Jumat, 28/12/2012 17:39 WIB
"Tidak, tidak, saya tidak ikut-ikut. Saya ini bukan penjahat," bantahnya saat ditemui detiksurabaya.com, di RSUD Blambangan, Jumat (28/12/2012).
Farid membantah karena dia yakin tidak ada di lokasi saat terjadi perkelahian. Memang diakui 10 orang yang berkelahi adalah temannya. Perkelahian itu dipicu karena siang hari sebelumnya ada tantangan perkelahian dengan sekelompok pemuda lain.
Dan malam itu dia diajak rekan-rekannya membuat perhitungan. Namun di tengah perjalanan ban motor yang dikendarainya kempes. Sebab itu dia putuskan untuk menambal ban dan tidak ikut berkelahi. Dia baru ke lokasi setelah selesai menambal ban.
"Itupun saya mau pinjam uang ke teman untuk ongkos nambal ban dan berkelahinya sudah bubar," tambahnya lagi.
Hal senada juga disampaikan Ibu Farid, Rukiyah. Dia membantah keras anaknya terlibat dalam genk preman seperti yang dituduhkan polisi. Apalagi sampai terlibat jauh dalam tindak kriminal. Meski begitu pihaknya masih menunggu musyawarah keluarga untuk menentukan sikap selanjutnya.
"Anak saya tidak ikut-ikut, sama sekali tidak. Justru anak saya dipukuli setelah ditembak," bantah Rukiyah.
Sebelumnya diberitakan, Zaenul Farid (15), warga Desa Tulungrejo Kecamatan Glenmor, Banyuwangi, mengaku ditembak polisi pukul 23.00 Wib, Minggu (23/12/2012) usai menambal ban motornya.
Selain ditembak dia mengaku dipukuli dan diintimidasi, dipaksa terlibat perkelahian. Polres Banyuwangi sendiri belakangan menetapkan Farid sebagai tersangka kasus 365 (pencurian disertai kekerasan). Bahkan dari keterangan Farid, polisi mendapatkan 10 nama tersangka lainnya. Dia diduga memukuli dan memeras 5 korbannya.
"Hasil penyidikan yang bersangkutan adalah salah satu dari 11 pelaku 365," kata Kapolres Banyuwangi, AKBP Nanang Masbudi dikonfirmasi detiksurabaya.com melalui SMS, Jumat (28/12/2012).
(fat/fat)
http://surabaya.detik.com/read/2012/12/28/173900/2129118/475/remaja-yang-ditembak-polisi-di-banyuwangi-bantah-terlibat-kejahatan