Monday 29 November 2010

Polri Siap Tembak Pengibar Bendera Separatis

SENIN, 29 NOVEMBER 2010, 17:52 WIB


VIVAnews
- Menjelang peringatan ulang tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang jatuh setiap 1 Desember, situasi di Jayapura, Papua, kian memanas. Terutama pasca penembakan oleh orang tak dikenal di Nafri Abepura.

Intensitas razia di sejumlah sudut kota terus meningkat. Dan Polisi memperingatkan, bagi siapapun yang mengibarkan bendera separatis akan ditembak di tempat.

Sebanyak 700 personil gabungan Polisi dan TNI, dikerahkan mengantisipasi 1 Desember, dan ditempatkan di sejumlah titik. "Mereka siap diperintahkan menembak siapapun yang mengibarkan bendera separatis," kata Kapolresta Jayapura AKBP Imam Setiawan kepada wartawan, Senin 29 November 2010.

Menurut Kapolresta, pihaknya tidak main-main dengan peringatan tersebut, jika memang dianggap meresahkan akan ditembak. "Kami akan bertindak tegas, kalau mengancam keutuhan negara akan ditembak," ujarnya.

Tidak hanya itu, sambung Kapolresta, pihaknya juga akan menembak kelompok-kelompok yang kedapatan memiliki dan membawa senjata api. "Kami tidak mau kecolongan lagi, kalau dianggap berbahaya tembak," ujarnya.

Mengenai titik yang akan mendapat perhatian dan diwaspadai akan dijadikan sebagai tempat pengibaran bendera separatis Bintang Kejora, kapolresta mengatakan, ada 8 sektor dan 14 titik. "Kami konsentrasi di beberapa titik antara lain, perbatasan RI-PNG, Tanah Hitam, Nafri dan Skyline," jelasnya.

http://nasional.vivanews.com/news/read/191222-polri-siap-tembak-pengibar-bendera-separatis

Sunday 28 November 2010

Aktivis Ditangkap Bawa Ganja

Jumat, 26 November 2010 | 22:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — FR, mahasiswa yang namanya pernah melambung karena kakinya ditembak polisi saat berdemonstrasi memperingati satu tahun kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono pada 20 Oktober lalu, kini kembali berurusan dengan polisi.

Kali ini, dia tertangkap tangan membawa ganja 1,72 gram. "Dia diamankan petugas kemarin (Kamis) di Jalan Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat, saat naik bus Kopaja 502 sekitar pukul 16.30 WIB. Saat itu, petugas kita sedang melakukan Operasi Pekat Jaya dengan meminta penumpang Kopaja untuk turun," kata Kepala Satuan Narkoba Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat Komisaris Apollo Sinambela kepada wartawan, Jumat (26/11/2010).

Apollo mengatakan, saat sedang melakukan pemeriksaan terhadap para penumpang, petugas mencurigai FR yang gerak-geriknya terlihat kikuk. "Gerakannya aneh, ada gerakan tangan yang memindahkan barang dari saku celana dipindah ke sepatu sebelah kanan," jelasnya.

Melihat gerakan mencurigakan, petugas langsung mengamankannya. Ketika polisi menanyakan namanya, barulah polisi tahu orang itu ternyata FR yang pernah berurusan dengan polisi.

"Saat digeledah, petugas menemukan sebuah bungkusan, dan dibuka di hadapan sopir dan kondektur. Isinya ternyata ganja seberat 1,72 gram," jelas Apollo.

Kepada polisi, FR mengaku barang haram itu didapatkan dari seseorang bernama Reno, yang sebelumnya ia jumpai di depan gerbang kampus UBK. FR mengatakan, ganja tersebut tidak akan dijual, tetapi untuk dikonsumsi sendiri di rumah.

http://megapolitan.kompas.com/read/2010/11/26/22513738/Aktivis.Ditangkap.Bawa.Ganja

Thursday 25 November 2010

Dua Anggota Geng Motor Ditembak

Rabu, 24 November 2010 , 16:17:00

BANDUNG
– Polisi bertindak tegas terhadap geng motor yang sering berubah. Timah panas pun terpaksa dimuntahkan guna melumpuhkan empat kawanan geng motor yang diduga kuat kerap melakukan aksi perampasan yang belakangan sudah meresahkan warga. Namun, hanya dua pelaku yang dihadiahi timah panas hingga tumbang. Salah satunya tercatat sebagai residivis yang sudah 20 kali beraksi di sejumlah wilayah di Kota Bandung.

Wakapolsektabes Sukajadi Iptu Deden A Yani mengatakan, penangkapan terhadap keempat pelaku dilakukan setelah dua korban melaporkan perampasan tas Minggu (21/11) malam di Jalan Sukajadi, Kota Bandung. Setelah membuat laporan, kedua korban ikut aksi pengejaran. "Korban menabrakan diri ke motor pelaku. Akhirnya kedua pelaku diamankan yang saat itu melakukan pengejaran," kata Deden di Mapolsektabes Sukajadi.

Keempat pelaku masing-masing, Ivan alias Peng, 18, Taufik alias Bius, 18, Heri alias Jocong, dan Andri alias Jawa. Andri kini dalam perawatan di RS Hasan Sadikin Bandung karena menderita luka berat saat penangkapan.

Dijelakan Sukajadi, pengejaran tidak hanya hari itu saja, melainkan dilanjutkan sehari setelahnya. Dari hasil pengembangan kasus, menangkap otak pelaku, Bius dan Jocong di kediamannya masing-masing. Dari keempat pelaku, polisi mengamankan dua replika senpi, satu bilah samurai, dua unit sepeda motor, lima HP dan empat dompet hasil jarahan. "Modus tersangka adalah mempet korban kemudian menakut-nakuti korban dengan samurai dan senjata replika," tandasnya. Pelaku dijerat dengan pasal 365 tentang pencurian dan pemerasan dengan ancaman paling lama sembilan tahun penjara.

Sementara Bius otak pelaku geng motor Moonraker yang diamakan mengaku terpaksa melakukan perampasan karena desakan fisik. Dia mengaku memiliki riwayat penyakit diabetes kronis dan butuh biaya besar untuk menyelamatkan nyawanya. "Saya menderita diabetes akut. Dalam sehari harus punya uang satu juta untuk membeli ampul," kata Taufik alias Bius di Mapolsektabes Sukajadi, Selasa (23/11). Anggota Moonraker cabang Bandung Timur ini mengaku, sudah lima tahun menderita diabetes.

