Wednesday, 30 March 2011

Pemalak Truk Bermuatan Bahan Peledak Tewas Ditembak

    Pemalak Truk Bermuatan Bahan Peledak Tewas Ditembak

TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO Interaktif, Tapin - Pemalak spesialis supir truk bermuatan bahan peledak tewas ditembak petugas kepolisian Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan, Senin (28/3) dini hari pukul 03.00 di Desa Purut Kilometer 109 Kecamatan Bungur, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, 100 kilimeter dari kota Banjarmasin.


Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Tapin, Ajun Komisaris Mike Hardy SIk, menjelaskan, kejadian berawal dari laporan korban, Bambang Medianso. Saat kejadian, korban sedang mengemudi truk bernomor polisi KT 8529.

Bambang Medianso, 40 tahun, warga Jalan Sotioso S Banjarmasin, ditugaskan mengirim bahan peledak non-aktif ke PT Adaro Indonesia di Tanjung Kabupaten Tabalong di Kalimantan Selatan, dengan dikawal dua petugas dari Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan yang sedang menyamar.

Sedikitnya ada 25 unit bahan peledak non-aktif diangkut 25 truk Senin dini hari. Truk-truk tersebut tidak secara beriring-iringan berjalan dari Banjarmasin menuju Tanjung.

Namun saat berada di Bundaran Bungur Rantau, Kabupaten Tapin, truk pertama yang dikawal petugas disergap dua pemalak. Sang pemalak mengancam dengan todongan senjata tajam.

Usai dipalak, sopir truk melapor ke Kepolisian Sektor Bungur. Mendapatkan laporan tersebut, polisi menyisir lokasi kejadian. Namun tidak menemukan tanda-tanda pelaku pemalak.

Selanjutnya, truk kedua dari 25 unit truk angkutan bahan peledak tadi melintas kembali menuju Tanjung tepat di Desa Purut KM. 109 Kecamatan Bungur. Pada pukul 03.00 Wita pelaku pemalakan kembali mencegat truk sambil mengancam dua orang petugas dan supir truk tersebut, yang berada di dalamnya.

Melihat kondisi yang demikian, aparat kepolisian langsung memberikan tembakan peringatan. Peluru dari pistol petugas mampir di kaki kanan pelaku pemalakan yang teridentifikasi berinisial S (30), warga Desa Sungai Bahalang Kecamatan Tapin Tengah Kabupaten Tapin.

Tak hanya itu, peluru petugas juga mengenai dubur pelaku hingga tembus kemaluan pemalak. Selanjutnya pelaku yang tertembak, langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sangul Rantau dengan menggunakan mobil patroli. Namun pada Senin pagi, pelaku pemalakan tersebut tewas di Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau. Sementara satu pelaku lagi, masih dalam pengejaran aparat kepolisian.

Sunday, 27 March 2011

Tabrak Polisi, Pencuri Ditembak Mati

Minggu, 27 Maret 2011 | 01:37 WIB

MEDAN, KOMPAS.com — Aksi heroik aparat kepolisian di Sumatera Utara terjadi saat menyergap kawanan pencuri mobil antarprovinsi di kawasan Kuala Hulu, Aekanopan, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Sabtu (26/3/2011).

Seorang pelaku dinyatakan tewas tertembak, sedangkan seorang anggota polisi menderita luka serius bersama dua warga lainnya setelah ditabrak pelaku.

Penyergapan itu dilakukan oleh aparat gabungan Polsek Kuala Hulu bersama Polsek Aeknatas yang mendapat laporan tentang pencurian mobil Toyota Avanza bernomor polisi BM 1207 RE dari kawasan Dumai, Riau.

Uniknya, saat itu ketiga pelaku tak menyadari pemilik mobil berada di jok belakang mobil dalam kondisi tertidur.

"Setelah sadar pemiliknya ada di dalam mobil, pelaku langsung menurunkannya secara paksa di kawasan Pamingke, Labuhan Batu Utara," jelas Kepala Bidang Humas Polda Sumut Komisaris Besar Hery Subiansauri, Sabtu sore.

Korban yang belakangan diketahui bernama Syahrul (30), asal Serdang Bedagai, Sumut, langsung melaporkan kasus itu ke Polsek Aeknatas.

Respons polisi kali ini patut diacungi jempol karena langsung mengejar hingga melibatkan aparat Polsek Kuala Hulu. Penembakan itu, menurut Hery, terpaksa dilakukan setelah pelaku nekat menabrak polisi dan dua warga sipil hingga terluka.(Rahmad Wiguna)

http://regional.kompas.com/read/2011/03/27/01371031/Tabrak.Polisi.Pencuri.Ditembak.Mati

Wednesday, 16 March 2011

Tersangka Pencuri Motor Ditembak Polisi

Rabu, 16 Maret 2011 - 9:01 WIB

JAKARTA (Pos ota)- Seorang pemuda yang dicurigai pencurisepeda motor ditembak polisi di Gang Swadaya Rt. 03/08 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (16/3) dinihari. Tersangka Angga Yudistira, 17, kabur saat petugas akan memeriksanya dalam Operasi Kepolisian Berantas Jaya 2011.

