Friday, 18 February 2011

Depresi, Pria Tewas Ditembak Polisi

INILAH.COM, Jakarta - Seorang pria tewas ditembak oleh polisi karena berusaha menyerang.

John Wempi, warga Komplek Permata, Kali Angke Cengkareng, tewas setelah tiga peluru bersarang ditubuhnya. Pria ini tewas setelah berusaha menyerang petugas kepolisian yang memintanya menyerah setelah melakukan pembakaran sebuah mobil pada Minggu (30/1/2011) malam.

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Baharudin Djafar, kejadian itu bermula ketika sekitar pukul 22.00 WIB, Bripka Kasdani, anggota Unit III Sat Jatanras yang tengah piket mendapat telepon dari Briptu Joko Sumanto, anggota Sat Resmob Dit Reskrim Um Polda Metro Jaya.

Saat itu Briptu Joko mengatakan dirinya dimintai tolong oleh kenalan yang mengaku mobilnya dibakar di daerah Komplek Permata, Kali Angke Cengkareng. Mendapat laporan tersebut Kasdini kemudian melakukan pengecekan ke lokasi.

Sesampai di jembatan Kedaung Kali Angke di samping Komplek Permata, Bripka Kasdini melihat John Wempi yang melakukan pembakaran mobil tengah mengamuk sambil menenteng bensin dan senjata tajam

Bripka Kasdani kemudian meminta John untuk menghentikan aksinya dan menyerah. Namun bukannya menyerah John malah semakin brutal. Meski Kasdani sudah mengatakan dirinya seorang petugas kepolisian, namun pelaku tetap tidak menghentikan aksinya.

Bahkan kemudian John berusaha menyerang, yang memaksa Kasdini melepaskan tembakan peringatan ke udara sebanyak tiga kali. Bukannya menyerah John tetap bersikeras menyerang balik. Kasdini akhirnya memberikan tindakan tegas dengan tiga tembakan ke arah paha dan kaki John.

Setelah itu John kemudian langsung dilarikan ke RS Pantai Indah Kapuk untuk mendapat perawatan. Malang dirinya akhirnya tak tertolong karena banyak kehilangan darah.

Dihubungi terpisah, Kapolsek Cengkareng Kompol Ruslan menuturkan pelaku pembakaran yang telah menghembuskan nafas terakhir dengan tiga timah panas itu ditengarai mengidap depresi atau stres.

"Mobil Hyundai yang dibakar berhasil dipadamkan warga. Menurut keterangan keluarga, John terkena depresi karena pacarnya menikah dengan orang lain. Korban tewas di RS Pantai Indah Kapuk," ujar Kapolsek, Selasa (1/2/2011).

Kapolsek juga mengatakan tengah mendalami lebih jauh motif yang melatarbelakangi peristiwa ini. [bar]

http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1198692/depresi-pria-tewas-ditembak-polisi

Perampas senjata polisi disisir

WASPADA ONLINE

LHOKSUKON - Pasca kematian Kamaruzzaman alias Komar (35), yang diklaim polisi terpaksa ditembak mati karena berusaha kabur dan merampas senjata petugas di Desa Matang Paya, Kecamatan Baktiya, Kabupaten Aceh Utara, aparat Polres sampai kemarin terus menyisir desa tersebut.

“Kita masih berusaha mencari senjata Komar yang diduga disembunyikan di kawasan Matang Paya. Ini berdasarkan pengakuan Komar sebelum ia meninggal dunia,” kata Kapolres Aceh Utara, AKBP Farid, melalui Kasat Reskrim AKP Erlin Tang Jaya, pagi ini.

Terkait operasi penyisiran ini, Kasat Reskrim mengimbau masyarakat luas, khususnya warga Matang Paya, ikut berperan aktif membantu polisi, minimal dengan cara segera melapor jika melihat atau mengetahui sesuatu yang mencurigakan terkait kasus tersebut.

“Bantuan informasi seperti itu sangat penting bagi pihak kepolisian supaya kasus yang meresahkan masyarakat ini cepat tuntas. Para pelaku yang merasa terlibat, juga kita imbau segera menyerahkan diri secara baik-baik, sebelum kita tempuh upaya paksa,” saran Erlin.

Erlin merincikan, anggota komplotan Komar berjumlah enam orang. Dua diantaranya sudah diamankan, yakni Komar dan Mansur alias Tengku Aceh alias Abu Aceh. Sedangkan empat orang lagi masih diburu. “Identitas mereka sudah kita kantongi,” tandasnya.

Seperti diberitakan, Kamaruzzaman alias Komar, warga Desa Cot Trueng, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara, ditembak mati oleh Tim Gabungan Polres Aceh Utara, di kawasan perkebunan Desa Matang Paya, Kemukiman Buah, Kecamatan Baktiya Barat--Sampoiniet, Aceh Utara, Selasa (15/2) sekira pukul 17:30 WIB.

Komar yang disebut-sebut polisi sebagai pelaku utama percobaan perampokan dan penembakan Toko Mas Subur Baru, di Lhoksukon, 24 Januari 2011 lalu, terpaksa ditembak karena berusaha kabur dan merampas senjata petugas.

“Komar kita tangkap di rumahnya, sekitar pukul 16:00 Wib. Kepada petugas, tersangka mengaku dirinya yang menembak Toko Mas Subur Baru dengan AK-56 dan senjata itu sudah dibuang di rawa-[rawa Desa Matang Paya," ujarnya.

