Sunday 31 July 2011

Pemuda Stres Tewas Ditembak Polisi

Rabu, 27 Juli 2011 | 8:22

[BANDA ACEH] Safrizal (36) warga sipil asal kota Langsa yang selama ini menetap di sebuah rumah kost di kawasan Kelurahan Peuniti Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh, Selasa (26/7) pukul 13.40 WIB tewas ditembak anggota Polisi Airud Polda Aceh.

Penembakan itu dilakukan aparat untuk menyelamatkan nyawa anggota polisi yang dibocok pelaku dengan parang, namun masih juga dikejar sehingga terjatuh saat lari dari kejaran korban, pelaku terus bersaha untuk membacok kembali.

Kasat Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Kota Banda Aceh AKP Isharyadi membenarkan terjadi insiden penembakan terhadap warga sipil yang berusaha membunuh seorang anggota Direktorat Polisi Airud Bripka Sufi Herman Hasibuan dengan menggunakan parang. Apalagi anggota polisi yang jatuh saat lari dari kejaran korban itu sebelumnya telah dibacok di bagian punggung oleh pelaku.

Untuk menghidari jatuhnya korban lebih banyak, akhirnya Briptu Rahmad anggota Pol Airud mencoba membela temannya dengan menembak pelaku. Sesaat kemudian pelaku jatuh tersungkur dan anggota polisi yang kena bacok dilarikan ke rumah sakit oleh aparat. Sementara Briptu Rahmat yang menembak warga sipil kini masih diperiksa di markas Airud, terang Isharyadi.

Pemuda Stres
Informasi di lokasi kejadian menyebutkan, pemuda yang tewas bernama Safrizal itu adalah warga Kota Langsa yang selama ini sering lewat di kawasan Peuniti dengan membawa parang, sehingga banyak masyarakat di sana takut dan selalu menghindar jika korban sedang melintasi suatu kawasan. Jenasahnya masih disemayamkan di RS Bhayangkara Polda Aceh.

Syafrizal diduga stres. Sebab warga di lokasi kejadian sering melihat korban berkeliaran dengan senjata tajam di tangan, prilaku korban membuat banyak penduduk kawasan itu resah, tingkah aneh tersebut membuat pemilik rumah kontrak tempat Safrizal tinggal bernama Ibu Maria, meminta bantuan kepada menantunya yang juga salah satu anggota Direktorat Polisi Airud Polda Aceh untuk membantu menyelesaikan masalah.

Kemudian, pada Selasa sore datanglah lima polisi berpakaian safari ke rumah Maria. Selang beberapa saat, ia mengaku mendengar suara orang mengamuk dan melihat Safrizal mengejar kelima polisi itu dengan parang di tangan. Saat itulah terjadi aksi bacok dan juga penembakan terhadap pelaku. Kasusnya saat ini sedang ditangani Poltabes Banda Aceh. [147]


http://www.suarapembaruan.com/home/pemuda-stres-tewas-ditembak-polisi/9458

Polisi Tembak Residivis Jambret dan Pembobol Rumah

Tribun Timur - Minggu, 31 Juli 2011 16:29 WITA


MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM -- Satuan Unit Khusus Polsekta Tamalate berhasil merobohkan Nasir alias Doni (19) residivis pelaku jambret dan pembobol rumah dengan timah panas, Minggu (31/7/2011) dini hari tadi.

Warga Mallengkeri II, Kecamatan Tamalate ini berhasil ditangkap di daerah Kabupaten Gowa setelah anggota Polsekta Panakkukang Makassar melakukan pengejaran terhadap tersangka yang mencoba melarikan diri dari sergapan polisi.

Lantaran polisi tidak ingin kehilangan jejak tersangka pun langsung dihadiahi timah panas yang bersarang di betis kaki kanan pelaku hingga kemudian tersangka roboh. Doni yang sudah tak berdaya lagi akibat timah panas tersebut langsung digiring Kepolseksa Tamalate untuk kemudian di proses lebih lanjut.

“Tersangka langsung kami robohkan dengan timah panas lantaran mencoba melakukan perlawanan saat ditangkap. Tersangka dikenal sebagai residivis jambret dan pembobol rumah yang selama ini meresahkan banyak masyarakat Kota Makassar,” kata Wakapolsek Tamalate, AKP Salang Palingo saat ditemui di temui di kantornya, siang tadi.

Menurut informasi yang diperoleh Tribun di Kepolisian, tersangka sudah pernah menjalani masa tahanan selama tiga kali dengan tindak pidana pencurian yang dilakukan tersangka. Bukan hanya itu pelaku juga sudah dua kali ditembak oleh polisi karena mencoba kabur dari tangkapan polisi beberapa waktu lalu.

Wakapolsek Tamalate ini mengatakan, berdasarkan cacatan merah kepolisian, tersangka dalam menjalankan aksinya selama lima tahun terakhir memiliki delapan tempat kejadian perkara (TKP) dengan barang bukti sebanyak 5 unit laptop dan 4 handaphone berbagai jenis merek.

Dari delapan TKP yang pernah dijajaki pelaku, diantaranya, di Jl Kumala dan Jl Andi Mappaodang Makassar.

“Tersangka sudah lama menjadi incaran polisi sejak tahun lalu. Penangkapan dilakukan berdasarkan informasi warga,” ujarnya.

Selain mengamankan tersangka, polisi juga berhasil menyita sejumlah barang bukti dari tangan pelaku yaitu, satu unit laptop merek Acer yang dijambertnya di Jl Andi Mappaodang beberapa waktu lalu.

Berdasrakan keterangan tersangka saat diperiksa di ruang penyidik, Ia mengaku hasil kejahatannya selama lima tahun terakhir digunakan untuk membeli sejumlah pakaian bahkan diakui sebagian uang digunakan untuk berpoyah-poyah dengan rekan-rekannya.

“Uang hasil penjualan barang curian saya gunakan untuk belanja pakaian dan sebagiannya digunakan untuk berpesta dengan teman-teman Pak, Biasanya laptop kami jual dengan harga berfariatif mulai Rp 1,5 juta sampai dengan Rp 2 juta, ” jujurnya.

Ia mengatakan, dalam menjalankan askinya selama ini, Dia mengaku tidak sendirian melainkan dibantu oleh tiga rekannya, masing-masing adalah Akbar, Rikar dan Enal.

Mendengar keretangan tersangka, polisi langsung melakukan pengembangan dan pengejaran terhadap para pelaku penjambretan serta pembobolan rumah yang seringkali terjadi di wilayah hukum Polsekta Tamalate.