Terang-terangan dia akui, dalam sehari harus menyuntikan dua ampul. Sedangkan harga ampul per satuan antara Rp350 ribu hingga Rp500. Guna mencukupi kebutuhan itu, dia nekad melakukan perampasan. "Terlebih orangtua sudah bercerai," tandasnya. Keadaan dirasakan semakin berat, jelasnya, karena tinggal dengan ibunya yang kini tidak bekerja. Karena wajib untuk mendapatkan uang dengan cepat, Bius memilih jalur cepat dengan menjadi geng motor.

Dia bertugas sebagai pengemudi dalam setiap aksi perampasan. "Tahun 2008 saya pernah dipenjara di Kebonwaru dengan kasus yang sama. Saya kembali ke jalur ini karena benar-benar butuh uang untuk pengobatan," pungkasnya.
(rie/sam/jpnn)
http://www.jpnn.com/read/2010/11/24/77905/Dua-Anggota-Geng-Motor-Ditembak-

Empat Komplotan Keprok Mobil Ditembak

Kamis, 25 November 2010 | 13:57 WIB
Ilustrasi

DENPASAR, KOMPAS.com - Empat orang pelaku komplotan keprok mobil berhasil dibekuk aparat Polda Bali di sejumlah lokasi berbeda. Mereka selama ini dinilai telah meresahkan masyarakat di Denpasar, Badung dan sekitarnya. Keempat tersangka itu adalah Agustinus Setiadi, Ronald Wullur, Dony Fauzan, Ibe Roksas Bustan alias Asep terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas karena melakukan perlawanan saat ditangkap.

"Ini sadis. Dia tidak segan-segan menusuk orang, jadi terpaksa polisi menembak karena dia melawan, sudah sesuai protap," ujar Kapolda Bali Irjen Hadiatmoko saat menggelar konferensi pers di Mapolda Bali, Kamis (25/11/2010).

Komplotan keprok mobil itu, katanya, merupakan residivis dan kerap keluar masuk LP Kerobokan dengan kasus yang sama. Dari tangan tersangka polisi menyita sejumlah barang bukti hasil jarahan mereka, di antaranya uang tunai jutaan rupiah, peralatan elektronik seperti laptop, kamera,handphone, dan sejumlah tas milik korban.

Modus komplotan tersebut adalah memecah kaca mobil yang ditinggal pemiliknya di tempat parkir dengan menggunakan busi sepeda motor.

"Busi ini kami tempelkan ke kaca kemudian diketok pakai batu," ujar Asep sembari memeragakan cara mereka menjalankan aksinya.

Dalam beberapa bulan terakhir komplotan ini telah beraksi di 43 lokasi. Salah seorang anggota yang juga komplotan mereka kini masih dalam pengejaran polisi.

http://regional.kompas.com/read/2010/11/25/13573555/Empat.Komplotan.Keprok.Mobil.Ditembak

Pamer Samurai Saat Akan Ditangkap, Jambret Ditembak

Kamis, 25 November 2010 - 15:30 wib
BANDUNG
– Polisi nampaknya sudah geram dengan kelakuan Oni Sanaji (35), yang terus menerus melakukan tindak pidana kejahatan berupa penjambretan.

Akhirnya, petugas Polsektabes Panyileukan mengahadiahinya sebutir timah panas dipaha sebelah kanannya. Petugas terpaksa menembak lantaran pada saat hendak ditangkap pada Rabu dini hari kemarin pelaku berusaha melawan petugas dan melarikan diri.

Petugas mengendusnya saat pelaku melakukan aksi penjambretan di jalan raya Ujung Berung-Cibiru, dengan menjambret barang-barang milik korban Eriza Putri. Modus yang dilakukan dengan cara memepet kendaraan korban.

Saat itu pelaku yang memepet motor korban, berhasil merampas satu buah tas warna merah berisi dua unit handphone, uang tunai Rp200 ribu, dan sejumlah surat penting. Beruntung setelah kejadian korban langsung melapor ke polisi, sehingga keberadaan pelaku Oni masih bisa diketahui.

Kapolsek Panyileukan AKP Komarna saat dikonfirmasi, membenarkan jika pelaku Oni ditangkap dan ditembak paha kaki bagian kanannya karena hendak kabur saat ditangkap.

"Kita lakukan penangkapan karena HP yang dicuri oleh Oni saat menjambret masih dalam keadaan aktif dengan kartu operator milik korban Eriza, sehingga kita pancing dengan menjebak pelaku yang seolah-olah akan ditukar dengan nomor pin ATM," ujar Komarna, Kamis (25/11/2010).

Mendapat SMS tersebut, Oni akhirnya membalas jika dirinya siap menukarkan HP dengan pin ATM. Tak mau buruannya lepas polisi langsung menuju ke rumah pelaku di Jalan Melati, Mekar Mulya, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung.

Saat akan ditangkap pelaku mengeluarkan samurai dan gir rantai motor untuk menghalangi petugas, sehingga petugas mengeluarkan timah panas ke arah paha kanan pelaku.

“Dari tangan tersangka kita sita barang bukti satu unit kendaraan roda dua milik pelaku, dua unit HP, tas milik korban, serta samurai dan rantai gir motor. Akibat perbuatannya pelaku terancam penjara 10 tahun," tegas Komarna.

(Yugi Prasetyo/Koran SI/teb)

http://news.okezone.com/read/2010/11/25/340/397041/pamer-samurai-saat-akan-ditangkap-jambret-ditembak

Penjambret pincang setelah pahanya ditembak polisi Bandung











Bandung-Yustisi.com:

Tersangka penjambret ditembak pahanya oleh kepolisian Bandung, setelah tersangka akan melawan gunakan senjata tajam jenis pedang, Kamis (25/11).Tersangka Oni Sanaji (35), langsung ambruk dengan kaki kiri pincang terkena tembakan.

Oni ditangkap serse Polsek Panyileukan, Bandung, karena menjambret korban Eriza Putri di Jalan Ujung Berung, Cibiru.

Caranya, Oni memepet motor korban. Ketika korban terdesak, pelaku merampas tas merah berisi dua unit telepon eluler dan uang tunai Rp200 ribu.