Namun, saat tersangka diminta menunjukkan senjata itu, sekira pukul 17:30, ia malah mencoba merampas senjata petugas dan berusaha kabur. Itu sebabnya ia terpaksa ditembak.

Polisi Tembak Pemerkosa Siswi SMP

Jumat, 18 Pebruari 2011 02:28

MALILI – Aparat Buru Sergap (Buser) Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor (Satreskrim Polres) Luwu Timur menembak pelaku pemerkosaan seorang siswi SMP karena mencoba melarikan diri saat hendak ditangkap,kemarin.

Pelaku pemerkosaan, Undju, 20, berniat kabur sehingga terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas. Dua pelaku lain,yakni Edy,21,dan Isra, 20,menyerahkan diri kepada petugas,kemarin. Kapolres Lutim AKBP Andi Firman menyatakan, tiga pelaku pemerkosa siswi SMP di Kecamatan Towuti itu telah ditahan polisi."Tiga pelaku ditetapkan sebagai tersangka. Salah seorang pelaku bernama Undju, yang juga pelaku utama, terpaksa ditembak kakinya karena mencoba melarikan diri dari kejaran polisi," ujarnya kemarin.

Menurut dia,pelaku utama tersebut hampir saja kabur dan meloloskan diri ke wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng).Undju yang mengalami luka tembak belum dibawa ke Mapolres karena harus dirawat di Puskesmas Malili. Terkait kasus pembakaran rumah milik Undju oleh keluarga korban, Kapolres berjanji akan mengusutnya secaran tuntas. Dia mengimbau para pelaku yang terlibat pembakaran rumah itu menyerahkan diri ke Polres Luwu Timur.

Kapolres mengaku telah mengidentifikasi nama pelaku pembakaran rumah itu sehingga anggota Satreskrim segera ditugaskan menangkap para pelaku jika tidak segera menyerahkan diri. "Kasus pembakaran rumah tetap diproses terpisah dengan kasus pemerkosaan karena dua kasus itu merupakan tindak pidana murni," tandas perwira menengah Polri itu. Pascaperistiwa pemerkosaan siswa SMP di Towuti pada 13 Februari lalu itu, rumah salah seorang pelaku pemerkosaan di Desa Pekaloa, Kecamatan Towuti, dirusak dan dibakar puluhan keluarga korban yang marah.

Kejadian pemerkosaan terhadap siswi SMP itu terjadi ketika dia bersama seorang teman prianya dicegat tiga pelaku saat pulang berekreasi dari Pantai Pekaloa. Malang bagi korban karena teman prianya itu tidak mampu memberikan pertolongan karena dia diancam badik oleh pelaku. Setelah memerkosa gadis di bawah umur itu, tiga pelaku melarikan diri dan dinyatakan buron selama tiga hari.

Polisi langsung mengejar pelaku utama, yakni Undju, karena dia satu-satunya yang dikenali korban. Menurut Kapolres,penangkapan para pelaku sesuai janjinya kepada keluarga korban dan warga Towuti. Dia berjanji akan membekuk pelaku paling lama sepekan setelah kejadian. Janji Kapolres tersebut dipenuhi karena pelaku hanya berhasil kabur selama tiga hari. (SI-chaerul baderu)

http://www.makassarterkini.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2042:polisi-tembak-pemerkosa-siswi-smp-&catid=44:info-terkini&Itemid=139

DPO geng Mawar ditembak

SATURDAY, 19 FEBRUARY 2011 02:12

MEDAN - Tim Khusus Res Intel Den Gegana Brimob Poldasu kembali menangkap seorang tersangka kelompok geng Mawar yang terlibat berbagai kasus perampokan. Tersangka diringkus di kawasan Mandala, dinihari, setelah personel Brimob menembak kakinya.

Tersangka AY, 38, (bertato bunga mawar) yang sudah dua kali menjalani hukuman berdomisili di kawasan Medan Amplas. Kini, tersangka menjalani perawatan di RS Bhayangkara Poldasu Jln KH.Wahid Hasyim Medan.

Informasi yang diperoleh tadi malam, tersangka AY sudah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Polsekta Medan Labuhan. Terakhir, tersangka AY bersama 10 rekannya melakukan perampokan di rumah Darwin Chua pengusaha CPO di kawasan Payar Pasir, Rengas Pulau, Medan Marelan, pada 24 Maret 2010.

Dalam aksinya tersebut, tersangka AY bersama komplotan berhasil mengambil uang tunai Rp400 juta, perhiasan emas dan barang berharga lainnya.

Tim Khusus Res Intel Den Gegana Brimob Poldasu yang mendapat informasi dari masyarakat bahwa seorang buronan kasus perampokan itu berada di kawasan Mandala, segera turun ke lokasi. Ketika dilakukan penyergapan, tersangka AY mencoba melarikan diri.

Personel Brimob segera melepaskan tembakan peringatan, namun tersangka AY terus berupaya melarikan diri. Khawatir buronan yang sudah masuk DPO Polsekta Medan Labuhan itu lolos, personel Brimob melepaskan tembakan terarah ke kaki tersangka.

Kepala Detasemen Gegana Sat Brimob Poldasu Kompol Pria Premos, melalui Kasubden I AKP Frengky Tambunan yang dikonfirmasi melalui telefon selular, membenarkan adanya penangkapan terhadap seorang tersangka kelompok geng Mawar yang terlibat kasus perampokan.

