesar Rp26 juta. "Yopi, Dedi, Harun, Andi, Boyke, Buyung, masing-masing mendapatkan bagian sebesar Rp26 juta," ungkapnya.

Pada saat dilakukan penangkapan, sambung dia, petugas terpaksa memuntahkan timah panah panas kepada dua orang tersangka karena berusaha melarikan diri dan merebut senja api petugas.

"Dia (Harun dan Buyung) berusaha melarikan diri dan merebut senjata petugas, sehingga petugas menembak bagian punggung tembus dada kiri Harun dan Buyung mengenai kaki sebelah kanan, keduanya tewas ketika dilarikan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati," ungkapnya.

Dari para tersangka petugas berhasil mengamankan barang bukti satu unit brankas ATM BRI, satu gunting besar, satu unit mobil, sebilah samurai dan satu plat nomor BE 2260 YM.

Para pelaku dikenakan Pasal 365 tentang Pencurian dengan Kekerasan. Ancaman hukuman 9 tahun penjara. 

Berita Selengkapnya Klik di Sini

(trk)

http://jakarta.okezone.com/read/2013/04/22/500/795544/pembobol-atm-bri-depok-ditembak-mati

Di Diduga Bandar Narkoba, 2 Pemuda Ditembak Mati Polisi


VIDEO: Diduga Bandar Narkoba, 2 Pemuda Ditembak Mati Polisi
(Liputan6 TV)

Liputan6.com, Medan : Tim gabungan Direktorat Narkoba Polri menembak mati 2 pria diduga pengedar bandar narkoba di Medan, Sumatera Utara. Keduanya ditembak dalam sebuah penggrebekan di dua tempat berbeda.

Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Rabu (24/2013), kedua jasad pria yang diketahui bernama Ramadhan Puda Kesuma seorang Mahasiswa serta Kiki semalam dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Medan untuk diotopsi. Ramadhan ditembak saat penggerebekan di hotel berbintang di Jalan Raden Saleh, Medan. Sedangkan Kiki ditembak di kompleks perumahan Bukit Indah Permai, Medan Sunggal.

Belasan petugas berpakaian kaos bertuliskan polisi narkotika bersenjata berjaga di sekitar RS Bhayangkara. Namun, tidak seorang pun petugas yang bersedia diwawancarai terkait penggrebekan itu.

Direktur Narkoba Polda Sumatera Utara AKBP Togi Panjaitan beserta Kasat Narkoba Polresta Medan Kompol Donny Alexander yang mendatangi RS Bhayangkara juga tidak bersedia memberikan keterangan.

Kabar yang beredar di kalangan wartawan polisi juga menangkap seorang wanita. Petugas juga diduga menyita 2 kilogram sabu beserta 10 ribu pil ekstasi dari tangan ramadhan saat penggrebekan.(Adi)



http://news.liputan6.com/read/569406/video-diduga-bandar-narkoba-2-pemuda-ditembak-mati-polisi

Dua Bandar Narkoba Ditembak Mati di Hotel Berbintang Medan

Rabu, 24 April 2013, 02:22

Kedua jenazah dibawa di RS Bhayangkara.

VIVAnews - Dua orang tewas ditembak saat penggrebekan bandar narkoba oleh Tim Bareskrim Mabes Polri di kamar 1.218 salah satu hotel berbintang di Medan, Selasa 23 April 2013 sore. Sementara satu orang lagi berhasil diamankan polisi.

Korban tewas yakni Ramadan Kusuma  dan Kiki. Kedua jenazah warga Medan itu dibawa ke RS Bhayangkari Medan. Mereka ditembak karena berusaha melawan petugas. Sedangkan yang berhasil diamankan, berinisial S (26).

"Sore tadi penggerebekannya, jenazahnya sampai di RS malam," ujar salah seorang petugas kepolisian yang menolak namanya disebutkan.

Saat ini ruang jenazah kedua korban tewas masih dijaga personel Brimob. Informasi yang diterima, ketiga orang tersebut merupakan bandar narkoba yang memang menjadi buruan polisi.

Hingga saat ini belum ada keterangan resmi pihak kepolisian terkait penggrebekan ini. Direktur Narkoba Polda Sumut Komisaris Besar Toga Panjaitan juga masih enggan membeberkan kasus ini.
Sementara keluarga Kiki, salah satu yang ditembak mati berang kepada pihak kepolisian lantaran tidak diperbolehkan melihat jenazah keluarganya.