Usai dijembaret, korban Wriza lapor polisi. Polisi memburu tersangka dengan cara menghubungi telepon seluler korban yang masih aktif di tangan tersangka. “Tersangka kami pancing dengan seoah-olah akan ditukar dengan nomor PIN ATM,” kata Kepala Polsek Penyileukan, Ajun Komiaris Komarna.

Mendapat SMS pancingan dari polisi yang mengatasnamakan korban, tersangka Oni membalas. Dia siap menukarkan HP korban dengan PIN ATM. Gobloknya, tersangka menyebut tempatnya tinggal. Polisi pun menuju ke rumah pelaku di Jalan Melati, Mekar Mulya, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung.

Ketika mau ditangkap, tersangka malah keluarkan senjata tajam. Polisi pun menembak paha kirinya sampai di pincang. Dari tersangka, polisi sita satu unit kendaraan kendaraanb bermotor roda dua milik pelaku, dua unit telepon seluler, tas korban, pedang, dan rantai gir motor.

“Pelaku bisa dipenjara 10 tahun,” ujar Komarna. bat

http://yustisi.com/2010/11/penjambret-pincang-setelah-pahanya-ditembak-polisi-bandung/

Tuesday 23 November 2010

Gubernur Jabar Sepakat Geng Motor Ditembak di Tempat

Bandung - Gubernur Jabar Ahmad Heryawan sepakat dengan tindakan Polrestabes Bandung yang akan menembak di tempat anggota geng motor pelaku kriminal. Ia pun menyerahkan semua langkah penanganan hukum kepada kepolisian.

"Saya pasti sepakat dengan penegakan hukum. Tentu kriminal itu ranah kepolisian, bukan pemda," kata Heryawan saat ditemui di Gedung Pakuan, Jalan Otto Iskandardinata, Selasa (23/11/2010).

Apapun yang dilakukan polisi, sambung Heryawan, pihaknya akan mendukung. Sebab, ranah kriminal jelas merupakan kewenangan polisi.

"Kita mendorong polisi melakukan penegakan hukum untuk mereka (geng motor-red)," tegasnya.

Saat ini, Heryawan mengaku masih memikirkan langkah yang akan diambil untuk memberantas perilaku buruk geng motor. Dalam hal ini, pemprov akan melibatkan Polda Jabar dan jajarannya untuk memikirkan penanganan terhadap geng motor.

"Kita akan memikirkan bersama Polda Jabar dan seluruh jajarannya untuk membina mereka. Mereka kan anak bangsa kita juga," jelasnya.

http://us.bandung.detik.com/read/2010/11/23/180231/1500657/486/gubernur-jabar-sepakat-geng-motor-ditembak-di-tempat

Komplotan Geng Motor Spesialis Jambret Ditangkap

Selasa, 23 November 2010, 16:41 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Jajaran Polrestabes bandung kembali menangkap anggota geng motor yang sering melakukan tindak kriminal. Anggota geng motor Moonraker ini ditangkap polisi setelah puluhan kali melakukan penjambretan. Keempat anggota geng motor yang ditangkap ini masing-masing Taupik alias Bius (18 tahun), Andri (19), Ivan (18), dan Heri (18). Satu dari empat tersangka ini terpaksa ditembak dibagian kakinya karena berusaha kabur saat akan ditangkap polisi.

Sebagian besar korban komplotan geng motor yang berjumlah empat orang ini adalah perempuan. Mereka selalu beraksi dengan mengendarai sepeda motor.

Dalam setiap aksinya, kawanan ini selalu membawa samurai dan senjata api senpi) mainan. Dengan benda tersebut, pelaku mengancam korbannya yang tak menyerahkan barang berharganya.

Wakapolsektabes Sukajadi, AKP Deden A Yani yang didampingi Kanitreskrim, Ipda Ade Paparihi, mengatakan, komplotan Bius Cs ini termasuk 'produktif'. Mereka memilih beraksi mencari sasaranya tengah malam hingga dini hari. Selain di Bandung, komplotan jambret ini merambah ke wilayah Kabupaten Bandung. "Modusnya mereka memepet korbannya yang mengendari sepeda motor,’’ kata dia.

Red: Siwi Tri Puji B
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/hukum/10/11/23/148382-komplotan-geng-motor-spesialis-jambret-ditangkap

Perampas Uang Wisatawan Jepang di Bali Berhasil Dibekuk

Senin, 22 November 2010, 17:26 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA--Jajaran Reskrim Polsek Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali berhasil menangkap Suyanto alias Yanto (28), tersangka pelaku kasus perampokan dengan sasaran wisatawan asal Jepang Harumi Chiba (37).

"Petugas kepolisian terpaksa menembak kaki kanan pelaku, karena yang bersangkutan mau melarikan diri saat akan ditangkat ketika berada di rumah pacarnya di Jawa Tengah," kata Kapolsek Kuta Selatan, AKP Nanang Prihasmoko di Bualu, Jimbaran, Nusa Dua, Senin.

Ia mengatakan, pelaku berhasil ditangkat berkat kerja keras petugas kepolisian yang sebelumnya mendapat informasi dari masyarakat, jika pelaku perampokan wisatawan negeri Sakura itu bersembunyi di Jawa.
"Polisi terpaksa melepaskan tembakan, karena pelaku yang sebelumnya menjadi sasaran penangkapan berusaha melarikan diri, saat mengetahui kedatangan petugas kepolisian," ujar Nanang didampingi Kanit Reskrim Iptu Made Dayendra.

Nanang menjelaskan, pelaku Suyanto setelah berhasil dilumpuhkan dengan timas panas akhirnya ditangkap beserta barang bukti berupa sebuah sepeda motor dan telepon genggam (HP). "Pelaku sebelum dibawa ke Bali sempat menjalani perawatan di sebuah rumah sakit setempat, namun kini kondisinya masih pincang," kata Nanang.

Suyanto, pria yang tinggal di Bali dengan pekerjaan yang tidak jelas itu melakukan tindakan kriminalitas, yakni merampas uang milik Harumi Chiba, warga negara Jepang yang sedang berliburan di Bali. "Uang milik turis sebesar Rp 18,5 juta dirampas, setelah sebelumnya pelaku dan korban terlibat perselisihan, saat mereka berdua di kawasan wisata Nusa Dua.