Dalam melakukan aksinya, kata Frengky, tersangka AY bersama 10 rekannya menggunakan senjata api, senjata tajam, penutup wajah (sebo) dan kerap mengendarai mobil rental.

Sebelumnya, lima anggota geng Mawar telah ditangkap polisi. Bahkan, seorang tersangka yang diduga sebagai pimpinan geng Mawar tewas ditembak karena melakukan perlawanan saat hendak ditangkap. Sedangkan, lima pelaku lainnya yang sudah masuk DPO, hingga kini terus diburon.

Komplotan geng Mawar juga terlibat kasus perampokan di SPBU kawasan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Usai melakukan perampokan, mereka kabur ke luar daerah. Mereka juga dikenal cukup sadis karena kerap melukai korbannya jika melakukan perlawanan.

Editor: SASTROY BANGUN
(dat03/waspada)

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=175879:dpo-geng-mawar-ditembak&catid=14:medan&Itemid=27

Saturday, 12 February 2011

Polisi Kritis Ditembak Rekannya

Kamis, 10 Februari 2011 15:59 WIB

BATAM--MICOM:
Kondisi Huzairan, 21, polisi Satuan Sabara Kepolisian Daerah Kepulauan Riau yang tertembak teman sesama korps semakin kritis.

"Kondisinya semakin kritis," kata keluarga korban, Amin, usai keluar dari ruang ICU Rumah Sakit Awal Bross Batam, Kamis (10/2). Huzairan tertembak mulai dari bawah hidung bagian kanan hingga peluru bersarang di pundak kanan.

Menurut dokter, kata dia, Huzairan harus dioperasi toraks untuk memperbaiki aliran darah ke paru-paru akibat tembusan peluru. Keluarga masih mempertimbangkan saran dokter itu karena operasi harus dilakukan di kota besar.

Sementara itu, aparat Polda Kepri masih bungkam mengenai insiden yang melibatkan dua anggotanya. Wakil Direktur Sabara Polda Kepri Komisaris Guruh yang ditemui saat menjenguk Huzairan menolak memberikan keterangan. "Saya hanya menjenguk rekan sesama polisi. Tidak tahu kejadiannya seperti apa," kata Guruh.

Guruh yang sempat memasuki ruang ICU juga enggan menjelaskan kondisi korban. "Korban belum sadar, saya tidak bisa tanya apa-apa sama dia," kata Guruh berseloroh.

Ditanya kemungkinan senjata yang digunakan bukan milik kepolisian, ia juga enggan menjelaskan.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun di lapangan, Huzairan tertembak di rumah teman wanitanya di Perumahan Botania Garden. Pelaku penembakan berinisial AD, yang merupakan teman satu korps Sabara. Hingga kini pelaku belum dapat dikonfirmasi keberadaannya.

Diwartakan, AD dan Huzairan berseloroh dengan senjata api, hingga akhirnya tertembak. Versi lain menyebutkan AD cemburu dengan Huzairan yang berdekatan dengan teman wanitanya.

Di Rumah sakit, keluarga Huzairan tampak berkumpul di depan ruang ICU. Beberapa adik korban perempuan terlihat saling berpelukan sambil menangis. Sedangkan kembaran korban, Huzairin terlihat termenung di pojok ruangan. (Ant/wt/OL-01)

http://www.mediaindonesia.com/read/2011/02/10/202468/126/101/Polisi-Kritis-Ditembak-Rekannya

Polisi Tembak Tersangka Pembunuhan

Sabtu, 12 Februari 2011 13:41 WIB

Anggota reserse kriminal Kepolisian Sektor Semarang Tengah menembak kaki kanan seorang tersangka pelaku pembunuhan karena berusaha melarikan diri saat akan ditangkap.

Kapolsek Semarang Tengah Kompol Prayitno, di Semarang, Sabtu, mengatakan, tersangka bernama Irwansyah (28) warga Kampung Panyilekan, Kecamatan Cibiru, Bandung Selatan, itu ditangkap dalam waktu tiga jam setelah melakukan pembunuhan di Ruko Pemuda sekitar pukul 03.00 WIB.

"Tersangka menimpakan batu seberat 30 kilogram lebih ke kepala korban, Irfan Setiabudi (17), warga Jalan Malang Purwodinatan, Semarang, saat sedang tidur di tempat kejadian perkara (TKP)," katanya.

Ia mengatakan setelah menerima laporan dari warga, pihaknya langsung mendatangi TKP dan mengumpulkan keterangan dari beberapa saksi.

Berdasarkan keterangan beberapa saksi, kata dia anggota reskrim kemudian disebar ke Stasiun Poncol Semarang, karena ada informasi tersangka pelaku bersembunyi di tempat itu.

Dalam proses pencarian, tersangka memang berada di sekitar Stasiun Poncol, namun langsung kabur, dan berhasil ditangkap di Jalan Abimanyu VI, setelah sempat terjadi kejar-kejaran. "Tersangka terpaksa ditembak kakinya karena berusaha melarikan diri lagi setelah ditangkap," ujarnya.

Dari hasil pemeriksaan sementara, tersangka mengaku membunuh korban yang berprofesi sebagai pengamen karena dendam. "Saya pernah dikeroyok korban dan teman-temannya sekitar satu bulan lalu karena merampas telepon seluler," kata tersangka sambil memegangi kaki kanannya yang ditembak petugas.

Tersangka yang diduga sering melakukan tindak kejahatan terhadap penumpang kereta api itu, juga mengaku dijanjikan uang Rp50 ribu oleh rekannya berinisial UJ jika bersedia membunuh korban.