Sekira pukul 00:30 WIB, Polsek Metro Pasar Rebo melaksanakan Operasi Kepolisian Berantas Jaya 2011 yang dipimpin Iptu IG Suwira. Do Gang Swadaya, polisi mencurigai dua pengendara sepeda motor yang berhenti. Briptu Dede Dian dan Bripka Rudi Seto, kemudian menghampirinya. Namun pengendara sepeda motor B-6361-TWK tersebut kabur.

Kedua petugas mengejar pelaku dengan menggunakan sepeda motor. Polisi menabrak pelaku hingga terjatuh. Meski terjatuh, pelaku terus melawan. Bahkan menurut Humas Polda Metro jaya, tersangka akan menembak Briptu Dede. Tak mau keduluan, petugas melepaskan tembakan mengenai punggung salah satu pelaku dan berhasil dibekuk. Satu pelaku lainnya berhasil meloloskan diri.

Dari tangan pelaku yang tertembak, petugas menyita dua senjata api rakitan jenis revolver berikut 10 butir peluru, 5 kunci T dan sepeda motor Honda Nopol B-6361-TWK.

Kini pelaku masih berada di RS. Polri Kramat Jati untuk selanjutnya dibawa ke Mapolsek Metro Pasar Rebo guna penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut. (binsar)

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/03/16/tersangka-pencuri-motor-ditembak-polisi

Pencuri Sapi Ditembak

16 Maret 2011

SURABAYA(Pos Kota)- Satreskrim Polres Pamekasan, Jawa Timur membekuk buronan pencurian hewan (curwan). Abdul Mukid, warga Desa Candi Burung, Proppo, Kabupaten Pamekasan terpaksa ditembak polisi karena berusaha kabur saat mau ditangkap.

Tersangka yang sejak 2009 itu telah menjadi daftar pencarian orang (DPO) ditangkap di rumahnya. Setelah berhasil dilumpuhkan, tersangka yang melakukan aksi pencurian 2 ekor sapi milik Sapeni, warga Desa Arangan Slampar, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, dibawa ke Poliklinik Polres Pamekasan.

Namun, pihak dokter setempat tidak berhasil mengeluarkan peluru yang telah bersarang di betis sebelah kiri tersangka. Kemudian, tersangka dilarikan ke RSD Pamekasan.

Kini, tersangka di jebloskan di jeruji tahanan Polres Pamekasan. Sementara, Kasatreskrim Polres Pamekasan, AKP Nur Amin, belum bisa memberikan keterangan apapun. “Baru datang dari rumah sakit. Nanti saya kabari,” katanya, Rabu (16/3). (nurqomar/B)

Penambang Pasir Liar Brantas Ditembak

Rabu, 16 Maret 2011 | 11:21 WIB

MOJOKERTO – Tiga penambang pasir illegal di Sungai Brantas saat beroperasi di daerah perbatasan Desa Mlirip, Kec. Jetis Kab. Mojokerto dan Kelurahan Wates, Kec. Magersari, Kota Mojokerto diserang tembakan senapan angin.

Dalam serangan itu, seorang penambang mengalami luka tembak di punggung telah dirawat di RSUD RA Basoeni, Kec. Gedeg Kab. Mojokerto. Sedangkan dua penambang lainnya yang mengalami luka sama di bagian kaki memilih mengobati sendiri di rumahnya karena takut ditangkap polisi karena kegiatan menambang di Brantas.

Ada dugaan penyerangnya adalah warga sekitar yang jengkel dengan kegiatan tambang pasir di Kali Brantas karena merusak lingkungan. Apalagi, meski sudah sering dioperasi petugas terkait maupun pihak kepolisiaan, kegiatan tambang pasir di Kali Brantas tetap saja masih semarak. “Kemungkinan motif penyerangan ini karena jengkel ulah penambang pasir liar itu. Seperti di Kediri atau di Jombang, juga sudah sering masyarakat menghalau sendiri dengan menyerang penambang pasir di Brantas,” kata petugas Polres Mojokerto, Rabu (16/3) pagi tadi. “Kasusnya masih dalam penyelidikan,” tambahnya.

Penambang pasir yang dirawat di RSUD itu adalah Suwarno (58) warga Desa Kemantren, Kec. Gedeg, Kab. Mojokerto. Hingga Rabu (16/3) tagi tadi, proyektil yang bersarang dipunggungnya belum bisa dikeluarkan tim medis. Pihak rumah sakit menyarankan pasien dirujuk ke RSU Dr Soetomo Surabaya, namun pihak keluarga menolaknya.

Rohadi (45), keluarga korban mengatakan, saat itu Suwarno bersama dua temannya,

pada Selasa tengah hari pukul 01.00, berangkat menambang pasir dengan menggunakan perahu kayu dilengkapi mesin penyedot pasir di bantaran Sungai Brantas di Desa Mlirip, Jetis.

