Tuesday, 15 March 2011

Penambang Pasir Liar Brantas Ditembak

Rabu, 16 Maret 2011 | 11:21 WIB








MOJOKERTO – Tiga penambang pasir illegal di Sungai Brantas saat beroperasi di daerah perbatasan Desa Mlirip, Kec. Jetis Kab. Mojokerto dan Kelurahan Wates, Kec. Magersari, Kota Mojokerto diserang tembakan senapan angin.

Dalam serangan itu, seorang penambang mengalami luka tembak di punggung telah dirawat di RSUD RA Basoeni, Kec. Gedeg Kab. Mojokerto. Sedangkan dua penambang lainnya yang mengalami luka sama di bagian kaki memilih mengobati sendiri di rumahnya karena takut ditangkap polisi karena kegiatan menambang di Brantas.

Ada dugaan penyerangnya adalah warga sekitar yang jengkel dengan kegiatan tambang pasir di Kali Brantas karena merusak lingkungan. Apalagi, meski sudah sering dioperasi petugas terkait maupun pihak kepolisiaan, kegiatan tambang pasir di Kali Brantas tetap saja masih semarak. “Kemungkinan motif penyerangan ini karena jengkel ulah penambang pasir liar itu. Seperti di Kediri atau di Jombang, juga sudah sering masyarakat menghalau sendiri dengan menyerang penambang pasir di Brantas,” kata petugas Polres Mojokerto, Rabu (16/3) pagi tadi. “Kasusnya masih dalam penyelidikan,” tambahnya.

Penambang pasir yang dirawat di RSUD itu adalah Suwarno (58) warga Desa Kemantren, Kec. Gedeg, Kab. Mojokerto. Hingga Rabu (16/3) tagi tadi, proyektil yang bersarang dipunggungnya belum bisa dikeluarkan tim medis. Pihak rumah sakit menyarankan pasien dirujuk ke RSU Dr Soetomo Surabaya, namun pihak keluarga menolaknya.

Rohadi (45), keluarga korban mengatakan, saat itu Suwarno bersama dua temannya,

pada Selasa tengah hari pukul 01.00, berangkat menambang pasir dengan menggunakan perahu kayu dilengkapi mesin penyedot pasir di bantaran Sungai Brantas di Desa Mlirip, Jetis.

Baru setengah jam beroperasi, Suwarno merasakan pinggangnya nyeri. Setelah diperiksa, ternyata pinggangnya mengalami luka dan mengeluarkan darah. Tak berapa lama, dua teman korban juga merasakan betisnya nyeri. Lukanya seperti tertembak senapan angin.

Melihat itu, ketiga penambang langsung memilih kembali ke bantaran, lalu pulang mengobati lukanya. Karena luka terasa sangat sakit, pihak keluarga Suwarno membawanya ke RSUD RA Basoeni Gedeg Kab. Mojokerto. Sedangkan dua penambang lainnya yang bernasib sama,--luka tembak di bagian kaki tak berobat ke rumah sakit karena takut diamankan polisi atau Satpol PP atas perbuatan menambang liar di Brantas itu.

Direktur RSUD RA Basoeni, Kec. Gedeg Kab. Mojokerto, dr Suyatmi mengatakan, pihaknya sudah menyarankan keluarga korban agar dirujuk dirawat di RSU Dr Soetomo Surabaya yang peralatannya lebih lengkap. “Karebna pihak keluarga menolaknya, dan meminta tetap dirawat di sini, kami pun kuasa menolaknya. Saat ini masih dalam upaya mengeluarkan proyektil di punggungnya,” ujarnya.

Sementara itu, Kasubag Humas Polres Mojokerto, AKP Lilik Achiril Ekawati mengatakan, untuk memastikan korban tembak senapan angin, pihaknya masih perlu memintai keterangan penambang pasir liar itu. “Untuk ua korban lagi belum diketahui dan masih dalam pelacakan,” ujarnya. bas

http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=67d4889419fc77e2cb0d49795e4c506d&jenis=1679091c5a880faf6fb

No comments:

Post a Comment