Tersangka dan UJ yang masih dalam pencarian polisi diduga telah merencanakan pembunuhan sadis terhadap korban. Barang bukti yang diamankan polisi dari TKP adalah batu berukuran besar, serta dua karung yang berlumuran darah.

Hasil autopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara Semarang menyebutkan bahwa korban tewas karena luka hantaman benda tumpul di bagian kepala.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 340 subsider Pasal 338 dan 351 tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman kurungan penjara minimal 20 tahun dan maksimal seumur hidup atau hukuman mati. (Ant)

http://nusantara.tvone.co.id/berita/view/48569/2011/02/12/polisi_tembak_tersangka_pembunuhan/

Wednesday, 9 February 2011

Pembunuh Pria Gemulai Ditembak Polisi

Selasa, 8 Februari 2011 - 21:49 WIB

TANGERANG (Pos Kota) – Kasus pembunuhan terhadap Slamet alias Meti, pria gemulai di kamar kostnya di Gang Asem RT 04/01, Kelurahan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. (4/12) lalu terungkap. Satuan Resmbob Polsek Kelapa Dua menangkap dua pelaku di daerah Palembang, Sumatra Selatan. Keduanya membunuh hanya karena ingin merampas HP dan uang milik korban.

Pelaku Nando Pradana,20, dan Hendrianto,20, warga Jalan Silaberanti, RT 27/03, Desa Silaberanti, Kecamatan Seberang ULU, Kota Palembang, Sumatra Selatan. Petugas menembak kedua kaki pelaku lantaran mencoba kabur ketika akan dibekuk. Dari tangan pelaku, petugas menyita sebilah pisau dan tiga Hp milik korban.

Kapolres Kota Tangerang, Kombes Wahyu Widada didamping Kapolsek Kelapa Dua, AKP Hafid Herlambang, mengatakan, terungkapnya pelaku pembunuhan ini terkuat ketika Abi, teman korban, mengenali kedua pelaku pembunuhan terhadap temannya tersebut.

Pasalnya, Abi yang memperkenalkan kedua pelaku kepada korban. Sebelum peristiwa pembunuhan terjadi, Abi berkenalan dengan dua kuli bangunan tersebut di daerah pasar malam di Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Setelah berbincang-bincang kedua pelaku kemudian diajak ke kamar kost Abi. Ditempat kost tersebut, kedua pelaku berkenalan dengan Slamet alias Meti.

Rupanya perbincangan mereka hingga larut malam . Abi pun meminta kepada dua pria yang baru dikenalnya itu menginap. Kedua pelaku menyetujui permintannya Abi. Di kamar korban itu, Hendri bersama korban tengah asyik menonton video porno di HP milik korban sambil meminum miras. Melihat dua buah HP korban, Hendri pun mengirim pesan kepada Nando jika dirinya ingin merampas HP dan menggorok leher korban. Pisau yang mereka bawa itu pun kemudian disembunyikan di kasur korban. Untuk melancarkan aksinya, Nando menginap dikamar Abi yang tak jauh dari kamar korban. “Pelaku sudah merencanakan ingin membunuh dan merampas HP korban,” kata kapolres.

Ketika tengah berduaan, korban kemudian meminta Hendri menyodominya. Permintaan itu pun dilakukan oleh pelaku. Keduanya pun terlelap hingga tertidur. Namun ketika menjelang pagi. Meti membangunkan pelaku untuk menyodomi untuk kedua kalinya. Ketika tengah menyodomi korban, pelaku kemudian mengambil pisau yang sudah disembunyikan di balik kasur. Hendri pun dengan sadis menggorok leher korban hingga tewas.

usai membunuh Slamet alias Meti, kedua pelaku kuli bangunan ini langsung kabur ke kampung halamannya di Palembang, Sumatra Selatan. Sebelum kabur, kedua pelaku membuang pisau disemak-semak. Hendri bahkan sempat mencuci tangan yang penuh dengan darah di dalam masjid, keduanya juga melakukan salat subuh.

Mendapat informasi tersebut buronannya bersembunyi di Palembang, Sumatara selatan, Satuan Resmob Polsek Kelapa Dua yang dipimpin Kanit Reskrim David Yunior Kaniteron memburu kedua pelaku. Nando dibekuk petugas depan Musium Sultan Mahmud, Palembang. Sedangkan Hendri dibekuk di tempat persembunyian di daerah Sukojo, Palembang, Sumtara Selatan.

Kepada petugas, Hendri mengaku jika dirinya bersama Nando hanya ingin merampas tas dan HP milik korban. Namun dirinya terpaksa menggorok leher korban lantaran sakit hati dipaksa untuk menyodomi korban. Ketika tengah menyodomi korban itulah, dirinya membunuh korban. Usai membunuh, kedua pelaku kemudian kemudian membagi uang milik korban sebesar Rp 500 ribu dan dua buah HP. Uang tersebut digunakan pelaku untuk ongkos melarikan diri ke Palembang. “Saya hanya ingin merampas HP korban saja,” ujar DPO Polwitabes Palembang karena kasus penusukan dan pencurian tersebut. (C3/B)


http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/02/08/pembunuh-pria-gemulai-ditembak-polisi

Kapolda Jabar Perintahkan Tembak di Tempat Pengacau Keamanan

Rabu, 09/02/2011 14:59 WIB
Bandung
- Tidak mau kasus Pandeglang dan Temanggung terjadi di wilayah Jawa Barat, aparat unsur TNI dan Polri menyatakan siap menjamin situasi aman. Kapolda Jabar Irjen Pol Suparni Parto memerintahkan anggotanya agar tembak orang-orang yang mengacau keamanan.