Baru setengah jam beroperasi, Suwarno merasakan pinggangnya nyeri. Setelah diperiksa, ternyata pinggangnya mengalami luka dan mengeluarkan darah. Tak berapa lama, dua teman korban juga merasakan betisnya nyeri. Lukanya seperti tertembak senapan angin.

http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=67d4889419fc77e2cb0d49795e4c506d&jenis=1679091c5a880faf6fb

Tuesday, 15 March 2011

Penambang Pasir Liar Brantas Ditembak

Rabu, 16 Maret 2011 | 11:21 WIB








MOJOKERTO – Tiga penambang pasir illegal di Sungai Brantas saat beroperasi di daerah perbatasan Desa Mlirip, Kec. Jetis Kab. Mojokerto dan Kelurahan Wates, Kec. Magersari, Kota Mojokerto diserang tembakan senapan angin.

Dalam serangan itu, seorang penambang mengalami luka tembak di punggung telah dirawat di RSUD RA Basoeni, Kec. Gedeg Kab. Mojokerto. Sedangkan dua penambang lainnya yang mengalami luka sama di bagian kaki memilih mengobati sendiri di rumahnya karena takut ditangkap polisi karena kegiatan menambang di Brantas.

Ada dugaan penyerangnya adalah warga sekitar yang jengkel dengan kegiatan tambang pasir di Kali Brantas karena merusak lingkungan. Apalagi, meski sudah sering dioperasi petugas terkait maupun pihak kepolisiaan, kegiatan tambang pasir di Kali Brantas tetap saja masih semarak. “Kemungkinan motif penyerangan ini karena jengkel ulah penambang pasir liar itu. Seperti di Kediri atau di Jombang, juga sudah sering masyarakat menghalau sendiri dengan menyerang penambang pasir di Brantas,” kata petugas Polres Mojokerto, Rabu (16/3) pagi tadi. “Kasusnya masih dalam penyelidikan,” tambahnya.

Penambang pasir yang dirawat di RSUD itu adalah Suwarno (58) warga Desa Kemantren, Kec. Gedeg, Kab. Mojokerto. Hingga Rabu (16/3) tagi tadi, proyektil yang bersarang dipunggungnya belum bisa dikeluarkan tim medis. Pihak rumah sakit menyarankan pasien dirujuk ke RSU Dr Soetomo Surabaya, namun pihak keluarga menolaknya.

Rohadi (45), keluarga korban mengatakan, saat itu Suwarno bersama dua temannya,

pada Selasa tengah hari pukul 01.00, berangkat menambang pasir dengan menggunakan perahu kayu dilengkapi mesin penyedot pasir di bantaran Sungai Brantas di Desa Mlirip, Jetis.

Baru setengah jam beroperasi, Suwarno merasakan pinggangnya nyeri. Setelah diperiksa, ternyata pinggangnya mengalami luka dan mengeluarkan darah. Tak berapa lama, dua teman korban juga merasakan betisnya nyeri. Lukanya seperti tertembak senapan angin.

Melihat itu, ketiga penambang langsung memilih kembali ke bantaran, lalu pulang mengobati lukanya. Karena luka terasa sangat sakit, pihak keluarga Suwarno membawanya ke RSUD RA Basoeni Gedeg Kab. Mojokerto. Sedangkan dua penambang lainnya yang bernasib sama,--luka tembak di bagian kaki tak berobat ke rumah sakit karena takut diamankan polisi atau Satpol PP atas perbuatan menambang liar di Brantas itu.

Direktur RSUD RA Basoeni, Kec. Gedeg Kab. Mojokerto, dr Suyatmi mengatakan, pihaknya sudah menyarankan keluarga korban agar dirujuk dirawat di RSU Dr Soetomo Surabaya yang peralatannya lebih lengkap. “Karebna pihak keluarga menolaknya, dan meminta tetap dirawat di sini, kami pun kuasa menolaknya. Saat ini masih dalam upaya mengeluarkan proyektil di punggungnya,” ujarnya.

Sementara itu, Kasubag Humas Polres Mojokerto, AKP Lilik Achiril Ekawati mengatakan, untuk memastikan korban tembak senapan angin, pihaknya masih perlu memintai keterangan penambang pasir liar itu. “Untuk ua korban lagi belum diketahui dan masih dalam pelacakan,” ujarnya. bas

http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=67d4889419fc77e2cb0d49795e4c506d&jenis=1679091c5a880faf6fb

Dibekuk, 5 Perampok Lintas Provinsi

k9-11Lima perampok lintas provinsi yang diamankan oleh Polres Kendal, Jawa Tengah, Rabu (16/3/2011).

KENDAL KOMPAS.com - Kepolisian Resor Kendal, Jawa Tengah, berhasil membekuk lima orang anggota perampok lintas provinsi.

Kelima perampok itu adalah, Nazamudin (39) warga Kebonsari, Madiun, Jawa Timur; Suyoto (52), warga Sumberejo, Rembang, Jawa Tengah; Ibrohim (36), warga Mororejo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah; Agus Suryadi (39), warga Gagak Sipat, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah; dan Alvan Wahyudi (37), warga Desa Ceper, Klaten, Jawa Tengah.

Dua di antara mereka, Ibrohim dan Agus, terpaksa ditembak kakinya oleh petugas, karena melawan saat ditangkap. Menurut Kepala Polres Kendal, AKBP Agus Suryo Nugroho, penangkapan dilakukan di Jalan Sumberjo, Kaliwungu, Kendal. "Sasaran utama pelaku perampokan itu, adalah rental mobil," kata Agus.