“Dengan tertangkapnya satu tersangka, kami akan terus melakukan pengejaran serta pencarian rekan-rekan tersangka lainnya,” tambah Kanit Reskrim Polsekta Tamalate Iptu Ahmad Canggih.

Ia menambahkan, akibat perbuatan yang dilakukan tersangka, polisi menjeratnya dengan pasal berlapis sesuai yang diatur dalam pasal 363 dan 365 KUHP dengan ancaman maksimal 9 tahun penjara. (rud/tribun-timur.com)

Penulis : Nashrudin
Editor : Ina Maharani
http://makassar.tribunnews.com/2011/07/31/polisi-tembak-residivis-jambret-dan-pembobol-rumah

Wednesday 27 July 2011

Korban Penembakan Laporkan Polisi

Kris R Mada | Robert Adhi Kusumaputra | Rabu, 27 Juli 2011 | 17:39 WIB

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Keluarga Saufil bin Usman Mansur (17) melaporkan anggota Polres Bangka Tengah ke Polda Kepulauan Bangka Belitung di Pangkal Pinang, Rabu (27/7/2011). Saufil ditembak punggungnya oleh anggota Polres Bangka Tengah karena dituduh mencuri burung.

Korban tidak tahu kapan dan di mana tepatnya penembakan terjadi. Tahu-tahu anak saya merasakan punggungnya basah. Setelah dipegang baru diketahui kalau itu darah.
-- Usman Mansur

Orangtua Saufil, Usman Mansur (55) mengatakan, anaknya ditembak pada Rabu (20/7) dini hari di Jalan Raya Koba, Bangka Tengah. Peluru menembus punggung kanan dan bersarang di paru-paru. "Kami kecewa dengan tindakan oknum polisi. Kami mohon keadilan," ujarnya.

"Saat ditembak, korban dan temannya, Hendra sedang naik motor dan dikejar sejumlah orang yang mengendarai mobil. Korban tidak tahu kapan dan di mana tepatnya penembakan terjadi. Tahu-tahu anak saya merasakan punggungnya basah. Setelah dipegang baru diketahui kalau itu darah," tuturnya.

Hendra membawa Saufil ke rumah orangtua Hendra. Selanjutnya orangtua Hendra memberi tahu keluarga Saufil tentang kondisi remaja tersebut. Polisi tidak memberi tahu soal anak kami yang ditembak. Sampai kami bawa berobat ke Pangkal Pinang, belum ada polisi datang ke kami, ujar Usman.

Kuasa hukum keluarga korban, Yudho Murod mengatakan, polisi baru datang setelah korban selesai dioperasi. Ironinya, polisi justru meminta keluarga korban tidak mengungkapkan penembakan itu pada pihak lain. Kami khawatir ada pelanggaran prosedur oleh polisi dalam proses penembakan, ujarnya.

Sementara Kepala Polres Bangka Tengah Ajun Komisaris Besar Kurdi mengatakan, penembakan sudah sesuai prosedur. Sebelum dikejar, korban diketahui akan mencuri burung di rumah warga di Kelurahan Arung Dalam, Bangka Tengah.

Anggota sudah memberi tembakan peringatan. Dia dan temannya malah lari dengan mengendarai sepeda motor. Mereka diketahui membawa pedang. Karena dikhawatirkan membahayakan keselamatan polisi dan masyarakat, terpaksa ditembak dalam proses pengejaran, ujarnya.

Menurut dia, polisi sudah sedapat mungkin menembak pada bagian yang tidak membahayakan. Namun, peluru menembus punggung karena penembakan dalam kondisi bergerak dan gelap. Anggota menembak saat mengejar tersangka yang mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, ujarnya.

Saufil sudah ditetapkan sebagai tersangka pencurian burung. Saufil dan Hendra diduga spesialis pencuri burung mahal. "Hasil penyelidikan kami menunjukkan tersangka sudah melakukan pencurian di 11 lokasi. Dari tersangka sudah disita barang bukti berupa sangkar burung, sepeda motor, dan senjata tajam," tuturnya.

http://regional.kompas.com/read/2011/07/27/17393971/Korban.Penembakan.Laporkan.Polisi..

Tuesday 26 July 2011

Bacok Polisi, Pria Stres Ditembak Mati

Banda Raya - 27 July 2011 | 5 Komentar

Banda Aceh | Harian Aceh – Safrizal, 36, pedagang rokok di Pasar Pagi Gampong Ateuk, Banda Aceh, tewas ditembak, Selasa (26/7) sekitar pukul 13.00 WIB. Pria yang diduga stres itu ditembaki karena membacok anggota Dit Pol Air Polda Aceh.

Korban Bacok

Istri Bripka Sufi Herman Hasibuan menangis di RS Kesdam Iskandar Muda saat menunggu suaminya menjalani dioperasi setelah dibacok oleh pemuda stres, Selasa (26/7) siang. Sementara pemuda stres itu tewas ditembak oleh polisi lainnya. (Harian Aceh | Junaidi Hanafiah)

Kondisi Bripka Sufi Herman Hasibuan yang menjadi korban bacokan hingga tadi malam masih kritis. Sufi nyaris dicincang kalau temannya, Briptu Rahmad (dari kesatuan yang sama), tidak segera mengarahkan tembakan ke tubuh Safrizal.

Kadensus 88 Polda Aceh AKBP Sutri Hamdani menyebutkan, kejadian itu berlangsung di sebuah rumah kost di Lorong Buntu, Peuniti (belakang Kios Bakso Idola). Safrizal yang dikenal sering membuat onar, kata Sutri, sedang mengamuk di kamarnya di lantai dua kos-kosan itu. “Saat ibu kost, Maria, pulang ke rumah, anak-anak kos pada ngomong, Safrizal itu mau bacok kita, nggak tahu masalah apa,” kata Sutri yang ditemui wartawan di RS Kesdam.

Kemudian, lanjut dia, ibu kost itu memanggil menantunya yang kebetulan anggota Polri. “Bersama rekan-rekannya berjumlah lima orang, mereka naik ke lantai dua. Belum sempat bicara, dia (Safrizal) langsung ayunkan parang. Anggota tadi langsung lari ke bawah. Yang paling belakang Bripka Sufi Hasibuan, dibacok, kena di pinggang sebelah kanan,” katanya.