"Kami mau melihat jezanah keponakan yang sudah tewas saja tidak bisa," ujar Subandi, paman Kiki i RS Bayangkara.

Pihak keluarga juga menyesalkan kepolisian yang tidak menjelaskan secara rinci soal penembakan itu. "Kami dikabari di suruh datang ke rumah akit karena ada keluarga yang kecelakaan, ternyata sampai di sini kami tahu dia di tembak," ujarnya. (umi)

http://us.nasional.news.viva.co.id/news/read/407541-dua-bandar-narkoba-ditembak-mati-di-hotel-berbintang-medan

“Kenapa Anakku Harus Ditembak Mati?”

PIHAK keluarga dan kerabat masih tidak menyangka Ramadhan Poda Ke suma, 26, alias R tewas di tem - bak dan dituduh sebagai bandar narkoba. Kesedihan keluarga ma - kin mendalam karena sampai sore tadi belum mendapatkan kon fir - masi dari pihak kepolisian.

“Kenapa anakku harus di tembak mati? Saya yakin dia bukan gem bong narkoba seperti yang di tuduh kan. Kalau masih diduga, ke napa anakku harus ditembak mati?.” kata Suprapti, 57, ibu korban sambil me nangis kepada KORAN SINDO MEDAN, Rabu (24/4). Suprapti yang tak kuasa menahan tangis sampai membuat ma tanya bengkak. Dia me yakin kan anaknya bukanlah gembong narkoba seperti yang di tuduhkan polisi.

Apalagi anaknya yang masih status mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), masih tergolong anak yang manja. “Dia anak manja, keluarga dan teman-temannya tahu. Dia masih minta uang jajan sama saya. Asal saya suruh pulang melalui pesan singkat, dia langsung pulang,” kenang Suprapti. Dia mengingat kenangan terakhir tentang anaknya itu.

Pada Selasa (23/4) sekitar pukul 9.00 WIB, anaknya minta dibuatkan sarapan lontong. “Seusai sarapan lontong dia permisi karena harus bekerja dapat proyek dari abangnya. Baru kali ini dia bekerja, maksud kami mengajari dia supaya mandiri,” tuturnya Suprapti. Cecep, abang kandung korban, membenarkan bahwa dirinya sengaja memberi proyek pengerjaan kaca bangunan kepada adiknya agar bisa mandiri.

Selama ini adiknya dikenal manja dan masih bergantung pada keluarga. Sementara itu, Sulaiman, 56, mengakui dirinya bersama R berangkat mengerjakan proyek pengerjaan kaca dan meubel di salah satu perusahaan yang terletak di Jalan Bunga Raya Kecamatan Medan Sunggal. Sementara itu, Vensi Ruri Aritonang, 25, kekasih R, terlihat angat shockdan tak kuasa menahan kesedihan mengetahui kabar pujaan hati tewas ditembak.

Vensi mengaku terakhir kontak dengan kekasihnya melalui Blackberry Messanger (BBM). “Kami sudah janjian mau nonton bioskop. Kami saling memberi kabar lewat BBM sejak siang sekitar pukul 12.00 WIB. Saya yang juga bekerja minta jemput di kantor untuk pergi bareng nonton. Dia bilang sedang bekerja jadi belum bisa jemput. Setelah pukul 14.00 lewat saya BBM lagi tidak dapat tanggapan,” ujar Vensi.

Vensi yang terlihat matanya membengkak dan tidak sanggup berjalan karena shock menambahkan, dirinya sangat tidak yakin kekasihnya adalah bagian dari gembong narkoba seperti yang dituduhkan. “Saya kenal betul sama dia, tak mungkin dia bisnis narkoba,” tegasnya. Pihak keluarga mencurigai bahwa tewasnya R adalah permainan. Korban sengaja dijebak dan dituduh sebagai gembong narkoba.

Pihak keluarga yang harus membayar Rp1.190.000 saat membawa jenazah dari Rumah Sakit Bhayangkara menjelaskan bahwa ada bekas luka di pergelengan tangan korban yang diduga bekas borgol. “Begitu saya lihat almarhum, saya lihat sekujur badannya. Ada tiga bekas tembak di badannya. Tapi yang saya pikirkan sampai sekarang, ada bekas borgol di bekas tangannya.

Berarti adeksaya sudah disergap dan diborgol, tapi kenapa kalau sudah diborgol harus ditembak mati juga?” kata Cecep. Sementara itu, Selly Satria Aprianto, 26, yang juga tewas ditembak pada penggerebekan tim Direktorat IV Narkoba Badan Reserse Kriminal Mabes Polri di Komplek Bukit Hijau Regency No 66, Kecamatan Medan Selayang, membuat keluarga dan rekannya tak percaya. Melihat jasad pria yang akrab disapa Kiki itu, mereka seakan mimpi di siang bolong.