Suparni menjelaskan tindakan tegas itu dilakukan apabila sudah membahayakan masyarakat dan petugas. "Misalnya, bila ada orang menyerang pakai parang, kita (polisi) punya senjata, maka ditembak saja," tegasnya.

Suparni menyampaikan hal tersebut kepada wartawan usai menghadiri rapat koordinasi Komunitas Intelijen Daerah (kominda) Jabar di Hotel Gumilang Regency, Jalan Setibudhi, Rabu (9/2/2011).

Ia menambahkan, polisi pun tidak begitu saja melakukan tembak di tempat terhadap para pelaku kejahatan. Polisi pun jangan berdiam diri bila melihat pelaku kejahatan mengancam kemanan sekitar.

"Kalau membahayakan masyarakat dan petugas boleh dilakukan (tembak). Itu sudah seusi protap. Masa ada yang menyerang, kita bilang eh jangan bacok saya ya. Kita harus bertindak tegas," ujar Suparni.

Lebih lanjut ia menjelaskan kalau pihaknya siap menjamin situasi keamanan di seluruh wilayah kabupaten dan kota di Jabar. Apabila ditemukan hal-hal yang menyebabkan kerawanan, maka pihaknya segera melakukan langkah antispasi berupa tindakan persiasif hingga hak power.

"TNI dan Polri siap bahu membahu mengamankan Jabar. Saya berdoa di kejadian di sejumlah daerah (Pandeglang dan Temanggung) tidak terjadi di Jabar. Masyarakat Jabar kan baik," ujar Suparni.

(bbn/ern)

http://us.bandung.detik.com/read/2011/02/09/145943/1567810/486/kapolda-jabar-perintahkan-tembak-di-tempat-pengacau-keamanan?881104485

Monday, 7 February 2011

Melawan Polisi, Perampok Tewas Ditembak

DENPASAR--MICOM:Kepolisian Daerah Bali menyerahkan jenazah Syahrir alias Bedog, 34, asal Desa Perigi Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, ke pihak keluarga. Bedog seorang perampok yang ditembak mati saat polisi melakukan penggerebekan di Jalan Mpu Tantular kawasan Renon, Denpasar Sabtu dini hari (5/2).

Hasil autopsi menunjukkan, korban mengalami luka tembak tepat di kepala bagian kiri sehingga langsung meninggal di lokasi penggerebakan. Kabid Humas Polda Bali Kombes Gede Sugianyar mengatakan, penembakan yang dilakukan oleh petugas sudah sesuai dengan SOP yang ada karena korban tidak mau diajak bernegosiasi dan bahkan melawan petugas serta hendak melarikan diri.

"Penembakan terpaksa diakukan karena sangat membahayakan petugas yang hendak menangkapnya. Tindakan tersebut sudah sesuai standar operasional prosedur sehingga sama sekali tidak menyalahi aturan yang ada," ujarnya.

Penyerahan jenazah kepada pihak keluarga disaksikan langsung oleh paman kandung korban bernama Kidul yang berasal dari Perigit, Lombok Tengah. Selain paman korban, penyerahan juga disaksikan oleh anggota Polmas asal NTB, kerabat korban yang ada di Denpasar, serta beberapa tokoh masyarakat lainnya.

Korban ditangkap bersama lima orang lainnya saat sedang berjudi dari hasil rampokan di kawasan Renon. Sugianyar menegaskan, seluruh tersangka saat ini telah ditahan di Polda Bali dan Polres Badung.

Mereka adalah US, USN, MRM, S, dan A. Polisi juga masih melakukan pengembangan untuk dua orang lainnya yang kini masih buron dan diduga sudah melarikan diri ke Lombok.

Para pelaku melakukan aksinya dengan cara memanjat tembok, kemudian mencongkel pintu dan jendela dengan linggis atau obeng. Mereka juga tidak segan-segan melukai atau menghabisi pemilik rumah bila sadar atau berteriak dan melawan. Sasaran mereka adalah rumah mewah, vila, atau rumah yang disewakan ke wisatawan atau ekspatriat. (OL-5)

http://www.mediaindonesia.com/read/2011/02/06/201368/129/101/Melawan-Polisi-Perampok-Tewas-Ditembak

Polisi Tembak Dua Pembobol Rumah Jenderal

Senin, 7 Februari 2011 | 12:13 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Tiga pemulung yang membobol rumah orangtua Brigjen Polisi Boy Salamudin di Ksatrian Paspampres Sukasari, Kelurahan Lawang Gintung, RT 01 RW 03, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor ditangkap petugas gabungan Polres Bogor Kota dan Polsek Bogor Selatan, Senin (7/2/2011) dini hari di tiga lokasi berbeda di wilayah Bogor.

Dua dari tiga pelaku terpaksa ditembak kakinya karena berusaha melawan saat akan ditangkap petugas. Polisi menyita sejumlah barang bukti dari para pelaku, seperti obeng dan senjata tajam jenis kujang. Selain itu, juga disita barang-barang hasil kejahatan berupa tape dan jam miniatur.

Kepala Satuan Reskrim Polres Bogor Kota AKP Indra Gunawan membenarkan penangkapan tersebut. Indra menjelaskan, penangkapan ketiga tersangka berdasarkan penyelidikan yang dilakukan petugas gabungan Polres Bogor Kota dan Polsek Bogor Selatan.