Agus menceritakan, kejadian bermula pada tanggal 3 Maret 2011 lalu, saat tersangka memesan mobil rental Kijang Innova warna perak dengan nomor polisi L1309DB, milik Anto yang beralamat di Wonokromo, Kecamatan Wonokromo, Kabupaten Surabaya Selatan, Jawa Timur.

Tersangka meminta kepada pemilik mobil rental, supaya menjemput di taman Kartini Rembang. Lalu pemilik rental, menyuruh salah satu sopirnya, Fabriyanto (39), untuk menjemput para tersangka. "Tersangka saat itu, mau pergi ke Solo," tambah Kapolres.

Namun sesampai di desa Sumberjo Kaliwungu Kendal, tersangka menyekap sopir, dan mengambil paksa kemudi. Korban, diikat tangannya menggunakan tali, mulut dilakban, kemudian dibuang di pinggir jalan di Singorojo Kendal.

Setelah korban diselamatkan oleh warga, ia melapor ke Polres Kendal. "Setelah kami melakukan penyelidikan, kami berhasil menangkap Suyoto, warga Kaliwungu Kendal. Kemudian kami melakukan pengembangan, dan akhirnya berhasil menangkap para tersangka," jelas Agus.

Menurut salah satu pelaku, Suyoto, mobil yang ia curi sudah dijual di Tulung Agung, Jawa Timur, dengan harga 26 juta rupiah. Uangnya sudah dibagi rata kepada teman-temannya. "Uangnya sudah habis kami bagi," kata Suyoto.

Akibat perbuatan ini, para tersangka dijerat Pasal 365 KUHP dengan ancaman 12 tahun penjara.


http://regional.kompas.com/read/2011/03/16/12180342/Dibekuk.5.Perampok.Lintas.Provinsi

Thursday, 10 March 2011

Kawanan Penodong di Angkot Didor Polisi

10/03/2011 20:43 | Penodongan
Liputan6.com, Bangkalan: Dua penodong di mobil angkutan kota ditembak aparat Polres Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Kamis (10/3). Kedua tersangka, Syaiful dan Suto, mencoba kabur saat hendak ditangkap.

Dalam menjalankan aksinya, kedua tersangka berpura-pura menjadi sopir� dan kernet angkot. Sedangkan dua rekan mereka lainya berpura-pura menjadi penumpang. Saat jalan sepi, tas dan dompet korban dirampas sebelum dipaksa turun.

Aksi kejahatan mereka terbongkar setelah korban berteriak. Warga di lokasi kejadian memburu mobil angkot tersebut hingga mengundang perhatian polisi. Syaiful dan Suto ditangkap polisi, sedangkan kedua temannya kabur.

Polisi mengamankan satu unit mobil carry, sedangkan uang rampasan telah habis. Kedua tersangka mengaku sudah enam belas kali melakukan aksinya di kawasan itu.(CHR/SHA)

http://buser.liputan6.com/berita/201103/323737/Kawanan_Penodong_di_Angkot_Didor_Polisi

Wednesday, 9 March 2011

Polisi Tembak Pelaku Curanmor

Kediri, 9 Maret 2011 14:24
Aparat Satreskrim Polres Kediri Kota, Jawa Timur, menembak kaki satu dari lima tersangka pelaku pencurian sepeda motor (curanmor) yang beroperasi di tempat kos.

Kasatreskrim Polres Kediri Kota AKP Didit Prihantoro, Rabu (9/3), mengemukakan, tersangka curanmor yang ditembak kakinya bernama Andi Hermawan, 23 tahun. Ia terpaksa ditembak di kaki sebelah kanan karena ia nekat melawan petugas. "Ia nekat akan melawan petugas dengan kayu. Ia juga berencana melarikan diri," kata Didit.

Selain menangkap Andi, yang tinggal di Desa Kranggan, Kecamatan Gurah, polisi juga menahan empat pelaku lain, masing-masing Roni Cahyo Sumunar dan Evan Rika Septianus, 20 tahun, yang juga dari Desa Kranggan, Kecamatan Gurah. Selain itu, Yogik Febrin Arim 20 tahun, dari Dusun Balong, Desa Gogorante, Kecamatan Gampengrejo, dan Agus Widodo, 20 tahun, warga Desa Katang, Kecamatan Gurah.

Didit mengatakan, sindikat itu terungkap setelah polisi menangkap Roni, salah seorang pelaku di tempat ia kos, Jalan Kawi, Kota Kediri. Roni berhasil membawa empat sepeda motor milik penghuni kos yang ia bawa lari dalam semalam, Selasa (8/3) malam.

Dalam melancarkan aksinya, ia dibantu teman-temannya, membawa langsung sepeda motor yang diparkir di halaman kamar kos.

Sepeda motor itu lalu dibawa lari ke beberapa lokasi, di antaranya di belakang sebuah panti pijat "Enggar" dekat Sungai Brantas dan di rumah Agus di Desa Katang. Bahkan, mereka sempat pesta minuman keras di sebuah warung wilayah Kediri, usai melakukan aksinya.

"Setelah Roni tertangkap, petugas lalu menjebak pelaku lain untuk bertemu di dekat Kantor Pos Kediri, hingga kami berhasil meringkus mereka di tempat itu," paparnya.