Lelaki yang dikenal supel itu sudah terbujur kaku dalam balutan kain kafan di rumah duka Jalan Banten Lingkungan 2, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia, Medan, Rabu (24/4). Oleh rekan-rekannya, Kiki dikenal bukanlah perokok aktif, terlebih pemadat. Hal itu membuat mereka sulit percaya, jika Kiki terlibat dalam jaringan pengedar narkotika internasional.

Tragisnya Kiki tewas ditembak sebanyak tujuh kali. Diyakini Kiki ditembak dari arah belakang di bagian leher, perut bagian samping, dan punggung. Kiki diketahui baru menikah Desember lalu. Dia mempersunting istrinya, Eka, yang dikenal sejak duduk di bangku SMA Amir Hamzah Medan. 

FAUZI ABDULLAH
Medan  


http://www.koran-sindo.com/node/310828

Polri Bantah Ada Perintah Tembak di Eksekusi Susno



Polri Bantah Ada Perintah Tembak di Eksekusi Susno
Susno Duadji melambaikan tangan saat akan dibawa ke Polda Jabar di Dago Resor, Bandung, Rabu (24/4). Eksekusi Susno, terpidana kasus penyalahgunaan wewenang perkara PT Salmah Arowana Lestari dan korupsi dana pengamanan pemilihan Gubernur Jawa Barat 2008 oleh Kejaksaan Tinggi Jakarta ini gagal dilakukan akibat adanya perlindungan dari Polda. TEMPO/Aditya Herlambang Putra


TEMPO.COJakarta - Markas Besar Kepolisian RI membantah ada perintah dari petinggi Polri agar pengawalKomisaris Jenderal (Purnawirawan) Susno Duadji menembak jaksa eksekutor jika tetap memaksakan eksekusi terhadap mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal itu.

"Tidak benar ada perintah menembak," kata Kepala Biro Penerangan Umum Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, di kantornya, Kamis, 25 April 2013.

Boy mengatakan Kepolisian Daerah Jawa Barat mendatangi kediaman Susno Duadji saat proses eksekusi karena mendapat permintaan perlindungan, baik dari pihak Susno maupun jaksa eksekutor. Kepolisian, kata dia, bermaksud mengamankan proses eksekusi agar tidak terjadi keributan.

Rabu kemarin, pengacara Susno, Fredrich Yunadi, mengatakan jika jaksa melakukan kekerasan, pengawal Susno tidak akan segan-segan untuk menembak di tempat. Bahkan, Fredrich mengatakan pengawal Susno sudah mendapat perintah dari petinggi Polri.

Boy yang dikonfirmasi mengaku tidak mengetahui muasal pengawal Susno tersebut. Dia tidak dapat memastikan pengawal mantan Kepala Kepolisian Daerah Jabar itu berasal dari Kepolisian atau bukan.

Kejaksaan berencana mengeksekusi paksa Susno di kediamannya, Kompleks Perumahan Dago Pakar Resort, Kabupaten Bandung, setelah tiga kali menolak eksekusi. Sebab, Susno sudah divonis bersalah dengan hukuman 3 tahun 6 bulan penjara dalam kasus karupsi pengamanan dana pilkada Jawa Barat, 2008, dan suap terkait penanganan kasus PT Salmah Arowana.

Di Pengadilan Negeri Jaksel, di samping hukuman penjara, Susno dikenakan denda Rp 200 juta dan membayar uang pengganti Rp 4 miliar. Susno dinyatakan bersalah karena menyalahgunakan kewenangan dalam menangani kasus PT Salmah Arowana saat menjabat Kepala Bareskrim. Dia juga menerima suap Rp 500 juta setelah mempercepat penyidikan kasus tersebut.

Sedangkan dalam kasus pengamanan dana pilkada Jawa Barat, 2008, Susno dinyatakan mengambil untung Rp 4,2 miliar. Pada tingkat banding, hakim mengubah putusan tersebut dengan denda semakin diperbesar, yaitu menjadi Rp 4,2 miliar. Kedua pihak pun mengajukan kasasi. Hakim Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi kedua pihak. Putusan MA Nomor 899 K/PID.SUS/2012 yang terbit pada 22 November, berbunyi bahwa hakim menolak permohonan kasasi baik dari jaksa maupun Susno. Hakim juga membebankan biaya perkara kepada pemohon II, Susno.