"Hasil keterangan sejumlah warga dan olah kejadian perkara, penyelidikan mengarah ke para pelaku," ujarnya kepada wartawan, Senin.

Ketiga pelaku yang ditangkap adalah Jamaludin (34), Rohim (28) dan Kamal (27). Ketiganya berprofesi sebagai pemulung yang kerap beraksi membobol rumah warga.

Seperti diberitakan, aksi pencurian terjadi Kamis (6/1/2011) lalu. Para pelaku yang berjumlah tiga orang berhasil masuk ke rumah orang orangtua Brigjen Pol Boy Salamudin setelah membobol pintu belakang rumah. Dari rumah kosong itu para pelaku menggasak sejumlah barang berharga seperti tape, kompresor kulkas dan sejumlah hiasan dinding


http://megapolitan.kompas.com/read/2011/02/07/12131590/Polisi.Tembak.Dua.Pembobol.Rumah.Jenderal

Sunday, 6 February 2011

Ngumpet di Lemari, Bison Ditembak Polisi

Laporan Wartawan Pos Belitung Edi Yusmanto

TRIBUNNEWS.COM, TANJUNGPANDAN --
Setelah seminggu menjadi buronan, akhirnya Darwin alias Bison pelaku pembunuhan, diringkus polisi. Sebutir timah panas bersarang di kaki sekaligus mengakhiri pelarian Bison, Kamis (13/1/2011) sekitar pukul 12.30 WIB.

Bison -- pelaku pembunuhan terhadap Yadi warga Gang Granat Desa Air Raya -- diringkus di kediaman keluarganya di Air Kelubi Desa Perawas. Saat digerebek polisi Bison bersembunyi di dalam lemari pakaian.

Bison kendati sudah ditangkap sempat mencoba kabur dari kawalan anggota Buser Polres Belitung. Letusan senjata anggota melumpuhkan Bison.

"Alhamdulillah, Bison sudah kita amankan," kata Kapolres Belitung AKBP Suharjo didampingi Kasat Reskrim Polres Belitung AKP Nasriadi kepada Grup Bangka Pos, Kamis (13/1).

Selama sepekan anggota Polres Belitung melacak keberadaan Bison yang berpindah tempat persembunyiannya. Kamis (13/01) polisi berhasil mengendus keberadaan Bison yang bersembunti di rumah salah satu keluarganya. Pollisipun tidak menyia-nyiakan kesempatan guna memebekuk buronan ini.(*)

http://www.tribunnews.com/2011/01/13/ngumpet-di-lemari-bison-ditembak-polisi

Saturday, 5 February 2011

Satu Ditembak Mati

06 Februari 2011 | BP
Lima Perampok Diringkus Reskrim Polda Bali
Denpasar (Bali Post)-

Warga Bali mulai percaya dengan kinerja aparat Kepolisian dalam menangkap pelaku perampokan yang marak terjadi belum lama ini. Beberapa hari melakukan penyelidikan, pasukan yang dikendalikan Kasat I AKBP Beny Arjanto berhasil mengendus persembunyian pelaku yang diduga kuat kawanan rampok yang beraksi di Kota Denpasar dan Badung. Lima pelaku perampokan pun diringkus di wilayah Lombok.

Dari lima pelaku yang dibekuk, satu di antaranya ditembak mati. Sumber Bali Post di Polda Bali, Sabtu (5/2) kemarin, mengatakan pelaku perampokan yang ditembak mati itu bernama Syahri alias Bedog. Jenazahnya kini berada di RS Sanglah. Polisi terpaksa menembak pelaku karena berusaha kabur saat hendak diminta menunjukkan TKP.

Tiga kali tembakan peringatan tidak dihiraukan, polisi akhirnya membidik kakinya. Tetapi, ia juga tetap berusaha kabur, kata sumber di Polda Bali yang namanya diminta untuk dirahasiakan.

Kejar-kejaran pun terjadi. Sambil berlarian, polisi terus melakukan penembakan ke arah pelaku. Akhirnya, pelarian pelaku terhenti ketika kepalanya kena tembak. Pelaku pun tewas di tempat lalu jenazahnya dilarikan ke RS Sanglah. Pelaku (Bedog, red) ini, ternyata residivis kasus yang sana, perampokan. Ia juga sempat melakukan aksi perampokan di beberapa daerah di Bali. ''Bahkan, aksi perampokan di Denpasar dan Badung, akhir-akhir ini, pelakunya diduga kuat adalah Bedog,'' ungkap sumber tadi.

Penangkapan pelaku rampok itu berlangsung Sabtu (5/2) dini hari kemarin. Polisi yang melakukan lidik di Lombok melihat ada lima orang yang sedang berada di tempat penadah. Tak hanya itu, sebelumnya polisi juga telah mengantongi nama-nama pelaku. Begitu para pelaku dilihat di sana, polisi langsung melakukan penyergapan. Kelima pelaku pun dibekuk tanpa melakukan perlawanan. ''Mereka langsung dibawa ke Bali,'' terangnya.

Saat penangkapan, polisi juga mengamankan barang bukti yang diduga sisa hasil kejahatananya. Barang bukti yang ditemukan berupa uang euro, rupiah dan lainnya. Selain itu, juga ada sejumlah barang elektronik berupa HP. Kini, para tersangka dan barang buktinya telah diamankan di markas Polda Bali. Para tersangka masih menjalani pemeriksaan intensif di ruangan penyidik. Kasusnya masih dikembangkan.

Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol. Gde Sugianyar, tidak membantah pihak Reskrim Polda Bali telah menangkap para pelaku. Satu pelaku di antaranya ditembak mati dan jenazahnya kini sudah dibawa ke RS Sanglah. Sementara, empat pelaku lainnya masih didalami pemeriksaannya. Kuat dugaan, kasus perampokan yang terjadi di Denpasar dan Badung belakangan ini, merekalah dalangnya. Namun, penyidik masih mengembangkan terus. ''Jaringannya diduga banyak. Penyidik masih mengembangkannya,'' jelasnya.

Kombes Sugianyar menjelaskan untuk memastikan hasil penyidikannya, kasusnya bakal digelar besok (hari ini, red) atau Senin. Sebab, para tersangka masih diperiksa dan tentunya masih banyak yang harus dikembangkan. (kmb21)

Komplotan Curwan Ditembaki Polisi

05 Februari 2011, 11:47:38| Laporan Sentral FM Lumajang

Terluka, 3 Pelaku Menghilang
Komplotan Curwan Ditembaki Polisi

suarasurabaya.net| Segerombolan pelaku pencurian hewan alias curwan, Jumat (04/02) kemarin, menyerbu rumah warga Desa Pandansari, Kecamatan Kedungjajang Lumajang. Pelaku yang diperkirakan berjumlah 10 pelaku, melakoni aksi pencurian sapi di kandang belakang rumah milik MISTAM SUMI (30), yang tinggal di Dusun Mrutu RT-13/RW-06.

Pelaku menerobos kandang sapi di belakang rumah korban, melalui pintu kandang sebelah timur. Kemudian kawanan ini menggondol sapi betina jenis limusin warna merah berumur sekitar 7 tahun dengan ciri-ciri tanduk gundul yang diperkirakan seharga Rp 5 juta ini.

Apesnya, kala pelaku berusaha menuntun sapi kabur, aksi mereka keburu tercium aparat Polsek Kedungjajang. Seketika, petugas melakukan penyergapan terhadap mereka. Bahkan dalam aksi penyergapan ini, petugas sempat terlihat baku tembak dengan pelaku.

Dalam aksi baku tembak yang terjadi di kegelapan malam itu, petugas sempat melukai 3 pelaku. Hal ini dibuktikn dengan temuan ceceran darah yang ada di lokasi kejadian.

AKP JOKO YUWONO Kapolsek Kedungjajang ketika dikonfirmasi DIDI reporter Sentral FM Lumajang, Sabtu (05/02), menyebutkan jika sebelum dilakukan penyergapan terhadap kawanan bandit curwan ini, pihaknya telah mendapatkan informasi bahwa ada kawanan penjahat yang akan melakoni aksinya sejak sore.

“Setelah mendapatkan informasi tersebut, sejak petang kami langsung mengerahkan personil untuk melakukan pemantauan Kamtibmas. Saya bersama 7 anggota lainnya, melakukan penyisiran di berbagai Desa dengan patroli mobile. Namun, baru menjelang dinihari, kami melihat ada gerombolan pria yang mencurigakan melintas di jalanan Desa Jatisari, sekitar pukul 02.30,”kata AKP JOKO YUWONO ketika ditemui di kantornya.

Ternyata, gerombolan pelaku kedapatan menuntun sapi yang kami duga kuat sebagai hasil curian. “Makanya, saya langsung perintahkan anggota melakukan tembaan peringatan. Dan ternyata, gerombolan pelaku ini nekat kabur. Makanya, anggota langsung membidik untuk melumpuhkannya,” papar AKP JOKO YUWONO.

Dari aksi baku tembak ini, Kapolsek Kedungjajang memastikan, jika tiga orang pelaku yang saat itu berhasil dibidik. Namun, pelaku yang terluka tembak tetap berusaha kabur meski kondisinya berdarah-darah. Bahkan, ketika pelaku yang terluka ini, kemudian berhasil melarikan diri dan menghilang di kegelapan malam.

“Sampai pagi ini, kami bersama anggota terus melakukan penyisiran. Namun, pelaku tak berhasil kami temukan,” urai AKP JOKO YUWONO.

Dengan menghilangnya kawanan yang diduga sebagian tertembak ini, Kapolsek Kedungjajang berharap, masyarakat ikut membantu memberikan informasi kepada polisi, jika mengetahui atau menemukan keberadaan pria tak dikenal di lingkungannya.

“Apalagi, jika pria itu diketahui terluka tembak. Kami berharap informasi masyarakat agar penangkapan bisa cepat kami lakukan,”pungkas AKP JOKO YUWONO Kapolsek Kedungjajang seraya menyebutkan sampai pagi ini pencarian tetap dilakukan anggotanya dengan dibantu aparat Polres Lumajang. (her/tin)

Teks foto :
1. AKP JOKO YUWONO Kapolsek Kedungjajang menunjukkan barang-bukti sajam jenis clurit yang diamankan.
2. Petugas Polsek Kedungjajang menyisir lokasi pencurian.
Foto : Dok. Sentral FM

http://jaringradio.suarasurabaya.net/?id=b753c626a2472edcdebc1655b9320fc2201188481

Tuesday, 1 February 2011

Diuber Polisi, Rampok Nyungsep Nabrak Toko

01 Februari 2011, 16:54:15| Laporan Sentral FM Lumajang

Diuber Polisi, Rampok Nyungsep Nabrak Toko

suarasurabaya.net| Sepak-terjang penjahat jalanan spesialis begal yang satu ini dihentikan aparat gabungan Unit Buru Sergap Utara Satuan Reskrim Polres Lumajang. Penjahat jalanan bernama RUDI HARTONO (17), warga Dusun Pancak, Desa Karangbayat, Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember ini, disergap petugas seusai tahlil di rumah kerabatnya di Desa Bayuurip, Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember.