Didit mengungkapkan, modus pencurian di tempat kos tergolong baru. Mereka berdalih mencari tempat tinggal, sebelum akhirnya mencuri barang-barang milik penghuni kos, seperti sepeda motor maupun benda berharga lainnya.

Dalam melakukan aksinya, para pelaku ternyata sudah merencanakan cukup lama. Terbukti, pelaku cukup ulet dan lihai. Sindikat itu, juga melibatkan seorang mekanik yang bekerja di sebuah bengkel sepeda motor yang terletak di Jalan Kawi, Kediri, yaitu Yogik.

Selain menahan kelima pelaku, petugas juga menyita lima barang bukti berupa sepeda motor. Empat sepeda merupakan barang curian, yaitu satu Yamaha Mio AG-2870-JB, dua Honda Supra, masing-masing AD-5661-RR dan B-6555-KWD, serta Suzuki Smash AG-4542-BC. Selain itu, satu barang bukti sepeda Suzuki Smash AG-3190-GH milik salah seorang pelaku.

Salah seorang korban, Ulfasari, mengaku tidak menyangka jika Romi yang merupakan tetangga kamarnya, adalah seorang pencuri. Roni baru diketahuinya kos selama dua hari.

Ia sendiri usai tiba dari tempatnya bekerja pada Selasa (8/3) pukul 21.00 WIB langsung masuk ke dalam kamar. Namun, ia sempat melihat Roni sedang memeriksa sepeda motor milik penghuni kos lainnya. Karena ia capai, ia tidak peduli dan langsung masuk ke kamar kos, meninggalkan kunci sepeda motor di luar.

"Usai tiba dari kerja, saya langsung tidur. Bangun-bangun, sudah ada keramaian karena adanya pencurian," tuturnya.

Hingga kini, polisi masih memproses kelima pelaku. Mereka diperiksa intensif di ruang penyidik Markas Polres Kediri Kota, Jalan Brawijaya. Mereka terancam dijerat dengan Pasal 363 KUHP tentang Pencurian Sepeda Motor dengan ancaman hukuman empat tahun penjara. [TMA, Ant]

http://www.gatra.com/2011-03-09/artikel.php?id=146102

Ditembak, Anggota Komplotan Curanmor Pincang

9 Maret 2011

BEKASI (Pos kota) – Seorang anggota komplotan pelaku curanmor roboh ditembak petugas Polsek Bekasi Timur di bilangan Pengasinan, Bekasi Timur, Rabu(10/3) dinihari.

Tersangka He,32, yang memang sudah menjadi DPO polisi ini terpincang-pincang jalannya, setelah paha kirinya ditembus timah panas petugas. Tersangka kemudian dilarikan ke RS Polri Kramatjati.

Menurut keterangan, dibekuknya tersangka He ini sekitar pukul 01. Petugas Polsek Bekasi Timur yang memang sudah mengintai gerak-gerik lelaki yang menjadi daftar pencarian orang ini muncul di wilayah Pengasinan.

Petugas yang tak mau kehilangan jejak lelaki ini lantas melepaskan tembakan ke arah kakinya karena tersangka berusaha kabur saat disergap.

Kanitserse Polsek Bekasi Timur Ipda Untung yang dihubungi Pos Kota membenarkan penangkapan itu.”Tersangka terlibat kasus ranmor,” papar Ipda Untung.(yanto/dms

http://www.poskota.co.id/kriminal/2011/03/09/ditembak-anggota-komplotan-curanmor-pincang

Tuesday, 8 March 2011

Kejar-kejaran, Satu Penjahat Ditembak Polisi Lamongan

08 Maret 2011, 10:21:28| Laporan Eddy Prastyo

suarasurabaya.net
| Satu dari empat anggota komplotan pencuri dashboard truk yang ditangkap setelah kejar-kejaran dengan polisi terpaksa ditembak kakinya karena mencoba melarikan diri. Mobil Toyota Avanza yang mereka tumpangi untuk kabur sudah dicegat di kawasan Stasiun Lamongan oleh anggota Polres Lamongan.

AKBP GAGAS NUGRAHA Kapolres Lamongan saat dihubungi Suara Surabaya, Selasa (08/03) mengatakan mobil yang ditumpangi 4 pelaku itu melaju sangat kencang menghindari kejaran polisi. Saking kencang dan panik, kendaraan itu nyaris menabrak pengendara lainnya.

Namun mobil para penjahat ini tidak bisa berkutik setelah dilakukan blokade jalan yang rapat di sekitar Stasiun Lamongan. Mobil para penjahat ini pun berhenti, namun diantara penjahat ada yang nekad kabur. “Kami terpaksa melumpuhkannya, kita tembak kakinya,” kata mantan Kapolres KP3 Tanjung Perak ini menjelaskan.

Di dalam mobil yang ditumpangi para penjahat ini, polisi menemukan sejumlah barang bukti hasil kejahatan, diantaranya ada baut dan dashboard yang baru mereka bongkar dari truk di Desa Nginjen, Deket, Lamongan.

Kapolres Lamongan menduga komplotan ini adalah spesialis pencuri onderdil mobil. Dalam melakukan aksinya, para pencuri ini kerap menutup nopol mobilnya agar tidak terlacak.