Sufi Hasibuan pun tersungkur. Bukannya berhenti menyerang, lanjut Sutri, justru Safrizal ingin mencincangnya. Saat itulah Briptu Rahmad yang kebetulan membawa senjata api, menembaknya. “Dia kena di bagian leher sebelah kanan,” jelas Sutri. “Safrizal tewas, sedangkan Sufi Hasibuan harus menjalani operasi di Rumah Sakit Kesdam.”

Menurut Sutri, Safrizal memang seperti memiliki gangguan jiwa. “Setiap dimintai uang kost, dia selalu marah dan mengasah-asah parang,” katanya. Pernyataan Sutri ini mirip dengan pengakuan sejumlah warga di kawasan tersebut. Warga kerap melihat pria asal Kota Langsa itu berkeliaran dengan membawa parang. “Dia juga sering bawa pisau dan mengancam orang,” kata warga Peniti.

Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Armensyah Thay melalui Kasat Reskrimnya AKP Isharyadi mengatakan Safrizal menghembus nafas terakhir dalam perjalanan ke RS Bhayangkara Polda Aceh di Lamteumen, Banda Aceh.

Sementara Bripka Sufi Herman Hasibuan yang mengalami luka bacok di punggung dan lengan sebelah kanan menjalani perawatan intensif di Ruang ICU RS Kesdam Iskandar Muda, Banda Aceh. Sedangkan kawannya, Briptu Rahmat yang melepaskan tembakan terhadap Syafrizal, masih menjalani pemeriksaan Provost Satpolair Polda Aceh.(dad/bay)

Follow Twitter @harianaceh

http://harian-aceh.com/2011/07/27/bacok-polisi-pria-stres-ditembak-mati?utm_source=%23harianaceh&utm_medium=harian-aceh.com&utm_campaign=%23visitaceh

Warga Bentrok, Satu Orang Tewas Ditembak

Rabu, 27 Juli 2011 03:30 wib





MEDAN - Bentrokan antar warga kembali terjadi di jalan Taman Makam Pahlawan, Kelurahan Belawan Bahagia, Kecamatan Medan Belawan.

Kejadian ini sudah berulang kali terjadi selama bertahun-tahun dan melibatkan penduduk yang bermukim di Lorong Papan dan Gudang Arang Belawan, pada Selasa (26/7/2011) petang. Akibatnya, satu orang tewas setelah diterjang peluru tajam senapan angin.

Rajali Sinaga (42), warga Lorong Papan, menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Ametta Sejahtera. Menurut keterangan kerabat korban, Rajali ketika itu berencana untuk menjemput putranya.

“Rencana ingin menjemput anaknya, namun saat diluar rumah itu dadanya langsung ditembak oleh sebuah peluru senapan angin,” ucap Ida di Rumah Duka, Selasa (26/7/2011)

Korban meninggalkan seorang Isteri dan empat orang anak. Anak pertama berusia 17 tahun dan yang paling kecil baru berusia lima bulan. Hingga Selasa malam, polisi terus berjaga-jaga di lokasi kejadian. Sementara pihak keluarga langsung membawa mayat Rajali ke Rumah Sakit Pirngadi Medan guna dilakukan visum et Revertum.

http://news.okezone.com/read/2011/07/27/340/484661/warga-bentrok-satu-orang-tewas-ditembak

2 Pelaku Curas Didor Buser di Rumah Kontrakan

PURWAKARTA (Pos Kota) – Tim buru sergap (Buser) kembali menggulung kawanan pelaku pencurian dengan kekerasan (curas) di satu rumah kontrakan di Jl Industri Desa Cilangkap, Kec Babakan Cikao, Purwakarta, Minggu (24/7) malam. Empat pelaku diringkus. Dua diantaranya dilumpuhkan dengan ditembak pada bagian kaki karena berusaha kabur.

Keempat pelaku curas itu adalah Jun, 19, warga Babakan Mangga RT 07 RW 04 Desa Tegalsari, Kec Tegalwaru, Ded, 40, warga Rt 06/02 Kp Warung Kaleci, Kec Bungursari dan Rud, 31, warga Munjuljaya, dan Kah, 23, warga Cicadas Rt 01/04 Kec Babakan Cikao, Purwakarta.

Kapolres Purwakarta AKBP Bahtiar UP melalui Kasatreskrim AKP Yuswandi, Senin (25/7), mengatakan, ditangkapnya kawanan pelaku curas tersebut hasil pengembangan selama sebulan setelah sebelumnya menangkap pelaku Ir dan Car, warga Karawang.

Dari kedua pelaku mengarah ke empat pelaku diatas hingga petugas menyelidiki dan mengendus tempat persembunyian mereka di sebuah rumah kontrakan di Jl Industri.

” Kawanan ini telah melakukan curas kepada seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) Nunung, 38, di Perkebunan PTPN VIII Cikumpay beberapa waktu lalu. Korban pulang berjualan dan hendak pulang kerumahnya dibegal kawanan Ded cs dengan mengalungi pisau. Karena takut korban menyerahkan motor Mio dan uang tunai Rp 400 ribu milik korban,” ungkapnya.

Menurut Yuswandi, pihaknya terpaksa menembak bagian kaki kedua tersangka yakni Jun dan Ded,karena berusaha kabur saat digerebek dirumah kontrakan di Jl Industri. Sedangkan dua tersangka lain yakni Rud dan Kah, memilih tak melawan dan langsung diringkus petugas buser.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, mereka kini telah mendekam diruang tahanan Mapolres Purwakarta. ” Mereka dijerat pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman 9 tahun penjara,” pungkasnya.

(dadan/sir)

Perampok Nasabah Bank Ditembak Polisi

BANYUWANGI, RIMANEWS - Dua dari empat komplotan perampok spesialis nasabah bank dibekuk Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Banyuwangi, Jawa Timur, Ahad (24/7). Satu pelaku ditembak karena berusaha kabur. Para pelaku diduga kuat jaringan dari Jakarta.

Kedua pelaku Achmad Najar, warga Banten dan Suryadi Adam, Sumatra Selatan, diringkus usai merampok nasabah bank. Dari tanga tersangka, polisi menyita uang hasil rampokan Rp 150 juta dan sejumlah peralatan merampok seperti kunci T, satu sepeda motor, serta senjata tajam.(ian/lip6)

http://rimanews.com/read/20110725/35819/perampok-nasabah-bank-ditembak-polisi

Pelaku Curanmor Ditembak Polisi

E-mailCetakPDF
altKota Bima, Sumbawanews.com.- Gara-gara terlibat mencuri sepeda motor Yamaha jenis Vision milik warga BTN Nusatantara Kota Bima Jum’at (22/7) malam diparkir Sultan Square, Ismail (25) warga Desa Simpasai Kecamatan Monta Kabupaten Bima Sabtu (23/7) sekitar pukul 11.30 wita jalan Talabiu - Dore ditembak tim Buru Sergap (Buser) Satuan Reserse dan Kriminal (Sat Reskrim) Polres Bima Kota . Ismail alias is kena rtembakan sebanyak tiga kali dibagian paha kiri, saat dilakukan penangkapan oleh tim buser, pelaku saat itu coba melarikan diri dan bersembunyi dalam sungai didepan gedung Paruga Nae Kecamatan Woha di gedung Paruga Nae Kecamatan Woha kedalaman 3 Meter dengan cara menyelam sekitar 15 Menit.