RUDI HARTONO telah dijebloskan ke tahanan Mapolres Lumajang sebagai pertanggungjawaban atas perbuatannya. Dalam penyergapan ini, ternyata pelaku tampak nekat berusaha menghindari penangkapan. Apalagi, dipergoki jika penjahat yang dalam aksinya berperan sebagai joki ini, kemudian berusaha kabur tancap gas motornya.

Petugas yang telah menyanggong keberadaan tersangka RUDI HARTONO ini pun segera melakukan pengejaran. Aksi adu kejar berlangsung cukup seru, sampai akhirnya remaja komplotan rampok ini pun tak bisa mengendalikan laju motornya lalu menabrak sebuah toko di Desa Batuurip.

Seketika tersangka nyunsep dan mengalami luka lecet di beberapa bagian tubuhnya. Dalam kondisi seperti itu, akhirnya mudah saja petugas meringkusnya lalu memboyong remaja yang satu ini ke Mapolres Lumajang.

Terkait sepak terjang tersangka RUDI HARTONO ini, AKP KUSAMINDAR Kasat Reskrim Polres Lumajang ketika dikonfirmasi DIDI reporter Sentral FM Lumajang, Selasa (01/02) menyebutkan, jika tersangka telah lama berkecimpung dalam aksi penghadangan terhadap pengendara motor dengan modus rampok jalanan alias begal.

Menurut Kasat Reskrim, terakhir tersangka beraksi menghadang seorang pemuda yang tengah melintas di Jalur Lintas Timur (JLT), pada Kamis (02/09/2010) sekitar pukul 23.10 lalu. Yang menjadi sasaran aksinya adalah korban ANDIKA ANGGA ROSIYADI (19), warga Dusun Krajan I, Desa Bondoyudo, Kecamatan Sukodono.

Korban ANDIKA ANGGA ROSIYADI ini tak lain adalah keponakan Drs H AS’AT MALIK, Mag, Wakil Bupati Lumajang yang saat itu tengah berkendara motor Yamaha Yupiter Z bernomor polisi N-2203-ZD.

Ketika korban dalam perjalanan menuju ke kawasan kota Lumajang, ia dihadang oleh tersangka RUDI HARTONO yang saat itu beraksi bersama tersangka lain, yakni IMAM GHOZALI (23), warga Dusun Congapan, Desa Karangbayat, Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember.

”Tersangka IMAM GHOZALI sudah berhasil kai bekuk sebelumnya. Kini, IMAM GHOZALI telah mendekam di Lapas Kelas 2 B Lumajang,” jelas AKP KUSMINDAR. Dalam aksi penghadangan terhadap korban ANDIKA ANGGA ROSIYADI ini, tersangka menguntitnya di jalanan sepi itu, kemudian menghadangnya. Ketika korban tak mau berhenti, komplotan begal ini menendang motornya hingga korban pun terpaksa menghentikan laju motornya.

Setelah korban menyerah itulah, seorang pelaku mengeluarkan sajam berupa clurit yang langsung dikalungkan kepada keponakan Wakil Bupati Lumajang ini. Dalam kondisi terancam itu, korban tak berkutik kala pelaku merampas motornya lalu kabur ke arah Jalanan Banyuputih.

Di sana, pelaku cepat menghilang hingga korban pun hanya bisa pasrah lalu melaporkan kejadiannya ke Polres Lumajang. Berbekal laporan inilah, petugas gabungan Unit Buru Sergap Utara dan Selatan melakuka penyelidikan, hingga akhirnya identitas kawanan begal ini pun dikantongi.

”Selanjutnya, anggota meringkus IMAM GHOZALI selaku eksekutor rampok. Dalam penangkapan itu, IMAM GHOZALI dilumpuhkan dengan ditembak betisnya karena nekat kabur. Dan. baru semalam tersangka lainnya, yakni udi Hartono akhirnya kami bekuk juga,” ujar Kasat Reskrim.

Dalam penyidikan awal, selain melakoni aksi begal dengan korban keponakan Wakil Bupati Lumajang, komplotan IMAM GHOZALI CS ini juga beraksi di jalanan Desa/Kecamatan Jatiroto, pada Senin (15/10/2007) lalu. Kala itu, komplotan ini dengan menggunakan 3 unit motor berbeda, menguntit koprban SUPAIRI (40), warga Dusun Persil, Desa/Kecamatan Jatiroto.

Korban SUPAIRI yang saat itu tengah berboncengan motor Honda Supra warna biru-hitam bernomor polisi N-4357-YM dengan Buchori, temannya, dihadang ketika melintas di jalaan Desa Rojopolo. Korban waktu itu sempat melakukan perlawanan, hingga korban Supairi dibacok lengan kanannya hingga putus. Sedangkan, korban BUCHORI dibacok pahanya hingga terluka parah. ”Aksi kawanan ini memang cukup sadis,” kata AKP KUSMINDAR Kasat Reskrim. (her/ipg)

http://jaringradio.suarasurabaya.net/?id=0d4f8d32e9fdf51c3ad69a2cec48cdc2201188341