Para pelaku pencurian onderdil mobil yang ditangkap Polres Lamongan ini adalah SAIFUL warga Desa Karanganyar, Kecamatan Omben, Sampang; HASYIM warga Kecamatan Wonorejo, Pasuruan; SAMAN warga Kecamatan Omben, Sampang; dan RUSDI juga warga Kecamatan Omben, Pasuruan. Mereka berempat kini tengah diperiksa di Mapolres Lamongan.(edy)

http://kelanakota.suarasurabaya.net/?id=5550ba128d8226c1d9970c0cfeee7475201189800

Menantang Petugas Pakai Sabit, Gimin Tewas ‘di-Dor!’

SEMARANG ( Pos Kota ) – Menyerang petugas menggunakan sabit , seorang residivis tewas ditembak tim Resmob Polres Wonogiri , Selasa (8/3), Gimin bin Sura Nidi, 39, residivis yang selama ini diburu polisi karena terlibat serentetan tindak kejahatan ditembak mati karena melawan saat disergap petugas .

Dalam catatan polisi residivis yang dikenal licin saat akan ditangkap terlibat sejumlah kejahatan pencurian dengan pemberatan (curat ) dan pencurian kendaraan bermotor (curanmor ).

Menurut keterangan , tersangka disergap petugas di kawasan Dusun Ngasemlegi, Desa Pondoksari , Kecamatan Nguntoronadi , Kabupaten Wonogiri .

Saat disergap, Gimin nekad merampas sabit tajam milik seorang petani setempat . Dengan sabit rampasan Gimin menyerang petugas yang menyergapnya .

Tembakan peringatan dilepas petugas sambil memerintahkan buronan tersebut menyerah . Tetapi Gimin justru semakin kesetanan menyerang petugas .

Tak ada pilihan bagi petugas yang terancam nyawanya, tiga peluru membuat residivis ini roboh tak berkutik dengan luka tembak di bagian pinggangnya.

Kapolres Wonogiri AKBP Nanang Avianto didampingi Kasat Reskrim AKP Sugiyo, menyatakan, mayat Gimin Selasa sore (8/3), dikirim ke Solo untuk dioutopsi.

Dari tangan Gimin, polisi menyita barang bukti sebuah sabit. Korban tewas ini, dikenali sebagai warga asal Dusun Niru RT 2/RW 14 Desa Ngadirojokidul Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri.

Menurut Kapolres, awalnya polisi menerima informasi bahwa buronan Gimin terlihat muncul di Desa Ngadiroyo Kecamatan Nguntoronadi, yang mau pergi mancing di tepi perairan sisi timur Waduk Gajahmungkur Wonogiri.

Segera tim Resmob Polres Wonogiri pimpinan Iptu Sukadi, meluncur ke lokasi untuk melakukan penangkapan.

Tapi ketika melihat ada petugas datang, Gimin berusaha kabur. Bahkan tim resmob sempat kehilangan jejaknya, karena dia masuk ke alur sungai . Baru selang sesaat kemudian, dia muncul lagi tapi telah membawa sabit yang direbutnya dari petani setempat yang tengah mencari rumput pakan ternak.

Saat itu, dia tidak lagi memakai baju dan mengacung-acungkan sabitnya ketika mengetahui dikejar petugas. Kejar-kejaran dengan petugas ini, berlangsung dalam jarak sekitar 2 Km di medan tegalan dan hutan penuh semak belukar.

Beberapakali dilakukan tembakan peringatan dan seruan agar menyerah, tapi yang bersangkutan tidak menggubrisnya. Sampai akhirnya, tambah Kasat Reskrim AKP Sugiyo, petugas membidik ke arah pinggangnya dan membuat Gimin jatuh tersungkur sampai akhirnya tewas. ( Suatmadji/dms ) .

http://www.poskota.co.id/kriminal/2011/03/08/menantang-petughas-pakai-sabit-gimin-tewas-di-dor

Sunday, 6 March 2011

Kamis, 03 Maret 2011

SUMEDANG,(GM)-

Dua dari lima tersangka spesialis pencuri baterai tower telepon seluler, tewas ditembak polisi usai beraksi di wilayah Dusun Cidomas, Desa Jayamekar, Kec. Cibugel, Kab. Sumedang, Rabu (2/3) sekitar pukul 03.30 WIB.

Dua tersangka yang ditembak anggota Polsek Limbangan Kab. Garut tersebut adalah Ma, warga Rancaekek, Kab. Bandung, dan Ag, warga Kec. Parung, Kab. Bogor. Tersangka yang menderita luka tembak di kepala dan bahu tersebut akhirnya tewas saat dilarikan ke Puskesmas Limbangan.

Sedangkan tiga tersangka lainnya berhasil ditangkap petugas. Mereka adalah So (39), warga Cangkuang, Rancaekek, Kab. Bandung, Ak (39), warga Cigudeg, Bogor, dan Wid Set (32), warga Cimahi Utara, Kota Cimahi.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun "GM", sebelum penangkapan dilakukan, para tersangka kepergok warga setempat saat sedang melakukan aksinya. Selanjutnya, anggota Polsek Cibugel yang menerima laporan, langsung mengepung lokasi pencurian.