Dari pengakuan saksi mata Halik warga Desa Talabiu Kecamatan Woha pada wartawan ini dihalaman RSUD Bima Sabtu siang menjelaskan, saat itu pelaku saat ditangkap tim buser di perempatan cabang Talabiu jalan Bima-Sumbawa langsung melarikan diri ke arah Timur menuju Desa Dore, namun bersamaan saat itu ada acara Bupati Bima di aula Paruga Nae setempat. Akibatnya salah seorang buser melepas tembakan sebanyak 3 kali yang mengarah pada paha kiri pelaku, namun setelah kena peluruh tersebut pelaku masih kuat melakukan pelariah dan bersembunyi di sungai, “pelaku sengaja menyelam 15 menit dan tidak lama kemudian muncul di permukaan dan langsung di ringkus”, kata staf TRC Kesbanglinmas Kabupaten Bima ini.

Menurut Halik, pada hari itu nasib Ismail sangat beruntung. Pasalnya warga Talabiu minta pelaku untuk dibakar dalam keadaan hidup-hidup, namun anggota buser Polres Bima Kota cepat membawa pelaku menggunakan mobil Ferosa dan langsung dilarikan ke RSUD Bima untuk mendapat perawatan medis.

Dari informasi yang dihimpun wartawan ini di RSUD Bima berdasarkan pengakuan anggota buser yang melakukan penangkapan pada pelaku, dibawah pimpinan Kanit Buser Sat Reskrim Polres Bima Kota, Brigader M. Guntur menjelaskan, Jum’at malam Ismail bersama temannya Ardiansyah asal desa yang sama terlibat kasus pencurian motor (curanmor) di TKP. Namun saat pengejaran Ardiansyah tertangkap duluan malam itu juga, sedangkan Ismail berhasil meloloskan diri, ironisnya lagi Ismail tidak tahu bahwa kerabatnya (Ardiansyah, red) sudah ditangkap.

Sehingga para buser memanfaatkan Ardiansyah untuk memancing Ismail, “ini ada uang tembusan untuk motor vison itu senilai Rp 1 Juta, bagaiman kita fifti-fifti saja, namu kita ketemu dimana untuk menyerahkan yang Rp 500 ribu untuk Ismail,” kata Ardiansyah saat menghubungi Ismail via telepon selulernya Jum’at malam yang kutip salah seorang anggota buser yang namanya egang dikorankan.

Dari hasil negosiasi itu, masih menurut anggota buser (nara sumber, red) Ismail minya Ardiansyah untuk membawa uang tembusan itu di perempatan cabang Talabiu Sabtu siang. Nah disitulah Ismail dilumpuhkan menggunakan peluruh panah hingga pelaku mendapatkan jahitan bertubi-tubi dari polisi mengamankan sejumlah Barang Bukti (BB) kunci T, henpon seluler dan uang sejumlah rp 1 Juta . (Khairul)

http://www.sumbawanews.com/berita/daerah/pelaku-curanmor-ditembak-polisi.html

Polisi Tangkap 10 Penjudi Sabung Ayam

3 Pelaku Adalah Anggota TNI

indosiar.com, Lamongan - Kepolisian Resor Lamongan, Jawa Timur, Minggu (24/07/11) malam menggerebek judi sabung ayam di dua lokasi sekaligus. Dalam penggerebekan tersebut petugas berhasil mengamankan 13 orang dan tiga diantaranya merupakan anggota TNI. Selain mengamankan para pelaku, petugas juga mengamankan 21 ekor ayam dan 40 sepeda motor.

Petugas Polres Lamongan, Jawa Timur, Minggu malam menggrebek judi sabung ayam di dua lokasi di Desa Beru Kecamatan Sarirejo, Lamongan, Jawa Timur. Hasilnya 13 orang dan tiga diantaranya merupakan anggota TNI, diamankan petugas di Mapolres Lamongan. Para pelaku ini kedapatan melakukan perjudian sabung ayam yang bernilai puluhan juta rupiah. Bahkan salah seorang pelaku terpaksa ditembak petugas pada bagian kaki karena berusaha melawan petugas saat digerebek.

Selain menangkap pelaku, petugas juga menyita barang bukti berupa 21 ayam dan 40 kendaraan sepeda motor milik pelaku. Menurut polisi penggerebekan judi sabung ayam ini sudah menjadi target operasi mereka.

Para pelaku ini dikenai pasal 303 KUHP tentang perjudian dengan ancaman maksimal 5 tahun penjara. Sedangkan petugas juga masih memburu para pelaku lain yang berhasil melarikan diri saat penggerebekan tersebut. (Safari Ranuwijaya/Sup)

http://www.indosiar.com/patroli/91492/polisi-tangkap-10-penjudi-sabung-ayam

Siswa SMK Ditembak Polisi


HL2
  • Dituduh Mencuri Burung
  • Diduga Korban Salah Tembak
  • Kapolres: Dibidik Kaki Kena Punggung