Namun tanpa diduga dekat Hotel Nikko, Nusa Dua, mereka terlibat pertengkaran. Dari pertengkaran itu pelaku (Yanto) yang juga mantan pacar korban kemudian menganiaya serta mendorong tubuh Harumi hingga jatuh ke jurang sedalam 20 meter. "Korban yang sempat tidak sadarkan diri itu menjalani perawatan intesif hingga akhirnya tim dokter berhasil menyelamatkan jiwa korban," jelas Nanang.

Yanto menurut Nanang tega merampok serta ingin membunuh Harumi, karena jengkel uang sebesar Rp11 juta yang diberikan sebelumnya diminta kembali. Hal itu membuat pelaku marah, saat mereka berdua menikmati minuman di sekitar kawasan hotel Nikko. Pelaku kini sedang menjalani pemeriksaan di Polsek Kuta Selatan, ujar AKP Nanang Prihasmoko.

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/hukum/10/11/22/148170-perampas-uang-wisatawan-jepang-di-bali-berhasil-dibekuk

Monday 22 November 2010

Tahanan LPAnak Palembang Tewas Dikeroyok

PALEMBANG, KOMPAS.com - Eko Adi Saputro (18) tahanan LP Anak Palembang ditemukan tewas di dalam sel isolasi, Senin (22/11). Eko tewas akibat dikeroyok teman-teman satu selnya yang berjumlah delapan orang sekitar pukul 01.00 malam. '

Sadisnya, setelah korban meninggal, para pelaku memotong kedua kuping dan kemaluan korban dengan sendok.

Kepala Keamanan LP Anak Palembang, Giyono, mengatakan, korban dikeroyok karena teman-teman satu selnya jengkel kepada korban sebab korban berusaha membuat lubang di dinding sel untuk melarikan diri.

Menurut Giyono, teman-teman korban sudah memperingatkan korban agar berhenti membuat lubang. Namun karena korban tidak menghiraukan, teman-teman korban memegangi korban dan membekapnya.

Sementara teman-temannya yang lain mencekik korban dengan kain sarung sampai tewas. Setelah tewas baru para pelaku memotong kuping dan kemaluan korban.

Giyono menambahkan, ia tidak tahu bagaimana pelaku menyimpan sendok tersebut. Sebab dalam razia yang dilakukan petugas sebelumnya tidak menemukan sendok tersebut. Saat ini delapan teman satu sel korban sedang diperiksa di Markas Polsek Ilir Barat I, Palembang.

http://regional.kompas.com/read/2010/11/22/14502671/Tahanan.LPAnak.Palembang.Tewas.Dikeroyok

Sunday 21 November 2010

Kabur, Tahanan Ditembak Mati

20 NOVEMBER 2010

Nada alias Robi, 28, tahanan Polsek Negarabathin Provinsi Lampung meregang nyawa setelah timah panas petugas menembus ubun-ubun kepalanya, pukul 10.00 WIB, Jumat (18/11).

Sebelumnya, warga Kampung Negara Kemakmuran, Hulu Sungkai, Lampung Utara (Lampura) itu kabur dari sel tahanan dengan mengelabui petugas jaga.

Dari informasi yang dihimpun Radar Lampung (Grup Batam Pos), Nada menjadi tahanan Polsek Negarabathin sejak 30 Oktober lalu. Sekitar pukul 09.00 WIB kemarin, ia meminta air kepada petugas untuk keperluan di dalam sel.

”Ketika itu pelaku meminta izin kepada petugas jaga. Pintu sel pelaku kita buka. Dengan pengawalan ketat petugas, pelaku kita bawa keluar untuk mengambil air di sumur yang berada di sekitar Polsek,” tutur Kapolsek Negara Bathin, Iptu Maryadi.

Sesampainya di bibir sumur pelaku mulai mengambil air dengan cara yang tidak biasa. Pelaku sangat lamban. Rupanya itu modus pelaku untuk menunggu kelengahan petugas.

”Setelah air dalam ember penuh pelaku berjalan seolah menuju ke ruang tahanan. Saat itu tiba-tiba pelaku berbalik arah dan menerobos rerimbunan semak belukar masuk ke pinggiran hutan,” tutur Kapolsek lagi.

Melihat tahanannya kabur petugas jaga langsung berteriak agar pelaku berhenti. Teriakan petugas ternyata tidak digubris. Bahkan dua tembakan peringatan yang diletuskan petugas ke udara tidak menyiutkan nyali pelaku untuk terus kabur.

”Petugas jaga langsung mengambil langkah tegas dengan menembak ke arah kaki pelaku. Namun sayang saat itu pelaku terjatuh karena tersandung sesuatu dan peluru tersebut menembus kepala korban,” katanya.

Lebih jauh kata dia, pelaku memang kerap melakukan tindakan pencurian di wilayah hukum Polsek Negara Bathin, Pakuon Ratu, dan Negeri Besar, Waykanan. Pelaku juga kerap keluar masuk penjara karena kasus serupa. Bahkan pelaku baru lima bulan lalu bebas. Terakhir pelaku dihukum 12 tahun atas kasus 365 KUHP.

”Pelaku juga membongkar rumah warga di Kampung Bumi Jaya dan berhasil menggondol sepeda motor pemilik rumah,” kata Maryadi. Ditambahkan Maryadi saat ini jenazah Nada sudah diserahkan kepada pihak keluarganya dan langsung dimakamkan di Kotabumi. (jpnn)

http://www.batampos.co.id/kabur-tahanan-ditembak-mati.html

Oknum Polisi Tembak Mati Seorang Warga

Sabtu, 20 November 2010 15:46 WIB
KUPANG--MICOM:
Oknum anggota Polres Kota Kupang, di Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan menembak mati seorang warga di Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Jumat (19/11) petang.

Korban bernama Benyamin Nubatonis ditembak di leher bagian kiri dari jarak dekat setelah ditangkap terkait kasus penganiayaan yang dilakukannya pada 2006. Sebelum ditangkap, Benyamin naik bus dari Soe, Ibu Kota Kabupaten Timor Tengah Selatan tujuan Kota Kupang.

Polisi menerima informasi mengenai keberadaan Benyamin kemudian menangkapnya ketika tiba di Batu Putih, perbatasan Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Kupang.

Informasi yang dihimpun dari warga menyebutkan polisi langsung menodongkan pistol ke bagian leher Nubatonis untuk bermaksud menakut-nakuti. Akan tetapi, pistol yang ditodongkan tersebut tiba-tiba meledak mengakibatkan Nubatonis tewas.