Putusan ini yang menjadi dasar Susno berkukuh tak mau dieksekusi. Pengacara Susno, Fredrich Yunadi, beralasan bahwa kliennya hanya bersedia dieksekusi dengan membayar biaya perkara Rp 2.500, karena dalam amar putusan kasasi tak ada perintah penahanan.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Setia Untung Arimuladi, mengatakan Kejaksaan tetap dapat mengeksekusi Susno. Sebab, meskipun permohonan kasasi kedua pihak ditolak, jaksa mengeksekusi berdasarkan putusan banding.

Dua tafsir berbeda tersebut yang menimbulkan perdebatan saat proses eksekusi paksa kemarin. Polisi kemudian berdatangan dengan dalih menjaga proses eksekusi agar tidak terjadi keributan. Lalu, Susno dibawa ke Markas Polda Jabar sebagai bentuk mediasi. Namun, perudingan antara jaksa dan pengacara di Mapolda tetap gagal memutuskan eksekusi Susno.

Menurut Boy, pada saat eksekusi, Kejaksaan sudah berkoordinasi dengan Kepolisian. Tetapi Boy tidak mengetahui ada-tidaknya surat resmi ihwal permintaan pengamanan eksekusi dari Kejaksaan.

Boy juga tak memastikan jika Susno mendapat pengawalan melekat dari personel kepolisian selepas insiden kemarin. "Soal itu, saya belum tahu," kata dia.

RUSMAN PARAQBUEQ

Berita Terpopuler Lainnya:


http://www.tempo.co/read/news/2013/04/25/063475745/Polri-Bantah-Ada-Perintah-Tembak-di-Eksekusi-Susno

Tuesday, 23 April 2013

Polisi Menangkap Kawanan Pelaku Curanmor

http://youtu.be/NjpI_ASCwd8

Dua Pelaku Pencurian Brankas ditembak Mati Polisi


Jumat, 19 April 2013 - 14:06 · Topik: pencurian

Jakarta, Seruu.com -  Dua dari 10 pelaku pencurian kekerasan spesialis brankas, yang beroperasi antarprovinsi di Jawa Barat dan Jakarta ditembak mati oleh polisi dari Kepolisian Daerah Metro Jaya
 
"Para pelaku itu perampok gudang beras di daerah Cianjur, Jawa Barat," kata Kepala Polda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Putut Bayuseno di Jakarta, Jumat (19/4/2013).

Pelaku yang tewas, yakni DAS dan ZAR alias DAR, sedangkan delapan orang lain, yaitu PIN, NUR, DI JONG, DUL MAN, DIN, IPIN dan PRI DED alias DET, serta RUD yang ditembak pada  kakinya.

Pada sisi lain, polisi belum berhasil mengungkap kawanan dan kasus penganiayaan hingga tewas Sersan Kepala Heru Santoso, di Hugo's Cafe, Sleman, Yogyakarta, beberapa waktu lalu. Hal ini penyebab penyerbuan LP Cebongan, menewaskan empat tahanan titipan Kepolisian Daerah DIY.

Bayuseno mengatakan, pengungkapan sindikat perampok tersebut berawal saat polisi menerima informasi rencana aksi pencurian dengan kekerasan yang akan dilakukan di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu (17/4).

Polisi mengidentifikasi para pelakunya yang juga beraksi menggasak gudang beras di Cianjur, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, kemudian polisi menangkap 10 orang sindikat perampok tersebut.

Putut menjelaskan polisi berupaya mengembangkan dua pelaku lainnya yang masih buron, yakni KAR dan DUT di Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat dinihari (19/4).

Saat itu, tersangka DAR dan DAS berusaha merebut senjata api milik petugas, kemudian polisi melepaskan tembakan peringatan, namun pelaku tidak menghiraukan, sehingga ditembak pada bagian dada kiri.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Toni Harmanto, menambahkan pelaku DAS, DAR dan RUD merupakan residivis kasus pencurian dengan kekerasan.

"DAS dan DAR target operasi polisi. Mereka merampok bersenjata api dan tajam," ujar Harmanto. Kelompok penjahat pimpinan DAS telah beraksi tujuh kali sepanjang 2013.

Kelompok penjahat tersebut beraksi pada sebuah sekolah di wilayah Jakarta Selatan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di Cileduk (Jakarta Selatan), garasi taksi di Kalimalang (Jakarta Timur), tempat pencucian mobil di Jatiwarna, Bekasi, gudang beras di Cianjur dan dua kali di Sukabumi (Jawa Barat).