KOBA – Hingga kini, jajaran Polres Bangka Tengah masih manjadi asumsi negatif masyarakat yang mengatakan ada oknum polisi tega menembak siswa SMK Ranggas, Kecamatan Air Gegas, Kabupaten Bangka Tengah. Oknum polisi berpakaian preman diduga salah tembak dan Saupil bin Usman (17), siswa SMK itu adalah korbannya.
Versi pihak kepolisian, Saupil alias Boy terpaksa ditembak lantaran kedapatan mencuri burung milik warga Kelurahan Arung Dalam, Kecamatan Koba, Rabu pekan lalu (20/7). Menurut polisi Boy dan rekannya Hendra (18) telah diamankan berikut senjata tajam jenis golok beserta 11 sangkar berisi burung di Polres Bangka Tengah.
Dikatakan, terungkapnya kasus Saupil dan Hendra mencuri burung itu dari upaya polisi melakukan penyelidikan kasus sebelumnya di Kelurahan Arung Dalam. Bermodal informasi itu, polisi mulai menyelidiki. Kebetulan saja ketika itu beberapa oknum polisi melihat warga menggunakan sepeda motor.
Merasa curiga, polisi akhirnya menghentikan kendaraan tersebut yang diketahui sedang membawa sangkar berisi burung. Polisi mengaku sempat menanyakan kepada pengendara yang berjumlah dua orang dari mana dan hendak kemana. Namun karena takut ditangkap, akhirnya motor yang dikendarai oleh Hendra itu menghindari petugas dan melarikan diri.
Curiga yang bersangkutan adalah pelaku pencurian, akhirnya beberapa petugas mengejar motor RX Spesial yang dikemudikan Hendra. Sehingga terjadilah kejar-kejaran antara Hendra dan Boy dengan anggota Polres Bangka Tengah, di wilayah Kelurahan Arung Dalam.
Selanjutnya, kendaraan polisi berhasil memepet motor Boy dan Hendra. Dalam versi polisi, salah seorang pelaku saat itu mengeluarkan senjata tajam jenis golok sambil mengibas-ibaskannya ke arah petugas, hingga akhirnya seorang petugas sempat jatuh dari kendaraan.
Karena keadaan dianggap sudah membahayakan, akhirnya oknum anggota Polres Bangka Tengah menembak ke udara sebanyak tiga kali sebagai tanda peringatan. Namun tembakan peringatan itu tidak diindahkan oleh kedua remaja tersebut yang justru bergegas melarikan diri.
Saat itulah terjadi penembakan ke tubuh Boy. Seorang oknum polisi kemudian mengaku membidik bagian kaki Boy dan Hendra. Tapi, karena faktor gelapnya malam dan sasaran yang akan ditembak bergerak, akhirnya tembakan petugas mengenai bagian punggung Boy.
Setelah peluru mengenai bagian tubuh Boy, bukannya berhenti Hendra malah menambah laju kendaraannya untuk kabur. Menurut polisi keduanya kabur menuju Pangkalpinang untuk merawat luka Boy di Rumah Sakit Bhakti Timah (RSBT).
Dokter yang merawat luka Boy mengetahui ada pasiennya luka tembak, lalu memberitahukan kepada pihak berwajib. Dan dari sinilah terungkapnya kasus yang menimpa Boy. Polisi lalu mengetahui keberadaan Boy di RSBT menetapkannya sebagai tersangka. Keesokan harinya Hendra juga ikut dibekuk di kediamannya di Simpang Perlang.
Di hadapan polisi, Hendra mengaku ada mencuri burung di Arung Dalam. Bahkan Hendra menurut polisi sudah mencuri burung di sebanyak 17 Tempat Kejadian Perkara (TKP) tepatnya di Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka Selatan. Burung yang dicuri beragam jenis terdiri dari kacer, murai batu, dan lokbet dengan harga berkisar Rp800 ribu hingga Rp1 juta.
Kapolres Bangka Tengah Ajun Komisaris Besar Kurdi, S.Ik menyebutkan Boy bukan karena salah tembak. Namun anggotanya melakukan penembakan tersebut dengan alasan karena saat itu Boy membahayakan petugas lantaran menggunakan senjata tajam.
“Ini bukan salah tembak seperti kabar yang mencuat di masyarakat, namun penembakan itu karena faktor malam hari dan pelaku bergerak, akhirnya yang awalnya dibidik bagian kaki, tapi kena pada bagian punggung,” elaknya saat dikomfirmasi Rakyat Pos, Senin (25/7).
Menurut kapolres, Boy dan Hendra telah ditetapkan sebagai tersangka maling burung warga. Salah satu dari mereka merupakan residivis lantaran dari hasil pengembangan telah melakukan pencurian burung sebanyak 17 TKP. Barang bukti berupa sajam jenis golok, sangkar burung dan isinya serta 2 unit motor jenis RX Spesial dan Yamaha Jupiter MX berikut Hendra telah diamankan di Polres Bangka Tengah.
“Boy pelaku yang dihadiahi timah panas itu masih dirawat di rumah sakit dan dikawal oleh petugas. Kini tersangka dan barang bukti telah kita amankan di Mapolres Bangka Tengah untuk bahan penyelidikan lebih lanjut,” tandas kapolres.

Saupil Membantah
Namun demikian, Saupil bin Usman (17) yang diduga korban salah sasaran tembak oknum polisi, Senin (25/7) kemarin membantah kalau dirinya melawan saat dilakukan penangkapan oleh petugas yang berpakaian preman.
Saat disambangi Rakyat Pos di ruang perawatan Rajawali kamar nomor 2 Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang (RSBT), Saupil mengatakan tidak melawan saat polisi melakukan pengejaran. Ia juga membantah dituduh pada malam itu melawan menggunakan parang.
“Malam itu ada mobil berhenti di tengah jalan, ku dak tahu itu polisi atau bukan karena pakai pakaian preman. Karena takut ada apa-apa kami berdua balik kanan, rupanya diteriaki terus dikejar, kami kabur ngebut,” terang Saupil sambil menahan rasa sakit di dadanya.
Pada saat kabur itu, tepat di depan kantor Camat Koba, Saupil sempat dipepet oleh mobil yang diduga dikendarai oleh oknum polisi tersebut namun mereka berhasil kabur.
“Dakde ku ngelawan cuma kejar-kejaran. Apalagi kami bawa parang ku dak bawa parang malam itu,” bantah Saupil.
Pemuda berambut keriting tersebut juga tidak mendengar suara tiga kali tembakan peringatan seperti yang dikatakan oleh pihak kepolisian.
“Pas aku ngebut kabur, terus sampai di rumah kawan yang nyetir motor baru ku ngerasa ada yang basah di punggung, setelah dicek ternyata darah. Ku dak terasa men ku kena tembak, ku juga dak denger ade suara letusan tembakan, terus paginya dianter oleh keluarga ke Rumah Sakit Umum Koba,” terang Saupil.
Di kesempatan sama, Usman (52) bapak Saupil yang menemani di ruangan perawatan mengatakan, bahwa ia baru mengetahui kalau anaknya terluka ditembak setelah dikabari oleh orang tua Hendra yang membonceng Saupil malam itu.
“Kami baru dapat kabar dari orang tua Hendra kalau Saupil ada luka berdarah di punggung. Setelah kami datangi ke rumahnya, kami langsung bawa Saupil ke rumah sakit di Koba rupanya di rujuk ke RSBT,” kata Usman.
Peluru yang diduga ditembakkan oleh oknum polisi tersebut dijelaskan Usman, telah menerjang punggung sebelah kanan anaknya hingga naik ke atas dada sebelah kanan. Kata Usman, peluru tersebut terpaksa diambil dari depan tubuh Saupil karena sudah naik ke dada.
“Pelurunya naik ke dada dan hampir tembus, dan jarak yang paling dekat dioperasi dari depan,” ujarnya.
Keluarga Saupil juga mengaku kepada awak media, bahwa mereka diminta oleh pihak kepolisian supaya peristiwa penembakan tersebut tidak sampai diketahui oleh wartawan. Lalu di rumah sakit, diakui pula belum ada anggota Polres Bateng yang mengawal seperti dikatakan kapolres, apalagi meminta keterangan Saupil.
Usman hanya berharap pihak kepolisian terbuka terhadap kasus dugaan salah tembak ini. Jangan sampai sudahlah terkena tembakan, anaknya malah dituduh mencuri pula. (das/1)