Polisi beralasan, penembakan dilakukan karena Nubatonis berusaha melarikan diri begitu ditangkap. "Kenapa ditembak di bagian leher, harus ada penjelasan resmi dari Kapolres," tutur Kasat Reskrim Polres Kota Kupang Ajun Komisaris Yeter Selan kepada wartawan, Sabtu (20/11).

Jenasah Nubatonis langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara, namun baru diinformasikan kepada keluarga di Kelurahan Manutepen, Kota Kupang pada Sabtu pagi. Nubatonis meninggalkan seorang isteri dan tiga orang anak yang masih kecil. Keluarga korban minta polisi menanggung seluruh biaya hidup dan pendidikan ketiga anaknya sampai mereka dewasa dan bekerja. (PO/X-11)

http://www.mediaindonesia.com/read/2010/11/11/182909/129/101/Oknum-Polisi-Tembak-Mati-Seorang-Warga

Buronan Ditembak Mati di TTS

KUPANG, POS KUPANG.Com -- Tim buser yang terdiri dari lima orang anggota Kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Alak menembak mati Benyamin Nubatonis (25), tersangka kasus penganiayaan dan perusakan yang melarikan diri ke TTS.

Nubatonis ditembak anggota buser Polsekta Alak di kawasan Batu Putih, Jumat (19/11/2010) malam, sekitar pukul 22.30 wita, ketika dia berusaha melarikan diri ke arah Bena.
Nubatonis masuk dalam DPO Polsekta Alak karena terlibat penganiayaan terhadap John S Rajaka, S. H, tanggal 14 Oktober 2010 lalu serta merusak sepeda motor milik korban di Kelurahan Manutapen, Kecamatan Alak. Tersangka Benyamin Nubatonis lalu melarikan diri ke TTS.

Aparat Polsekta Alak mendapat informasi dari keluarga korban di TTS bahwa Benyamin Nubatonis sedang berada di TTS. Lima anggota buser dari Polsekta Alak pun langsung meluncur ke TTS untuk menangkap tersangka.

Pada Jumat (19/11/2010) malam sekitar pukul 22.30, tersangka sempat melintas di kawasan Batu Putih. Anggota Tim Buser yang sudah mengetahui keberadaan Benyamin Nubatonis langsung membuntutinya.

Diduga mengetahui sedang dibuntuti aparat kepolisian, dia berusaha melarikan diri ke arah Bena. Dia menghentikan sepeda motornya lalu melarikan diri.

Anggota Buser dari Polsekta Alak yang melihat pelaku berusaha melarikan lalu langsung mengeluarkan tembakan untuk melumpuhkannya, dengan mengarahkan tembakan ke kaki. Namun pada saat bersamaan Nubatonis melompat untuk tiarap. Ternyata muntahan peluru yang dilepaskan anggota buser bersarang di leher kanannya, tembus sampai di bahu kiri.
Sejumlah anggota Polsekta Alak sempat berusaha membawa Nubatonis yang sudah tertembak itu ke RSUD SoE, namun dalam perjalanan dia meninggal.

"Anggota kita sempat membawa dia ke SoE, tetapi sebelum sampai di RSU, dia meninggal," kata Kanit Reskrim Polsekta Alak, Aiptu Mikael Wila Here.

Kapolresta Kupang, AKBP Drs. Bambang Sugiarto melalui Kabag Binamitra, AKP Tobi Willahuki kepada wartawan di rumah duka di Kelurahan Manutapen, menjelaskan, Benyamin Nubatonis merupakan tersangka dalam kasus perusakan dan penganiayaan yang sedang dalam pencarian aparat Polsekta Alak.

"Korban tertembak pada bagian leher kanan saat berusaha melompat untuk menyembunyikan diri," kata Wilahuki.
Pihak keluarga Nubatonis sempat bersitegang di ruang jenazah Rumah Sakit Bhayangkara (RSB) Kupang, karena tanpa diketahui pihak keluarga besar korban, pihak kepolisian telah menyerahkan satu amplop sebagai uang duka kepada salah seorang anggota keluarga Nubatonis.

Mengetahui hal itu sejumlah anggota keluarga lainnya langsung mengembalikan uang tersebut kepada kepolisian. Keluarga menganggap pemberian uang duka itu tidak layak dilakukan di ruang jenazah.

"Rumah duka bukan di ruang jenazah seperti ini. Kalau ada keinginan seperti itu, kita harusnya bicarakan di rumah, bukan di sini tempatnya. Kembalikan uang itu," kata seorang anggota keluar korban yang tampak meradang ketika mengetahui adanya uang pemberian dari pihak kepolisian tersebut.

Bayu Mauta, salah seorang anggota keluarga korban, ketika menerima kehadiran aparat Polresta Kupang di rumah duka, meminta agar kepolisian bertanggung jawab terhadap masa depan tiga anak korban.
(ben/ll)

Lima Anggota Kepolisian Diperiksa

LIMA anggota tim buser Polsekta Alak yang menangkap dan menembak Benyamin Nubatonis sedang diperiksa intensif oleh Provos Polresta Kupang.

Kapolresta Kupang, AKBP Drs. Bambang Sugiarto, M.Si melalui Kabag Binamitra, AKP Tomi Wilahuki, mengatakan hal itu ketika dikonfirmasi wartawan di rumah duka, Kelurahan Manutapen, Sabtu (20/11/2010.

"Kelima anggota yang menangkap korban masih dalam pemeriksaan. Kita belum tahu seperti apa hasil pemeriksaanya karena pemeriksaan masih berlangsung," tegasnya.
Informasi yang dihimpun Pos Kupang, selain lima anggota kepolisian itu, Provos Polresta Kupang juga memeriksa sejumlah saksi, termasuk adik dari korban.
(ben/ll)

http://www.pos-kupang.com/read/artikel/55297/kupangnews/Buronan%20Ditembak%20Mati%20di%20TTS

Pelaku Penganiayaan Mengamuk di RSU Pandan Tapteng Aiptu Bona Siregar Kritis Diserang Pakai Parang dan Tombak 3 Korban Penganiayaan Kritis, 1 Tewas Pe