Mengetahui sudah dikepung petugas dan puluhan warga, tersangka berusaha kabur menggunakan mobil ke arah Selaawi, Limbangan, Garut. Takut buruannya lolos, petugas Polsek Cibugel lalu berkoordinasi dengan Polsek Selaawi dan Limbangan.

Akhirnya mobil Luxio nopol D 1789 TQ yang digunakan tersangka, berhasil dihadang di jembatan Kp. Asem, Desa Dunguswiru, Limbangan. Meski posisinya sudah terkepung, dua dari lima tersangka (yang ditembak, red), kabur dan loncat ke sungai.

Padahal sebelumnya, petugas sudah memberi tembakan peringatan. "Saat itu petugas mencoba menghentikan tersangka dengan membidikkan peluru ke kakinya. Tapi sayang meleset," kata Kapolsek Limbangan, Kompol Sulasno.

Selain mengamankan tersangka, polisi berhasil menyita 15 baterai tower telepon seluler seharga Rp 150 juta dan satu unit mobil. Kepada polisi, tersangka mengaku sudah berkali-kali mencuri baterai tower telepon seluler di sejumlah tempat. Seperti di Lembang Kab. Bandung Barat, Cimahi, dan Sumedang.

Baterai atau aki hasil curian ini mereka jual kepada seorang penadah di Bogor dengan harga Rp 10 juta per unit. Dari hasil penjualan ini, mereka mendapat upah Rp 400.000 per orang. "Tetapi, kalau pencurian itu tidak berhasil, saya hanya mendapat upah Rp 100.000," kata Wid Set yang mengaku baru pertama kali ikut mencuri. (B.108)**

http://www.klik-galamedia.com/indexnews.php?wartakode=20110303045209&idkolom=beritautama

Dua Perampok asal Demak Ditembak

06 Maret 2011

Semarang, CyberNews. Dua dari empat kawanan perampok asal Demak ditembak tim Resmob Polrestabes Semarang, Minggu (6/3). Polisi terpaksa melakukan tindakan tegas lantaran keduanya berusaha melarikan diri saat dilakukan penggerebekan di tempat tinggal mereka.

Dua orang yang ditangkap adalah Sunoko (35) dan Sumardi alias Kenteng (35) keduanya warga RW 5, Desa Pilangrejo, Wonosalam, Demak, ditembak di bagian kaki.

Sementara Purnomo alias Kampret (38) warga Desa Cangkring RT 6 RW 2, Katonsari, Demak, dan seorang penadah barang-barang curian kawanan ini, Solikin (42) warga Gang Merak RT 5 RW 1, Cabean Demak, tak berkutik ketika tim yang dipimpin Kanit Resmob AKP Aris Suwarno dan Aiptu Janadi menyambangi rumah mereka.

Polisi sudah lama mengincar kawanan ini. Sebab aksi perampok yang diketuai oleh Sunoko ini berkali ulang melakukan aksinya. Tidak hanya di Jawa Tengah, tapi pernah di wilayah Sumatera. Di Jawa Tengah mereka pernah merampok di Semarang, Pati, Tegal, Pemalang, dan Kudus.

"Dua pelaku yang lain saat ini sedang kami kejar. Identitas mereka sudah kami kantongi, yakni Win dan Tg. Mereka tinggal satu kampung juga dengan tersangka yang lain. Kami masih mengembangkan penyelidikan," kata Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Augustinus B Pangaribuan SIK Msi.

Sasaran kawanan ini adalah rumah mewah. Mereka saling berbagi peran. Ada yang survey lokasi, eksekutor, dan menjual barang-barang hasil rampokan. Modus yang kerap dipakai yakni masuk ke rumah yang terlihat sepi penghuni. Mereka mencongkel pintu
dengan obeng. Mobilitas mereka cukup tinggi. Bahkan pernah beberapa kali beraksi di siang hari.

"Mereka juga kadang berpura-pura sebagai petugas pengantar paket barang. Jika ternyata ada penghuninya, tersangka mengaku sebagai pengantar barang. Saat penghuni atau pembantu lengah, mereka langsung masuk rumah dan menyekap," kata Kasat Reskrim.

Pistol Mainan

Untuk menakut-nakuti korbannya, Sunoko cs membawa senjata tajam dan pistol mainan. Seperti saat beraksi di rumah karyawan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah DPPAD Jateng, Wisnu Suryo (48), Perumahan Rumpun Diponegoro II, Tembalang, Semarang, pada Oktober 2010 lalu.

Mereka menyekap, mengikat dan menutup mulut pembantu korban dengan lakban. Pembantu tersebut diancam akan dibunuh jika berteriak dan melawan. Setelah berhasil dilumpuhkan, tersangka membawa kabur dua buah ponsel, dua televisi LCD, dan uang tunai Rp 2 juta.

Ketika beraksi di rumah Wisnu, Purnomo lah yang bertindak sebagai cucuk lampah. Dia mengenal korban, sebab Agus adalah pimpinannya semasa berdinas di Samsat Demak. Sementara Purnomo adalah petugas Satpam di kantor tersebut. Purnomo juga yang mensurvey lokasi dan memberitahukan ke tersangka lain kapan harus beraksi.