http://www.rakyatpos.com/siswa-smk-ditembak-oknum-polisi.html

Dalam Sebulan, Tiga Warga Makassar Ditembak

TEMPO Interaktif, Makassar - Dua warga sipil terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit, karena ditembak oleh orang tak dikenal, Senin malam, 24 Juli 2011. Arwelis dan Natsir ditembak sekitar pukul 22.00 WITA di Jalan Todopuli, Makassar. Arwelis ditembak di bagian betis dan Natsir di bagian lengan kiri. Penembakan sebelumnya terjadi 2 Juli lalu ketika Surullah ditembak oleh oknum polisi.

Menurut saksi mata Herman, aksi penembakan Arwelis dan Natsir berawal ketika seorang pengendara motor Mio New Sporty berwarna biru tiba-tiba menghentikan motor korban. Saat berhenti, korban langsung dipukul sampai terjatuh. "Saat korban jatuh, pelaku langsung mencabut pistolnya dari pinggangnya lalu menembak korban," kata Herman di tempat kejadian.

Motor yang digunakan pelaku bernomor polisi DD 3470 JS. Herman mengatakan, sebelum korban ditembak, sempat terjadi pertengkaran mulut dengan pelaku. Karena pertengkaran itu semakin memanas, Natsir keluar dari tokonya di dekat tempat peristiwa itu dengan maksud melerai pertengkaran itu. "Saat melerai pertengkaran itu, Natsir ikut terkena tembakan di bagian lengannya," ujar Herman.

Herman mengaku tak mengenali persis wajah pelaku karena tertutup helm. Namun, dia menduga orang itu seperti anggota polisi karena badannya kekar dan tinggi. Setelah menembak, pelaku langsung kabur. "Saya duga pelakunya polisi karena sarung pistolnya sama persis dengan sarung pistol polisi yang diletakkan di pinggangnya," ujarnya.

Kasus penembakan ini bukan pertama kalinya terjadi di Sulawesi Selatan, khususnya Makassar. Namun, hingga kini polisi belum mampu menangkap para pelaku penembakan. Belum lama ini ada beberapa warga sipil tewas ditembak yang sebagian pelakunya oknum polisi dan pelaku lainya belum diketahui identitasnya.

Misalnya kasus penembakan 2 Juli lalu yang menewaskan Surullah di Jalan Veteran Selatan. Korban ditembak di bagian kepala oleh oknum polisi sektor Makassar bernama Briptu Syukur. Selain itu, kasus penembakan Dosen Universitas Al-Asyariah Mandar (Unasman), Sofyan S, yang tewas di tangan oknum anggota Polres Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Peristiwa penembakan lainya juga terjadi di Jeneponto. Daeng Talla, 44 tahun, tewas terkena tembakan di belakang telinga kanannya hingga menembus otak kecilnya dan tiga warga lainnya sekarat. Ada juga Kartini Indah Hajrah yang tewas di tangan suaminya, seorang anggota Polsek Passimarunnu, Kepulauan Selayar.

Korban Natsir ketika ditemui di Rumah Sakit Faisal tadi malam mengaku sempat mendengar ucapan pelaku bahwa korban menyenggol motornya. Tepat di depan penjual martabak, pelaku menghentikan paksa korban. Saat itulah korban dipukul berkali-kali hingga jatuh. "Saat itu saya langsung pergi menahan pelaku untuk tidak melanjutkan aksinya. Tapi, pelaku justru mencabut pistol dari pinggangnya lalu menembak korban yang sudah terkapar. Bukan hanya korban yang terkena, tapi tangan saya juga terkena tembakan di bagian lengan," kata Natsir.

Natsir pun menduga pelaku penembakan itu dari anggota polisi karena badannya tinggi dan rambutnya pendek. Natsir sempat menahan pelaku, tapi ia didorong dan langsung lari. "Saya ingat mukanya, termasuk nomor polisi motor yang digunakan pelaku," ujarnya. Adapun Arwelis dibawa ke Rumah Sakit Ibnu Sina. Namun, ia menolak untuk diwawancarai. "Nantilah, saya masih dirawat," katanya.

Menurut dokter yang menangani Natsir, Salman M. Wahadi, tangan korban harus dioperasi karena di dalam terdapat benda asing. Benda asing itu berada pada pinggir tulang lengan. Jika tidak diangkat, dapat menyebabkan infeksi yang akan membahayakan korban. "Besok (hari ini) korban dioperasi," kata Salman.

Salman belum bersedia memberikan penjelasan lebih jauh karena korban masih akan menjalani pemeriksaan. Untuk mengetahui benda asing itu, kata dia, nanti setelah dilakukan operasi. "Maaf ya, hanya itu yang bisa saya jelaskan," ujarnya.

Kepala Kepolisian Sektor Panakukang Komisaris Muhammad Nur Akbar menyatakan nomor polisi kendaraan yang dipakai pelaku dapat membantu mengungkap pelaku penembakan ini. "Besok (hari ini) kami akan melacak identitas pelaku dengan mengecek nomor polisi motor yang digunakan ke Samsat," kata Akbar.

Polisi juga akan memeriksa beberapa saksi, yakni saksi dari kedua korban. Dugaan sementara senjata yang digunakan pelaku, kata Akbar, adalah Softgun. Sedangkan motifnya terjadi adu mulut antara pelaku dan korban karena hampir terjadi kecelakaan lalu lintas. "Dugaan sementara, penembakan ini terjadi karena ada kata-kata yang ditidak diterima pelaku sehingga pelaku menembak korban. Ini data sementara yang kami dapatkan di lapangan," katanya.