Posted in Berita Utama by Redaksi on November 21st, 2010

Sibolga (SIB)
AL (50) penduduk Desa Hajoran Kab Tapteng yang diduga sebagai pelaku kasus penganiayaan mengamuk di RSU Pandan. Seorang polisi Aiptu Bona Siregar yang sedang bertugas mendampingi korban penganiayaan mengambil visum di rumah sakit tersebut diserang membabi buta menggunakan parang dan tombak saat ini kritis dirawat di RSU Dr FL Tobing Sibolga.
Informasi yang diperoleh wartawan di RSU menjelaskan, sebelumnya beberapa jam lalu pelaku mengamuk di desanya di kawasan Batu Lobang Desa Hajoran dengan menyerang warga sekitar menggunakan tombak dan parang.
Sebanyak 4 warga sekitar dilaporkan menjadi korban masing-masing Eja Zaluchu (60) kritis mengalami luka dibagian kepala dan perut, Fate Zebua (70) kritis mengalami luka di perut, Sofa Gea (30) kritis mengalami luka di tangan dan Edi Lase (32) tewas di tempat kejadian diduga kehabisan darah.
Akibat kejadiaan tersebut, keluarga korban mengadukan pelaku ke Polsek Pandan dan saat mengambil visum di RSU Pandan tiba-tiba pelaku muncul membawa parang dan tombak langsung menyerang Aiptu Bona.
Akibat serangan itu, Aiptu Bona mengalami luka di bagian kepala, perut, kaki dan tangan selanjutnya Aiptu Bona melakukan tembakan peringatan ke atas dengan maksud menghentikan serangan pelaku, namun pelaku tetap menyerang hingga akhirnya tembakan diarahkan tepat di dada hingga pelaku tewas.
Guna pertolongan lebih lanjut Aiptu Bona dibawa ke RSU Dr FL Tobing Sibolga dan oleh tim dokter langsung mengambil tindakan operasi.
Kapolres Tapteng AKBP Dicky P Negara SIK yang ditanyai wartawan saat membezuk Aiptu Bona di RSU Dr FL Tobing Sibolga menambahkan, penembakan yang dilakukan sudah sesuai prosedur.
“Bona masih dioperasi oleh tim dokter guna penyelamatan karena banyak mengeluarkan darah akibat luka yang dialami,” katanya seraya menjelaskan, mayat pelaku termasuk mayat salah satu korban penganiayaan yang tewas sudah dibawa ke RUS Pandan. Sedangkan korban penganiayaan lainnya masih mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Ia menambahkan, motif penyerangan yang dilakukan pelaku belum diketahui termasuk kejadian sebelumnya yang mengakibatkan pelaku mengamuk di desanya. “Motif penyerangan dan kejadian yang menyebabkan pelaku menyerang warga sekitarnya masih dalam penyelidikan,” katanya. (T3/y)

http://hariansib.com/?p=152248

Saturday 20 November 2010

Jukir ditembak, perintah mantan Kapoltabes

(WOL Photo)

SATURDAY, 20 NOVEMBER 2010 07:18
MEDAN – Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Irjen Oegroseno menegaskan, penembakkan Zainal Abidin Nasution juru parkir (jukir) yang dituduh membunuh Direktur PT Sewangi Sejati Luhur Medan, Kesuma Wijaya, atas perintah Mantan Kapoltabes Medan (sekarang Polresta Medan-red) Kombes Pol Imam Margono.

" Hasil keterangan saksi yang kita himpun Dit Reskrim Poldasu penembakkan terhadap Zainal Abidin Nasution atas perintah Mantan Kapoltabes Medan," jelas mantan Kabis Propam Mabes Polri, pagi ini.

Menurut Kapolda Sumut, setelah kita panggil dan periksa serta diminta penjelasan, saksi mengatakan penembakkan atas adanya perintah mantan Kapoltabes Medan Kombes Imam Margono.

" Itu penjelasan dari kesaksian yang disampaikan mantan Kanit Reskrim dan anggota Polsek Medan Kota yang terlibat dalam penembakan,” katanya.

Ditanya wartawan apakah, Mantan Kapoltabes Medan itu akan diperiksa, Jenderal Bintang Dua ini menyatakan, pemeriksaan belum dilakukan. Pihaknya masih menunggu kelengkapan BAP dari saksi-saksi.

"Kita akan proses kasus penembakkan Zainal sampai ke pengadilan," tegas Kapolda Sumut.

Mengenai mantan Kapolsek Medan Kota AKP Darwin Ginting diduga terlibat dalam kasus penembakan Zainal Abidin, Kapolda Sumut menjelaskan, yang diduga terlibat akan kita periksa.

"Saat ini Dit Reskrim Poldasu sudah memeriksa Zainal Abidin, istrinya, mantan Kanit Reskrim Polsek Medan Kota dan anggota yang terlibat dalam peristiwa penembakkan," jelas Oegroseno.

Disinggung penembakkan Zainal Abidin yang dilakukan anggota Polsek Medan Kota itu adalah tindak pidana penganiayaan, Kapolda menjelaskan, anggota yang terlibat kini sudah diproses etika profesi dan sudah dijatuhkan sangsi.

Sebelumnya, Kapolda Sumut juga menyatakan, Tim Propam dan Direskrim Polda Sumut tengah mendalami dugaan keterlibatan Kombes Pol Imam Margono dalam kasus itu. Bentuk pendalaman dilakukan tim Propam dan Direskrim adalah mengumpulkan bukti dan keterangan saksi untuk memastikan apakah mantan Kapolresta Medan itu memang terlibat atau tidak.

Dari pengumpulan bukti dan keterangan ini, diketahui apakah perintah tembak yang dilakukan anggota Polsekta Medan Kota merupakan terstruktur atau tidak dari atasannya.

Seperti diberitakan, pada 25 Mei 2009, Zainal Abidin ditangkap dari rumahnya dan mengalami penyiksaan dari oknum Polsek Medan Kota diduga dipaksa mengaku sebagai pelaku pembunuhan Kesuma Wijaya. Metode penangkapan yang digunakan lebih kepada penculikan daripada sebuah penangkapan.

Polisi membawa Zainal dengan sebuah mobil dan berputar-putar keliling kota, bukannya langsung menuju kantor polisi. Di sebuah tempat, Zainal diturunkan, dan di sana dieksekusi tembak oleh polisi, padahal saat itu Zainal sudah tidak berdaya. Akibatnya hingga saat ini proyektil peluru belum bisa diambil dari kakinya.

