Senin, 24 Juni 2013 | 19:49 WIB
Metrotvnews.com, Ambon: Warga dua desa di Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, kembali terlibat bentrokan. Bentrokan pecah sejak Senin (24/6) dini hari dan baru redah pada siang hari setelah kehadiran tambahan pasukan dari Kota Ambon.
Dalam bentrokan itu, warga kedua desa bertetangga itu saling serang dengan menggunakan senjata tajam, bom rakitan, dan senjata api. Beberapa kali terdengar ledakan bom dan letusan senjata api di perbatasan kedua desa itu.
Aparat Polsek dan Koramil Leihitu kewalahan mengatasi bentrokan itu. Bentrokan baru reda setelah tambahan pasukan dari TNI dan Polri yang dikirim dari Ambon.
Akibat bentrokan itu, seorang warga tewas dan 13 warga lainnya terluka. Enam rumah warga yang berada di perbatasan terbakar.
Korban tewas bernama Rusdi Sasole, 67, akibat tertembak di bagian paha kanan. Sedangkan 13 korban lainnya dirawat di sejumlah rumah sakit di Kota Ambon. Korban umumnya mengalami luka tembak dan terkena serpihan bom.
Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKB Bintang Julianta menyatakan, bentrokan dipicu aksi perusakan sebuah perahu milik warga di perbatasan kedua desa itu.
Perusakan itu, lanjut Bintang sebenarnya sudah diselesaikan sesama warga. Namun, pada Senin dini hari, warga terprovokasi sehingga terlibat bentrokan.
"Ini masalah sepele saja, soal informasi perusakan perahu milik salah satu kelompok warga. Namun warga terprovokasi sehingga terjadi bentrokan dan menewaskan seorang warga dan lainnya terluka," kata Bintang saat ditemui di lokasi bentrokan kedua desa itu.
Ia mengakui, korban tewas akibat tertembak peluru. Namun,ia belum bisa memastikan jenis peluru tersebut. Menurutnya, saat ini yang dilakukan pihaknya adalah mencegah warga kedua desa itu kembali bentrok. Namun proses pengusutan bentrokan tetap berjalan.
Ia juga mengakui, warga kedua desa itu dalam bentrokan menggunakan senjata api, bom rakitan. Karena itulah, ia meminta warga kedua desa untuk menyerahkan senjata api maupun bom rakitan. "Apapun yang kami lakukan tidak akan membuahkan hasil kalau warga tidak memiliki kesadaran, dan masih menyimpan barang-barang berbahaya. Nanti setelah aparat tinggalkan desa ini, mereka bentrok lagi," katanya.
Jika tidak, tegas dia, aparat akan menggelar razia di kedua desa itu. Bintang juga menyatakan, warga kedua desa itu sering terlibat bentrokan yang dipicu masalah sepele.
Bintang menyatakan, untuk mengatasi bentrokan susulan, saat ini disiagakan dua satuan setingkat peleton (SST) Brimob Polda Maluku, satu SST Polres Pulau Ambon, dan dua SST Satuan Penugasan (Satgas) Â Yonif 611 yang kini di bawah kendali operasi Kodam 16 Pattimura. (Hamdi Jempot)
Dalam bentrokan itu, warga kedua desa bertetangga itu saling serang dengan menggunakan senjata tajam, bom rakitan, dan senjata api. Beberapa kali terdengar ledakan bom dan letusan senjata api di perbatasan kedua desa itu.
Aparat Polsek dan Koramil Leihitu kewalahan mengatasi bentrokan itu. Bentrokan baru reda setelah tambahan pasukan dari TNI dan Polri yang dikirim dari Ambon.
Akibat bentrokan itu, seorang warga tewas dan 13 warga lainnya terluka. Enam rumah warga yang berada di perbatasan terbakar.
Korban tewas bernama Rusdi Sasole, 67, akibat tertembak di bagian paha kanan. Sedangkan 13 korban lainnya dirawat di sejumlah rumah sakit di Kota Ambon. Korban umumnya mengalami luka tembak dan terkena serpihan bom.
Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKB Bintang Julianta menyatakan, bentrokan dipicu aksi perusakan sebuah perahu milik warga di perbatasan kedua desa itu.
Perusakan itu, lanjut Bintang sebenarnya sudah diselesaikan sesama warga. Namun, pada Senin dini hari, warga terprovokasi sehingga terlibat bentrokan.
"Ini masalah sepele saja, soal informasi perusakan perahu milik salah satu kelompok warga. Namun warga terprovokasi sehingga terjadi bentrokan dan menewaskan seorang warga dan lainnya terluka," kata Bintang saat ditemui di lokasi bentrokan kedua desa itu.
Ia mengakui, korban tewas akibat tertembak peluru. Namun,ia belum bisa memastikan jenis peluru tersebut. Menurutnya, saat ini yang dilakukan pihaknya adalah mencegah warga kedua desa itu kembali bentrok. Namun proses pengusutan bentrokan tetap berjalan.
Ia juga mengakui, warga kedua desa itu dalam bentrokan menggunakan senjata api, bom rakitan. Karena itulah, ia meminta warga kedua desa untuk menyerahkan senjata api maupun bom rakitan. "Apapun yang kami lakukan tidak akan membuahkan hasil kalau warga tidak memiliki kesadaran, dan masih menyimpan barang-barang berbahaya. Nanti setelah aparat tinggalkan desa ini, mereka bentrok lagi," katanya.
Jika tidak, tegas dia, aparat akan menggelar razia di kedua desa itu. Bintang juga menyatakan, warga kedua desa itu sering terlibat bentrokan yang dipicu masalah sepele.
Bintang menyatakan, untuk mengatasi bentrokan susulan, saat ini disiagakan dua satuan setingkat peleton (SST) Brimob Polda Maluku, satu SST Polres Pulau Ambon, dan dua SST Satuan Penugasan (Satgas) Â Yonif 611 yang kini di bawah kendali operasi Kodam 16 Pattimura. (Hamdi Jempot)
Editor: Henri Salomo Siagian
http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/06/24/6/163666/Warga-di-Maluku-Tengah-Bentrok-1-Tewas-Tertembak
No comments:
Post a Comment