SAHRUL

http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/07/26/brk,20110726-348360,id.html

Friday 22 July 2011

Ketahuan Mencuri, Pantat Ditembak Polisi

Ketahuan Mencuri, Pantat Ditembak Polisi

Wendi terkapar di RS Bhayangkara
SYAMSUL ARIFIN
Wendi terkapar di RS Bhayangkara
PONTIANAK –

Ketahuan mencuri dinamo dan mesin pemotong rumput milik Rusdi Agus di Jalan M Sohor No 12 AB Pontianak Selatan, Wendi, 18, warga Jalan Kesehatan ditembak polisi ketika berupaya melarikan diri, Rabu (20/7).

Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kompol Puji Prayitno SIK mengatakan, aksi Wendi diketahui Hermansyah, pemilik dynamo dan mesin pemotong rumput. Hermansyah berusaha menangkap Wendy. Namun pemuda tersebut berhasil lolos dari kejaran. “Korban pencurian itu akhirnya minta bantuan warga dan polisi untuk menangkap pelaku,” papar Puji.

Karena lokasi kejadian tak jauh dari Polresta, beberapa anggota Reskrim langsung ke lokasi mengejar Wendy.

”Tersangka masih saja berusaha lari sampai terjadi kejar-kejaran. Padahal anggota sempat mengeluarkan tembakan peringatan. Namun peringatan tersebut tidak digubris, sehingga anggota mengeluarkan tembakan ke arah kakinnya, namun mengenai pantatnya,” ungkap Puji.

Wendy tersungkur setelah pantatnya ditembak. Saat itu juga polisi menangkapnya dan dilarikan ke RS Bhayangkara Pontianak. “Tersangka ketangkap basah mencuri alat-alat dinamo pompa air dan peralatan mesin pemotong rumput. Karena lari, tak mau mendengarkan ucapan anggota, sehingga ditembak,” tegas Puji.

Wendy masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara. Pemuda tersebut melanggar pasal 363 tentang pencurian dan terancam lima tahun penjara. (sul)


http://www.equator-news.com/patroli/20110721/ketahuan-mencuri-pantat-ditembak-polisi

Dor.. Nasir Tersungkur

edisi: 08/Jul/2008 wib
PANGKALPINANG, BANGKAPOS -- Satu persatu para tersangka perampokan karyawan PT Bintang Sriwijaya dibekuk polisi, Sabtu (5/7) lalu.
Muhammad Nasir (33), satu dari enam tersangka yang masuk Daftar Pencaharian Orang (DPO) Polresta Pangkalpinang berhasil ditangkap Tim Reskrim Polresta Pangkalpinang bekerjasama dengan Polsek Tanjung Raja Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan, di sebuah warung kopi di Ogan Ilir, Sabtu (5/7) kemarin.

Penangkapan tersangka kasus perampokan dan pencurian dengan kekerasan ini berlangsung cukup alot. Pasalnya, tersangka yang sedang bersantai di sebuah warung kopi di Dusun Sungai Pinang Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Ogan Ilir ini sempat melarikan diri ketika hendak di sergap Tim Gabungan.

Kendati polisi telah memberikan beberapa kali tembakan peringatan, namun tidak digubris tersangka yang tetap
berusahakabur dari kejaran polisi. Takut buruannya lepas, timah panaspun dihadiahkan kepada Nasir. Dor.. dor, Nasir tersungkur. Timah panas tepat bersarang di kedua kakinya.

“Aku dak tahu lagi waktu itu pak,” papar
Nasir saat ditemui harian ini di ruang Reskrim Polresta Pangkalpinang, Senin (7/7).

Menurut
Nasir, Ia sebenarnya sudah melupakan peristiwa perampokan tersebut. Menurutnya, kejadian itu sudah lama berlalu dan tidak mungkin akan diingat oleh masyarakat lagi.

“Aku dak galak lagi, begawe macem itu. Mangkonyo waktu aku sampe di kampung aku begawe halal, nyupir angkot pak (saya tidak mau lagi bekerja seperti itu. Karenanya saat tiba di desa saya mencari kerjaan halal, jadi supir angkot pak--red),” jelas
Nasir.

Pihak keluarga tersangka sendiri belum mengetahui penangkapan dirinya tersebut. Pasalnya, saat penangkapan tersangka sedang menjalankan aktivitasnya sebagai supir angkot di kampung dan belum sempat pulang kerumah.
“Istri dan anak aku belum tahu kalau aku ditangkep di sini,” tutur
Nasir.

Tersangka
Nasir ditangkap karena keterlibatannya dalam kasus perampokan dan pencurian yang disertai kekerasan beberapa bulan lalu. Perampokan itu terjadi pada 30 Agustus 2007, melibatkan enam orang tersangka bersenjata api. Kendati gagal menjalankan misinya merampok karyawan PT Bintang Sriwijaya Pangkalpinang. Namun, aktivitas para tersangka ini telah meresahkan masyarakat.

“Ku jugo la tahu kawan-kawanku banyak la di tangkep, dari koran dan TV,” katanya.

Dijelaskan
Nasir, posisinya saat menjalankan aktivitas perampokan tersebut adalah sebagai eksekusi bersama satu rekan lainnya. Kendati memegang senjata api (senpi--red), Nasir mengakui tidak sempat menggunakan senpi tersebut. Pada saat kejadian korban langsung menginjak pedal gas dan meluncur.

“Kami idak dapet apolah, cuma kami sempat mecah kaco mobilnyo,” kenang
Nasir sambil tertunduk.
Sementara itu, Kapolresta Pangkalpinang AKBP AA Oka Putra membenarkan adanya laporan penangkapan tersangka Muhammad
Nasir.

“Kita sudah menerima laporan penangkapannya,” papar Oka.

Dijelaskan Oka, kasus perampokan tersebut akan terus dikembangkan. Ia berharap masyarakat dapat memberikan partisipasi aktifnya dengan memberikan informasi terkait keberadaan para tersangka.
“Kita akan terus melakukan pengejaran kepada tersangka lainnya,” tegas Oka.
(i6)

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:3zQ0ufYm2g0J:cetak.bangkapos.com/etalase/read/10509.html+berusaha+kabur+nasir+ditangkap&cd=6&hl=id&ct=clnk&gl=id&source=www.google.co.id

Mencoba Kabur Kaki Kanan Ditembak Polisi

Tribun Medan - Kamis, 21 Juli 2011 11:24 WIB

Laporan wartawan Tribun Jambi / Berman Sibuea

TRIBUN-MEDAN.com, KUALA TUNGKAL - Kaki kanan Diki Firmansya (29) ditembak polisi, Rabu (20/7). Penembakan terjadi sekitar pukul 11.30.