Setelah melalui proses penyidikan diduga diwarnai penyiksaan, BAP Zainal pun akhirnya tuntas diselesaikan aparat kepolisian yang kemudian dinyatakan P21 oleh Kejaksaan Negeri Medan, setelah itu, Zainal kemudian diadili di Pengadilan Negeri Medan, didakwa melakukan pembunuhan keji.

Setelah melalui proses persidangan yang panjang, majelis hakim membebaskan Zainal karena tidak terbukti melakukan perbuatan pidana. Pasca putusa bebas itu, Zainal, istrinya bersama kuasa hukumnya pun mulai bergerilya mencari keadilan menuntut polisi yang telah menembaknya. Laporan pengaduan masuk ke Propam Poldasu. Bahkan, kuasa hukumnya telah membawa Zainal kehadapan Kapoldasu Irjen Oegroseno di Polda Sumut.

Editor: SASTROY BANGUN
(dat03/waspada)


http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=157515:jukir-ditembak-perintah-mantan-kapoltabes&catid=14:medan&Itemid=27

Gembong Pencuri Motor dan Jambret Tewas Ditembak

Sabtu, 20 November 2010

Gembong Pencuri Motor dan Jambret Tewas Ditembak

4 Rekannya Diringkus, Seorang Didor 2 Kali

SAMARINDA. Komplotan gembong pencuri motor dan jambret yang selama ini meresahkan warga Kota Tepian, akhirnya digulung polisi. Dua penjahat dilumpuhkan dengan timah panas, karena berontak dan coba melawan saat diminta menunjukkan tempat mereka beraksi pada Jumat (19/11) sekitar pukul 04.00 Wita dini hari kemarin.
Mereka adalah Hasanudin alias Udin (30), warga Tanah Merah, Samarinda Utara dan Sahrudin (28), warga Jl Bung Tomo, Sungai Keledang, Samarinda Seberang. Bahkan Udin meregang nyawa karena kehabisan darah saat menjalani perawatan di RSUD AW Sjahranie. Diduga kuat timah panas petugas mengenai pembuluh darahnya.
Sahrudin lebih beruntung. Meski diterjang dua peluru di paha dan betis kirinya, ia masih selamat. Selain mereka, tiga anggota komplotan lainnya juga diringkus. Yakni Andi Endang (30) dan Zainal (30), warga Samarinda Seberang serta Aditya (31), warga Malinau.
Informasi yang dihimpun Sapos di Polresta Samarinda, komplotan ini terkenal licin saat hendak ditangkap. Mereka sudah masuk target operasi (TO) petugas sejak Oktober lalu. Diduga kuat, mereka beberapa kali terlibat serangkaian kasus penjambretan dan pencurian motor.
Dari tangan komplotan yang tak segan bertindak beringas ini, polisi menyita 12 unit morot dari berbagai merek. Termasuk 11 ponsel jam tangan yang diperoleh dari hasil menjambret. Petugas juga mengamankan beberapa kunci model T dan suku cadang motor yang sudah dipreteli.
Penangkapan komplotan begundal yang paling diburu ini, berawal dari tertangkapnya Zainal. Saat itu anggota Unit Operasional Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Samarinda yang melakukan penyelidikan, mendapat kabar kalau Zainal dan Aditya hendak mengirim motor curian ke luar daerah.
Minggu (14/11) malam, saat memasukkan sebuah motor merek Yamaha Mio ke sebuah mobil di Jl DI Pandjaitan, Samarinda Utara, Zainal dan Aditya pun disergap petugas.
"Dari situ, penyelidikan dikembangkan. Kedua pelaku (Aditya dan Zainal, Red) mengaku masih ada komplotan yang lain. Kami pun mendalami penyelidikan," ujar Kapolresta Samarinda Kombes Pol M Arkan Hamzah, melalui Kabag Ops Polresta Samarinda Kompol A Yusep Gunawan SIK.
Dari hasil penyelidikan, kembali petugas memperoleh informasi kalau komplotan ini menyimpan barang hasil kejahatan di sebuah rumah di Tanah Merah. Petugas lalu bergerak mendatangi tempat yang dimaksud. Begitu tiba di tempat yang ditunjukkan Zainal, petugas berpencar.
"Sebelum masuk rumah, kami sempat melihat ada sekitar 7 motor dibiarkan terparkir di halaman. Beberapa suku cadang motor lain juga ada di situ," ungkap Yusep.
Tanpa ragu, petugas langsung melakukan penggerebekan. Tahu hendak ditangkap, Udin mencoba kabur melalui pintu belakang. Namun berhasil digagalkan dan dia pun ditangkap. Petugas juga memperoleh 5 motor yang disembunyikan di dalam rumah.
Petugas lalu menuju ke sebuah rumah di Jl Bung Tomo, Samarinda Seberang. Di situ petugas menciduk Andi dan Sahrudin. Keduanya kemudian ikut dibawa ke kantor polisi. Setelah menjalani pemeriksaan dan mengakui segala perbuatan, Sahrudin dan Udin dikeler untuk menunjukkan di mana saja pernah beraksi.
Tanpa disangka petugas, Udin dan Sahrudin berontak. Meski dengan tangan terborgol, mereka nekat mendorong petugas yang mengawal. Bahkan begitu melihat petugas terjatuh, Udin dan Sahrudin makin bernapsu menyerang.
"Karena tindakan kedua pelaku ini (Sahrudin dan Udin, Red) sudah membahayakan, kami terpaksa melakukan tindakan tegas. Mereka pun kami lumpuhkan dengan tembakan di kaki," tegas Yusep.
Udin dan Sahrudin pun terkapar tidak berdaya. Keduanya lalu dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Diduga mengalami pendarahan hebat akibat peluru yang bersarang di kakinya mengenai pembuluh darah, Udin pun menghembuskan napas di IGD rumah sakit pemerintah terbesar di Kaltim itu.
"Salah seorang pelaku (Udin, Red) memang tewas saat dirawat di rumah sakit. Sedangkan pelaku lain yang ditembak selamat," tandas Yusep.
Jasad Udin pun disemayamkan di kamar mayat rumah sakit, sementara menunggu keluarganya yang disebut berada di Pulau Sulawesi tiba untuk memakamkan. "Kalau pelaku lain yang selamat (Sahrudin, Zainal, Aditya dan Andi, Red) masih kami periksa intensif," pungkas Yusep. (rin/rm-1)

http://www.sapos.co.id/index.php/berita/detail/Rubrik/9/9656

Polisi Diduga Tembak Mati Warga

TEMPO Interaktif, Kupang - Oknum anggota polisi Kepolisian Resort Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan diduga menembak mati seorang warga Kelurahan Manutapen, Kecamatan Alak, Kota Kupang.