Selain menangkap pelaku, petugas menyita barang bukti empat pucuk senjata api rakitan, dua unit mobil, peralatan merampok dan brankas. [ant/irm]

http://indonesiana.seruu.com/read/2013/04/19/158599/dua-pelaku-pencurian-brankas-ditembak-mati-polisi

Tiga Perampok Ruko Ditembak Polisi

http://youtu.be/HjjlDYaWSBk

Dua Perampok Tewas Ditembak Polisi

http://youtu.be/P5TrfA9zErc

Pembobol ATM BRI Depok Ditembak Mati

Senin, 22 April 2013 14:40 wib
JAKARTA - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menangkap tersangka pembobol mesin ATM BRI yang dipasang di sebuah supermarket di Limo, Depok, Jawa Barat pada Sabtu (6/4/2013) pekan lalu.

"Para tersangka membobol dengan mengangkat ATM lalu dimasukkan ke dalam mobil kemudian dibawa ke salah satu tempat untuk mengeluarkan uang sebesar Rp259 juta," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Toni Harmanto di Mapolda Metro Jaya, Senin (22/4/2013).

Kata Toni, uang hasil kejahatan tersebut dibagikan kepada tersangka, masing-masing sebesar Rp26 juta. "Yopi, Dedi, Harun, Andi, Boyke, Buyung, masing-masing mendapatkan bagian sebesar Rp26 juta," ungkapnya.

Pada saat dilakukan penangkapan, sambung dia, petugas terpaksa memuntahkan timah panah panas kepada dua orang tersangka karena berusaha melarikan diri dan merebut senja api petugas.

"Dia (Harun dan Buyung) berusaha melarikan diri dan merebut senjata petugas, sehingga petugas menembak bagian punggung tembus dada kiri Harun dan Buyung mengenai kaki sebelah kanan, keduanya tewas ketika dilarikan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati," ungkapnya.

Dari para tersangka petugas berhasil mengamankan barang bukti satu unit brankas ATM BRI, satu gunting besar, satu unit mobil, sebilah samurai dan satu plat nomor BE 2260 YM.

Para pelaku dikenakan Pasal 365 tentang Pencurian dengan Kekerasan. Ancaman hukuman 9 tahun penjara. 

http://jakarta.okezone.com/read/2013/04/22/500/795544/pembobol-atm-bri-depok-ditembak-mati

Sempat Duel di Atap Rumah, Pedagang Daging Ditembak Polisi


Senin, 22/04/2013 15:18 WIB
Jakarta - Sepasang kaki Sugiman (35) terpaksa polisi tembak. Pedagang daging sapi di Cakung, Jakarta Timur, tersebut sebelumnya berduel melawan polisi yang mengejarnya di atap rumah.

Bukan karena menjual daging oplosan, polisi menembak kaki Sugiman. Melainkan karena merampok uang hasil penjualan sapi senilai Rp 500 juta milik Nati Komaria di Pojok Salak, Cariu, Kabupaten Bogor, pada awal Maret lalu.

"Pelaku berusaha kabur melalui atap rumahnya. Saat akan ditangkap di atas, pelaku sempat berduel dengan petugas dan dengan segala pertimbangan, maka ditembak kakinya," kata Kapolres Bogor, AKBP Asep Safrudin, di kantornya, Senin (22/04/2013).

Selain Sugiman, polisi juga menangkap satu pelaku lainnya bernama Hosen (34) dalam operasi penyergapan Minggu petang lalu. Hosen juga terpaksa ditembak kakinya karena dianggap melawan petugas saat akan ditangkap. 

Dari kedua pelaku, polisi mengamankan barangbukti sebuah golok dan handphone. Sementara empat pelaku lainnya, yakni MH (pemilik dua buah senpi), UM, EN, BS dan MA hingga kini masih menjadi buronan.

"Baru dua pelaku yang diamankan. Masih ada 5 pelaku lagi yang kita buru. Dari keterangan pelaku SG (Sugiman,red), dirinya mendapat bagian sebesar (Rp) 42 juta. Sementara HS (Hosen) mengaku mendapat bagian sebesar (Rp) 30 juta," terang Kapolres.