Peristiwa itu terjadi saat Diki berusaha kabur ketika anggota Reserse Mapolres Tanjabbar menggrebek transaksi daun ganja kering sebanyak satu paket kecil.

Sayang, dua calon pembeli barang haram tersebut kabur. Kapolres Tanjabbar, AKBP Mintarjo melalui Kasat Narkoba, AKP Wahidin mengatakan penggerebakan dilakukan di pinggir jalan, Lorong Mesjid, Parit Tiga Kuala Tungkal."Ditembak karena penjualn (Diki) lari, dua calon pembeli masih buron," katanya, Kamis (21/7).

Tersangka saat ini telah diamankan di Mapolres Tanjabbar. Ganja itu berasal dari Pulau Kijang yang akan diedarkan di Kuala Tungkal (Berman/tribun-jambi.com)

Editor : Mauliana_Noor
Sumber : Tribun Jambi

http://medan.tribunnews.com/2011/07/21/mencoba-kabur-kaki-kanan-ditembak-polisi

Wednesday 20 July 2011

Njambret, warga Gandekan ditembak polisi

Polisi menjaga tersangka Dayu Dias pelaku penjambretan yang dirawat di UGD RS Dr Moewardi Solo. (Burhan Aris Nugraha)

Solo (Solopos.com)–Petugas kepolisian terpaksa melumpuhkan pelaku penjambretan dengan timah panas di Jalan A Yani, Solo tepatnya di depan kampus UTP (timur SPBU Balekambang), Selasa (19/7/2011) pukul 15.00 WIB.

Akibat tembakan tersebut, pelaku penjambretan yang diketahui baru sepekan keluar dari penjara, Dias Dayu Wira, 22, warga Bangunharjo RT 2/RW IX, Gandekan, Solo mengalami luka serius di bagian tubuhnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Espos , semula seorang ibu-ibu bernama Ny Siti Nur Zulaekah, 52, warga Jambu IX Nomor 5 RT 5/RW VI, Jajar, Laweyan selesai menransfer sejumlah uang terhadap temannya di BCA Nusukan. Seusai menransfer, Ny Siti hendak menuju ke daerah Banyuanyar mengendarai sepeda motor Honda Revo Ber-Nopol AD 6172 CU.

Saat melintasi lokasi kejadian (Jalan A Yani), tiba-tiba Ny Siti dipepet dua orang tak dikenal dari arah kiri. Kedua orang tak dikenal itu mengendarai sepeda motor Suzuki Shogun warna ungu ber-Nopol AD 5413 HA dari arah timur ke barat. Belakangan diketahui, dua orang tak dikenal adalah pelaku penjambretan, Dias dan temannya berisial T. Waktu itu, Dias yang diduga berperan sebagai eksekutor langsung menarik tas korban.

Ny Siti yang merasa tak terima dengan perbuatan tersangka tetap bersikukuh menguasai tasnya berisi uang Rp 200.000. Sehingga tak mengherankan, sempat terjadi tarik-menarik antara tersangka dengan korban. Diduga karena kalah tenaga, korban pun terjatuh dari sepeda motornya. Kendati seperti itu, korban tetap memegangi tas warna hitam itu cukup erat. Hingga akhirnya, korban pun turut terseret kurang lebih 200 meter. Kejadian ini, membuat korban juga mengalami luka di bagian kakinya.

Saat korban terseret, dirinya berinisiatif berteriak minta tolong terhadap warga sekitar. Disinyalir panik, tersangka Dias melepaskan tas bermerek Crsby milik korban. Secara kebetulan, di lokasi kejadian terdapat salah seorang anggota polisi berpakaian preman. Melihat aksi nekat yang dilakukan para pejambret, anggota polisi yang pernah bertugas di Polwil Surakarta tersebut bersama-sama warga mengejar pelaku penjambretan ke arah barat. Sehingga, terjadilah aksi saling mengejar mulai Jalan A Yani hingga ke daerah Gremet, Manahan, Banjarsari.

Saat terjadi aksi kejar-kejaran, anggota polisi itu sempat mengeluarkan tembakan peringatan sebanyak dua kali. Lantaran tidak dihiraukan kedua penjambret, anggota polisi itu mengarahkan tembakannya ke ban sepeda motor milik tersangka sebelum menembak salah seorang penjambret dari arah belakang.

Saat menembak, posisi anggota masih mengendarai sepeda motor. Sehingga, dirinya menembak dengan tangan sebelah kiri sebanyak tiga kali. Sementara, tangan kanannya mengendalaikan gas sepeda motor. Dari rentetan tembakan itu, satu tembakan tepat mengenai tubuh pembonceng (tersangka Dias). Bahkan, tembakan itu menembus di tubuh korban.

Kendati tertembak, Dias bersama temannya masih berusaha melarikan diri sebelum akhirnya ditabrak seorang warga yang mengendarai vespa di daerah Gremet. Beruntung, saat itu tersangka Dias tidak menjadi bulan-bulanan massa karena langsung ditangkap petugas. Sedangkan, satu temannya (berperan sebagai joki) berhasil melarikan diri. Tersangka Dias langsung dilarikan ke RS dr Moewardi untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

“Ya, petugas terpaksa menembak tersangka Dias karena tidak mengindahkan tembakan peringatan,” tegas Kapolresta Solo, Kombes Pol Listyo Sigit Prabowo didampingi Kasatreskrim, AKP Edy Suranta Sitepu saat ditemui wartawan di RS dr Moewardi Solo, Selasa.

Setelah ditelusuri, lanjut Kombes Pol Listyo Sigit Prabowo tersangka Dias ternyata memiliki catatan buruk di kepolisian. Dias sebenarnya baru saja bebas dari Rutan Kelas I Solo satu pekan terakhir. Dia dijebloskan ke penjara karena kasus yang sama, yakni penjambretan di wilayah hukum Polresta Solo.

“Kalau dilihat dari kronologi kejadiannya, memang Dias ini berperan sebagai eksekutor. Dia membonceng sepeda motor yang dikendarai temannya yang masih diburu. Kasus ini masih akan kami kembangkan lebih lanjut,” katanya.

http://www.solopos.com/2011/patroli/njambret-warga-gandekan-ditembak-polisi-107771