Korban ditembak di Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Jumat (19/11) petang.

Informasi yang dihimpun, korban bernama Benyamin Nubatonis. Dia ditembak di bagian kiri leher dari jarak dekat, setelah ditangkap terkait kasus penganiayaan yang dilakukannya pada 2006.

Benyamin naik bis dari Soe, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Selatan, menuju Kota Kupang. Polisi diduga menangkapnya ketika Benyamin tiba di Batu Putih, perbatasan Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Kupang.

Warga menyebutkan orang yang diduga polisi itu langsung menodongkan pistol ke bagian leher Benyamin untuk menakut-nakuti korban. Namun, pistol yang ditodongkan tersebut tiba-tiba meledak dan menewaskan Benyamin.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Kupang Ajun Komisaris Yeter Selan mengatakan setelah dilakukan visum ditemukan ada peluru di bagian leher korban.. Rencananya polisi melakukan auotopsi, namun ditolak oleh keluarga, karena sudah mengetahui bahwa korban ditembak. "Benar, ada peluru di leher korban," kata Yeter kepada wartawan di Kupang, Sabtu (20/11).

Namun, Yeter enggan menjelaskan lebih jauh tentang penembakan dan pelaku penembakan. "Kenapa ia ditembak dileher, bukan kewenangan saya menjawab," katanya.

Jenasah Benyamin langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara, namun baru diinformasikan kepada keluarga di Kelurahan Manutepen, Kota Kupang pada Sabtu pagi. Nubatonis meninggalkan seorang isteri dan tiga orang anak yang masih kecil.

Kornelis, salah satu keluarga korban, meminta polisi membuat surat perjanjian untuk menanggung seluruh biaya hidup dan pendidikan ketiga anak korban yang berumur antara 2-5 tahun, hingga dewasa dan bekerja. "Kita minta polisi membiayai pendidikan ketiga anaknya hingga bekerja," katanya.

YOHANES SEO


http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa_lainnya/2010/11/20/brk,20101120-293069,id.html

Friday 19 November 2010

Dituduh Merampok, Dua Warga Ditembak Polisi


Minggu, 07 November 2010 , 12:06:00

PEKANBARU - - Dituduh merampok uang senilai Rp 60 juta di wilayah Lubuk Jambi, Suan (28) dan Tofik (18) warga Desa Pangean, Kecamatan Taluk Kuantan, Kabupaten Kuansing, ditembak jajaran Kepolisian Resort Kuansing beberapa hari lalu. Akibatnya kedua korban tersebut kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru.

Kapolres Kuantan Singingi, AKBP Ristiawan Bulkhaini saat dihubungi Riau Pos (grup JPNN) membantah kalau dikatakan pihaknya menuduh dua orang tersangka tersebut. Dikatakan, berdasarkan penyelidikan yang telah mereka lakukan, memang ada lima tersangka yang ditangkap oleh anggotanya. Lima orang tersangka tersebut adalah pelaku pencurian karet.

‘’Memang kami menangkap ninja karet yang telah meresahkan warga. Mereka kerap beraksi beberapa waktu belakangan ini dan mengakibatkan warga menderita kerugian puluhan juta rupiah. Yang melakukan penangkapan adalah Polsek Kuantan Tengah,’’ ujar Ristiawan.

Kapolsek Kuantan Tengah, AKP Supriyono saat dikonfirmasi Riau Pos juga membenarkan kalau mereka menangkap ninja sawit. Saat proses penangkapan tersebut mereka lakukan, beberapa orang tersangka melakukan perlawanan terhadap petugas dan berusaha melarikan diri. ‘’Memang anggota saya menembak beberapa orang dari tersangka, namun itu tentunya setelah kami melepaskan tembakan peringatan keatas. Namun karena tetap lari akhirnya anggota melepaskan tembakan. Kami juga tidak mau bertindak gegabah,’’ ujar Supriyono.

Ditempat berbeda, Kabid Humas Polda Riau, AKBP S. Pandiangan juga mengatakan, anggota polisi tidak akan bertindak gegabah. ‘’Mereka itu pelaku tindak kriminal, tentunya mereka akan membela diri tapi saya yakin kalau anggota polisi tidak akan bertindak gegabah,’’ ujar Pandiangan.

Sementara, berdasarkan pengakuan Suan dan Tofik saat ditemui diruangan Cendrawasih II RSUD Arifin Achmad, Sabtu (6/11) mereka mengaku ditembak. Diceritakan Suan, saat itu ia dan keempat teman lainnya yakni Tofik, Iles, Indra, dan Rian sedang asyik ngumpul di sebuah Cafe Evi yang berada di Jalan Simpang Sako, Sabtu pekan lalu (30/10) sekira pukul 10:00 Wib. Namun, saat akan memakan mie rebus yang mereka pesan, tiba-tiba datang empat orang polisi menangkap dirinya dan keempat temannya yang kemudian di giring ke mobil yang mereka bawa.

“Dengan cara paksa kami dimasukkan ke dalam satu mobil. Di situ kami ditanya apakah kami yang merampok uang di wilayah Lubuk Jambi dan kami juga dipaksa mengakui bahwa kamilah pelakunya, padahal kami sama sekali tidak melakukannya. Karena kami tidak mengakuinya saya dan teman saya Tofik ditembak. Untuk Tofik mengalami tembakan pada paha kaki sebelah kanan, sedangkan saya (Suan_red) mengalami tembakan pada betis dan paha kiri,’’ ungkapnya. Suan juga mengakui bahwa pencurian getah karet yang beratnya sekitar 150 kg, dirinya memang melakukanya. Namun untuk perampokkan yang berada di wilayah Lubuk Jambi ia sama sekali tidak pernah melakukannya.

“Masa kami dituduh merampok, pada hal kami sama sekali tidak pernah merampok, kenapa kami harus menjadi sasaran tembak dan tembakan itu juga tidak jelas apa penyebabnya,” katanya dengan nada lemah.
(rul/*5)

http://www.jpnn.com/read/2010/11/07/76448/Dituduh-Merampok,-Dua-Warga-Ditembak-Polisi-