(lh/lh)


http://news.detik.com/read/2013/04/22/151853/2227106/10/sempat-duel-di-atap-rumah-pedagang-daging-ditembak-polisi

2-dari-9-tersangka-curanmor-ditembak-polisi-resort-cilegon

http://www.beritacilegon.com/hukum-a-kriminal/2739-2-dari-9-tersangka-curanmor-ditembak-polisi-resort-cilegon,-ada-kelompok-anak-di-bawah-umur.html

Tiga Rampok di Tiga Lokasi Ditangkap


Selasa, 23 April 2013 12:41 WIB

SOREANG, TRIBUN - AK (29) dan AR (40), terpaksa ditembak di kakinya oleh polisi karena berusaha melarikan diri saat akan ditangkap. Bersama dengan IM (23), Polres Bandung berhasil membekuk pelaku pencurian dengan kekerasan (curas) di beberapa tempat di Kabupaten Bandung dan di luar kota.

Kapolres Bandung, AKBP Kemas Ahmad Yamin mengatakan, ketiga tersangka  ini ditangkap pada 17 April. Para tersangka ditangkap dengan selisih waktu dua minggu. Selama dua bulan melakukan aksinya, para tersangka menggasak di tiga lokasi di Kabupaten Bandung. Di antaranya SMK Gunadarma Cicalengka, SPBU Rancamanyar Baleendah dan Kantor PDAM Soreang.

"Kita sudah membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus curas ini. Alhamdulilah kita berhasil membekuk tiga pelaku dari jumlah tujuh orang pelaku. Untuk sisanya masih dalam pencarian dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO)," ujar Kemas di Mapolres Bandung, Selasa (23/4).

Selain tiga lokasi di Kabupaten Bandung, kata dia, sindikat pencurian ini juga beraksi di luar kota. Keempat DPO tersebut yaitu LB, AC, AS dan EL. Tersangka pernah melakukan aksi pencurian di tiga tempat di Sumedang dan satu lokasi di Subang. Dalam melakukan aksinya, tujuh orang pelaku menggunakan mobil jenis minibus. Kemudian mereka langsung masuk ke tempat kejadian perkara (TKP) dan menodong para korban menggunakan senjata tajam.

"Para tersangka ini melakukan aksinya dengan menggunakan kekerasan. Mereka menodongkan senjata tajam lalu mengikat dan menyekap korban. Setelah itu para pelaku mengambil barang-barang berharga di TKP," kata Kemas.

Tersangka dikenai pasal 365 KUHP, karena melakukan pencurian disertai dengan kekerasan. Ancaman hukuman  penjara maksimal sembilan tahun. (*)

Penulis : aa

Editor : dar

http://jabar.tribunnews.com/2013/04/23/tiga-rampok-di-tiga-lokasi-ditangkap?utm_source=bandung&utm_medium=twitter

Melawan Saat Ditangkap, Koplotan Perampok Ditembak Polisi


Melawan Saat Ditangkap, Koplotan Perampok Ditembak Polisi

Mojokerto, TV9 Surabaya

Tiga komplotan perampok nasabah bank diringkus Satuan Resmo Polresta Mojokerto kota. Ketiganya adalah Achmad Yunus, 22 tahun, warga Tembok, Surabaya, Muhammad Muchlis, 37 tahun, asal Sidotopo Sekolahan, Surabaya dan Zain, 33 tahun kecamatan Geger kabupaten Bangkalan.
Komplotan perampok spesialis nasabah bank ini sadis dalam menjalankan aksinya, ketiganya tidak segan membacok korbannya dengan parang. Bahkan pelaku mengancam akan membunuh korban jika melawan dan menodong dengan senjata api.
Dalam menjalankan aksinya seorang pelaku bernama Yunus mengincar korban dengan  berpura-pura menjadi nasabah bank. Jika ada nasabah yang mengambil uang lebih dari seratus juta, Yunus segera mengontak temanya yang menunggu di luar bank untuk menjalankan aksinya.
Dua dari tiga pelaku terpaksa ditembak kakinya karena hendak melawan petugas saat ditangkap. Ketiganya ditangkap saat beraksi di BCA jalan Cokroaminoto kota Mojokerto. Saat itu pelaku menunggu korbannya, saat hendak melakukan aksi petugas yang sudah mengintai pelaku langsung meringkusnya.
Dari tangan pelaku polisi mendapatkan dua sepeda motor, senpi, golok dan beberapa ATM dengan nama korbanya. Ketiga pelaku ini sudah berkali-kali melakukan aksi, jika ditotal pelaku sudah mendapatkan uang hasil kejahatannya sebesar 800 juta rupiah.
Muhamad Mufid
http://tv9.co.id/v1/?p=1377