"Saya butuh waktu tiga hari untuk melakukan survey dan mengamati suasana rumah Pak Wisnu. Saya tahu kalau siang hari di rumah itu hanya ada pembantu. Makanya kami memilih waktu siang hari. Saat beraksi di sana, saya tidak ikut masuk ke dalam," kata Purnomo.

Dari tangan tersangka, polisi mengamankan barang bukti TV LCD 32 inch dan sebuah ponsel. Barang-barang hasil rampasan lain sudah habis dijual. Uangnya dibagi dan digunakan untuk foya-foya. Jika uang sudah habis, mereka kembali mencari sasaran.

( Fahmi Z Mardizansyah / CN26 / JBSM )

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/03/06/79545/Dua-Perampok-asal-Demak-Ditembak

Pencuri Mobil Ditembak Mati

JAKARTA--MICOM: Anggota Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Metropolitan (Polsektro) Pesanggrahan, Jakarta Selatan, menembak mati salah satu sindikat pencurian kendaraan bermotor roda empat bernama Wawing Rakasiwi, Selasa (22/2) pagi.

"Pelaku berusaha melawan petugas dengan mengeluarkan senjata api saat akan ditangkap," kata Kepala Polsektro Pesanggrahan Komisaris Iryanto di Jakarta, Selasa.

Selain menembak mati Wawing, petugas juga melumpuhkan dua pelaku lainnya, yakni Mujahidin dan Warma. Tersangka Nurbaya menyerahkan diri di Jalan Palem, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Para sindikat spesialis pencurian kendaraan roda empat itu merupakan target operasi petugas kepolisian lantaran memergoki pelaku asal Indramayu, Jawa Barat, beraksi membawa kabur mobil pada 25 Oktober 2010. Iryanto menjelaskan awalnya petugas mendapat petunjuk dari Kartu Tanda Penduduk (KTP) milik salah satu pelaku pencurian saat beraksi pada 25 Oktober 2010.

KTP milik Mujahidin ditemukan di dalam mobil yang digunakan tersangka untuk melakukan aksi pencurian. Para tersangka meninggalkan kendaraan saat beraksi pada 25 Oktober
2010 karena kepergok petugas patroli di Jalan Palem V, namun membawa kabur mobil hasil pencurian.

Usai kejadian itu, anggota Polsektro Pesanggrahan selalu memonitor kegiatan sindikat tersebut dan mendapatkan informasi para penjahat itu akan melakukan aksi yang sama pada Selasa. Petugas menemukan sindikat itu beraksi di sekitar Jalan Palem VIII, kemudian anggota menghentikan laju kendaraan pelaku.

Saat itu, salah satu pelaku, Wawing keluar dari mobil dan mengeluarkan senjata api jenis FN yang belakangan diketahui ternyata senjata mainan. Petugas sempat mengeluarkan tembakan peringatan, namun Wawing tetap mengacungkan senjata dan berusaha melarikan. Akhirnya, polisi menembak para pelaku karena sindikat lainnya juga melarikan diri.

Usai menangkap pelaku, petugas menyita peralatan pencurian, seperti obeng, senter, kunci T, dan bor listrik. Polisi masih memburu dua pelaku lainnya yang kabur, namun sudah dikantongi identitasnya. (Ant/OL-5)

http://www.mediaindonesia.com/read/2011/02/23/205327/7/5/Pencuri-Mobil-Ditembak-Mati

Dua Pencuri Mati Ditembak

BANDUNG (Pos Kota) – Anggota Polsek Limbangan Kabupaten Garut, menembak mati dua tersangka perampok baterai tower seluler di Kampung Asem Limbangan, Rabu subuh. Ulis,45, asal Rancaekek Kabupaten Bandung, dan Agus,40, asal Parung Bogor ditembak ketika sedang beraksi. Tiga tersangka lainnya menyerahkan diri setelah menyaksikan kedua temannya tewas didor. Mayat kedua maling itu dievakuasi ke kamar jenazah RSUD DR Slamet Garut.

Kapolsek Limbangan, Kompol Sulasno mengatakan, kedua korban ditembak mati lantaran melawan petugas kemudian kabur. Untuk melumpuhkannya, petugas memberondong tembakan hingga tewas seketika di TKP Rabu pukul 03.30.

Berdasar hasil penyelidikan, kata kapolsek, kedua garong berkomplot dengan tiga tersangka lainnya beberapa hari lalu mencuri di Kampung Cidomas, Desa Mekaong, Sumedang. ” Komplotan ini beranggotakan lima orang dan spesialis pencuri baterai tower seluler,”.

Dia menuturkan, Selasa malam, ada informasi kelima tersangka beraksi di daerah Ciasem, Limbangan Kabupaten Garut. Polsek Limbangan koordinasi dengan Polsek Cubugel, Kabupate Sumedang untuk memburu mereka. Setelah dilakukan pengintaian, kelima tersangka berhasil disergap di Kampung Ciasem ketika sedang mencuri barang itu. ” Tim bergerak kemudian melakukan penyergapan. Dua tersangka mencoba kabur kemudian terpaksa ditembak mati. Sedang tiga tersangka lainnya menyerahkan diri,”.(dono/B)